Ternak Tikus, Pasutri di Jombang Hasilkan Jutaan Rupiah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Sep 2020 14:50 WIB

Ternak Tikus, Pasutri di Jombang Hasilkan Jutaan Rupiah

i

Ternak Tikus Mencit milik Wahyuni. (SP/M. Yusuf)

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Banyak usaha ternak kecil yang hasilnya menjanjikan. Salah satunya yaitu ternak tikus putih. Disamping mudah, di masa pandemi Covid-19 saat ini, usaha ternak tikus masih bertahan.

Seperti halnya pasangan suami istri Joko Suwanto (30), dan Wahyuni Widarti (28), warga Dusun/Desa Sukoiber, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pasutri ini beternak Tikus Mencit (Mus Musculus) dan Tikus Jepang di rumahnya.

Baca Juga: Warga Terdampak Tanah Gerak di Jombang Bakal Dapat Bantuan Peralatan Isi Huntara

Wahyuni Widarti mengatakan, bahwa dia bersama suaminya mulai beternak Tikus Mencit dan Tikus Jepang sejak 5 tahun silam, tepatnya pada tahun 2015. Berawal memelihara sedikit, karena sedikit yang beternak akhirnya dijadikan induk.

"Saya inisiatif untuk beternak. Setelah di indukkan akhirnya semakin banyak. Sekarang sampai kewalahan menerima permintaan dari customer," katanya, kepada jurnalis, Rabu (09/9/2020).

Wahyuni menjelaskan, tikus yang diternak oleh dirinya jenis Tikus Mencit, tikusnya itu kecil berwarna putih. Sedangkan Tikus Jepang, berwarna tapi tidak putih, belang seperti sapi.

"Tikus ini buat praktikum, makan ular, makan biawak, burung elang, burung hantu. Dan kadangkala juga bisa dibuat untuk hiasan," jelasnya.

Menurut pengakuan Wahyuni, dirinya beternak tikus ini tidak merasa jijik atau risih. Karena beternak Tikus Mencit dan Tikus Jepang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah sampai jutaan.

"Saya kirim ke Jakarta, Yogyakarta, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Gresik, Malang. Dan banyak juga pembeli yang datang langsung ke rumah," akunya.

Baca Juga: Silpa Dana Desa untuk Pengerjaan Tempat Parkir di Mancilan Jombang, BPD: Salahi Aturan

Wahyuni memaparkan, sekali kiriim ada yang minta 500 ekor, 200 ekor, atau indukan. Untuk harga tergantung dari ukuran, mulai dari Rp 1000 - Rp 4000. Kalau paket induk harga beda.

"Paket induk yakni satu jantan dan empat betina, harga dipatok Rp 60 ribu - Rp 70 ribu. Karena kan saya tidak bikin sendiri, jadi harga dibawah standar. Kalau standarnya sekitar Rp 100 ribuan," paparnya.

Untuk saat ini, lanjut Wahyuni, pengiriman agak kendor. Hal itu karena dampak dari pandemi Covid-19. Selain itu, ular saat ini mengalami musim kawin. Jadi kiriman agak telat.

"Dalam sehari, saya bisa kirim tikus sebanyak 200 hingga 500 ekor. Kalau misah dari anak, dalam satu hari bisa mencapai 300 ekor," ujarnya.

Baca Juga: Tanggapan Pj Bupati Jombang Usai Namanya Dikaitkan Masuk Bursa Pilbup 2024

Untuk omset Wahyuni, rata-rata tiap bulan bersih bisa mencapai Rp 7 juta. Saat ini, ternak tikus miliknya berjumlah sekitar 2000 lebih indukan. "Beda dengan yang masih kecil-kecil," cetusnya.

Dengan suasana sepi seperti saat ini, Wahyuni malah bisa santai. Pasalnya, dirinya bisa menyisihkan antara yang jantan dan yang betina.

"Jadi disendirikan antara yang jantan dan betina. Nanti kalau saat ramai, kan bisa buat induk. Buat saya, sepi atau ramai nggak ada masalah," tandasnya.

Sedangkan untuk kotoran tikus-tikus ternaknya, Wahyuni memanfaatkan digunakan sebagai pupuk kompos. "Karena kan saya juga jual bunga hias. Jadi kotoran tikus nggak ada yang tersisa," pungkasnya.Suf

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU