Tempe di Indonesia Langka, Pakar Ekonomi Berikan Solusi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 04 Jan 2021 22:24 WIB

Tempe di Indonesia Langka, Pakar Ekonomi Berikan Solusi

i

Pakar Ekonomi, Dr. Ir. Jamhadi, MBA., . SP/ MOCHAMMAD KASYFI FAHMI

SURABAYAPAGI,Surabaya - Pakar Ekonomi, Dr. Ir. Jamhadi, MBA., berikan solusi terkait langkanya tempe di Surabaya. Dirinya menilai, pemerintah tak boleh lengah terhadap tata kelola lahan pertanian. 

 Problematika situasi pandemi juga tengah dirasakan oleh penjual tempe di Surabaya. Harga kedelai yang awalnya Rp.6500 kini membludak hingga Rp.9500 sampai Rp.10.000 per kilogramnya.Hal ini rupanya juga dipengaruhi oleh situasi dinamika ekonomi global yang terkontraksi karena pandemi.

Baca Juga: Rasio Utang Indonesia, Diprediksi Naik 47 Persen di Tahun 2022

 Dari fenomena naik nya harga kedelai dan langkanya tempe di Surabaya, Dr. Ir. Jamhadi, MBA., selaku Ketua Umum (Yayasan Kedaulatan Pangan Nasional) YKPN Jatim menyampaikan beberapa solusi. Solusi tersebut dinilai sangat berguna untuk jangka pendek menengah dan jangka panjang.

 Masyarakat harus mengonsumsi makanan sejenis sebagai substitusi, tutur Jamhadi, sehingga dapat menurunkan 'demand' kedelai agar tetap sehat. Selain itu, Jamhadi juga menghimbau para Akademisi untuk turut membantu dalam memecahkan problematika yang terjadi.

Baca Juga: Jamhadi: Pangusaha yang Cash Flownya Bagus, Harus Sabar!

 "Akademisi bisa hadir dengan melibatkan hasil riset pertanian dengan bibit unggul dan pola tanam sehingga lahan pertanian yang cenderung kusut dapat tetap menghasilkan produktivitas yang bagus. Nantinya, jumlah produksi akan meningkat dan harga kedelai akan menurun, yang lambat laun akan memungkinkan tanpa import," paparnya saat diwawancarai melalui pesan teks.Senin (4/1/2020).

 Selain peran dari masyarakat dan akademisi, tentunya problematika yang dihadapi masyarakat pada saat ini tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah. Sebagai pengatur regulasi dan kebijakan, Dr. Ir. Jamhadi, MBA., mengatakan bahwa pemerintah harus mencari solusi yang tepat tanpa menggantungkan import.

Baca Juga: Sukses Produksi Tempe hingga 2.500 Kilogram Per Hari

 "Pemerintah harus menetapkan 'Law Enforcement' dalam tata guna lahan pertanian dan tata ruang yang diarahkan pembangunan dengan pola 'Vertical Development'. Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kedelai secara swasembada tanpa bergantung pada import. Hal itu tentu sangat menghemat devisa," papar solusi yang diungkapkan oleh Dr. Ir. Jamhadi, MBA. mbi

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU