Tiga Pengusaha Muda Edukasi Seks Lewat Produk Liquid

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Apr 2021 21:14 WIB

Tiga Pengusaha Muda Edukasi Seks Lewat Produk Liquid

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Tiga pengusaha muda pemilik Vape East Movement (VEM) tergerak mengampanyekan seks edukasi melalui sebuah produk liquid yang diberi nama Splitz. Mereka adalah Grady Letik, William Kevin, dan Harry Dwijaya.

Adapun alasan/pendorong tiga pengusaha muda asal Surabaya dan Bandung itu bereaksi karena prihatin kurangnya edukasi mengenai seks di kalangan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Apindo Sebut 1 Juta Pekerja Kena PHK pada 2022

"Banyak hal yang sebenernya gak harus terjadi dengan informasi yang benar. Sayangnya di Indonesia sendiri perbincangan mengenai seks meskipun sifatnya edukatif itu masih terlalu tabuh, akhirnya punya dampak negatif juga terutama di kalangan anak muda," kata Grady Letik, Jumat (9/4/2021).

Ketiga pengusaha muda itu berangkat dari data yang dilansir dari sebuah artikel berita yang menyebut permintaan pernikahan dini anak usia muda di Indonesia pada Januari hingga Juni 2020 menyentuh angka 34.000 jiwa.

"Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya permohonan pernikahan dini, kehamilan diluar nikah contohnya. Selain itu kurangnya edukasi mengenai seks juga membawa petaka buruk lainnya. Salah satu seperti dilansir dari data KEMENKES RI kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 398.784 kasus dan diprediksi akan mencapai 500.000 kasus di akhir tahun ini," tambah Grady.

Dengan keresahan itu, mereka kemudian mengeluarkan sebuah produk liquid vape dan bekerjasama dengan sebuah brand alat kontrasepsi, Sensitif Vivo yang pangsa pasarnya memang anak muda diatas 21 tahun hingga orang dewasa.

"Nah kampanye ini dimulai dari apa yang kami bisa lakukan. Kebetulan baik personal maupun komunitas vape juga cukup banyak. Syarat untuk bisa vape kan 18 tahun keatas, nah produk kami ini diluncurkan sekaligus mengampanyekan penggunaan kondom mencegah penyakit menular seksual, kehamilan diluar nikah maupun program keluarga berencana guna menekan laju pertumbuhan penduduk," timpal William Kevin.

Baca Juga: Gapmmi Optimistis Industri Mamin Siap Hadapi Berbagai Guncangan di 2023

Meski begitu, ketiga pengusaha muda itu tak menampik gebrakan kampanye itu akan menuai kritikan dari berbagai kalangan.

Ia menjelaskan, kampanye tersebut bukan ditujukan kepada kebebasan seks, melainkan lebih kepada kesiapan mental masyarakat untuk menerima informasi mengenai seks yang baik dan benar.

"Tentu ini bukan mendukung gerakan seks bebas. Itu malah kontraproduktif. Nantinya setiap produk yang kami jual berupa liquid dan kondom ini akan diberikan secara selektif. Pembeli pasti akan bertanya kepada pemilik store, nah dari situ mereka kita bekali tentang penyampaian-penyampaian yang baik mengenai regulasi seks," terangnya.

Baca Juga: Pesan Kemenaker ke Pengusaha: Jadikan PHK Solusi Terakhir

Liquid vape Splitz yang diproduksi oleh VEM itu akan dibandrol seharga 185 ribu.

Setiap pembelian liquid, maka akan mendapatkan satu bungkus kondom secara gratis.

Mereka berharap agar kampanye pencegahan HIV Aids dan hal buruk tentang seks lainnya, bisa diminimalkan melakui edukasi seks secara terbuka di Indonesia, salah satunya dengan meluncurkan liquid Splitz yang akan hadir di vapesotre seluruh Indonesia. jul

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU