Terpisah dari Keluarga dan Hadapi Stigma Kusta Selama 30 Tahun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Mei 2021 10:26 WIB

Terpisah dari Keluarga dan Hadapi Stigma Kusta Selama 30 Tahun

i

Sardi. SP/ NGK

SURABAYAPAGI.com, Nganjuk - Sardi yang hampir 30 tahun ini hidup tersiksa karena harus tinggal terpisah dari keluarganya dan juga harus menghadapi stigma akibat mengidap penyakit kusta. Tidak hanya harus tinggal terpisah dari keluarganya, dia juga harus menghadapi stigma.

Penyakit akibat bakteri mycobacterium leprae membuatnya harus berpisah dengan dengan istrinya. Beberapa saat kemudian dia juga harus tinggal terpisah dari keluarganya. Sebab, mereka tidak ingin tertular penyakit tersebut.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Dalam kesedihannya, pria yang sehari-hari hanya mencari rumput untuk pakan kambing dan sapi itu hanya bisa pasrah. Dia pun menempati gubuk beratap jerami di dekat kandang kambing dan kandang sapi di rumahnya.

Selain itu, akibat penyakit kusta yang ida derita tersebut, ada bagian tubuhnya yang tidak sama dengan orang kebanyakan. Salah satunya, jari-jari tangannya banyak yang peretel. Terutama ibu jari tangan kiri yang nyaris habis. Adapun beberapa jari lain di tangan kiri juga tidak utuh lagi. Sebagian terlihat melengkung.

Kondisi jari tangan kanannya juga tak lebih baik. Beberapa jarinya melengkung dan sebagian sudah tidak utuh. “Sebelumnya juga baik-baik saja,” lanjutnya, Selasa (18/5/2021).

Saat itu, tangan, kaki, hingga kulitnya terasa sakit. Setelah diperiksakan ke dokter, dia divonis menderita penyakit kusta. “Tidak tahu tertular dari siapa. Tiba-tiba saja diberitahu kalau menderita penyakit kusta,” urainya.

Hingga saat ini Sardi hanya dirawat oleh keluarganya. Kakaknya yang bertugas membuatkan makanan. Dia bersyukur karena tetangganya juga banyak yang peduli.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

Hidup terasing di keramaian, agaknya Sardi sudah terbiasa. Dia menyadari jika penyakitnya mudah menular. Tentunya, tidak ada orang yang ingin tertular. Keluarga terdekatnya sekali pun.

Puluhan tahun tinggal sendiri, radio merupakan satu-satunya teman Sardi. Selain mendengarkan lagu-lagu lawas, biasanya dia juga memutar gending kesukaannya.

Setelah puluhan tahun melawan kusta, Sardi bersyukur mulai mendapat penanganan medis yang layak sejak sekitar 10 tahun lalu. Sebelumnya dia hanya mengonsumsi obat untuk mengeringkan lukanya. Akibatnya, beberapa jarinya peretel diserang bakteri leprae.

Baca Juga: RSUD Bangil Miliki Gedung Instalasi Farmasi dan Dropzone Instalasi Gawat Darurat

Sekitar 10 tahun menjalani pengobatan, petugas medis menyatakan pengobatannya sudah tuntas. Dia juga dinyatakan sembuh dari kusta.

Meski kondisinya sudah jauh lebih baik dari puluhan tahun lalu, ada satu hal yang masih mengganjal di benaknya. Sardi yang sudah sembuh dari kusta ingin kembali bermasyarakat.

Walaupun saat ini keluarga sudah terbiasa berkomunikasi dengannya, Sardi sadar jika masih banyak tetangganya yang takut. “Sebelum mereka menghindar, biasanya saya menghindar duluan,” kenangnya kangen akan masa-masa mudanya dulu saat belum terkena kusta. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU