Tiga Tahun Berturut-turut, Produksi Padi Jatim Tertinggi di Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 28 Mei 2023 12:32 WIB

Tiga Tahun Berturut-turut, Produksi Padi Jatim Tertinggi di Indonesia

i

Gubernur Khofifah saat panen raya padi varietas Inpari 32 di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Sabtu (27/5/2023). Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Blitar – Luas lahan tanam padi di Provinsi Jawa Timur (Jatim) terus berkurang. Kendati demikian, jumlah panen padi Jatim tetap tertinggi se-Indonesia.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Jatim sudah menjadi penghasil padi terbesar nasional selama tiga tahun berturut-turut.

Baca Juga: Hanya 130 Juta, UPT Keramik di Malang Perlu Dukungan Pemprov Jatim

"Daerah penghasil padi terbesar itu bukan Karawang, tapi Ngawi, Madiun dan Ponorogo," kata Khofifah saat berdialog dengan kelompok tani Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Sabtu (27/5/2023).

Menurutnya, selama tiga tahun terakhir, sejak 2020, Jawa Timur menjadi penghasil beras terbesar nasional.

"Pada tahun 2020, tahun 2021, dan 2022, tiga tahun terakhir produksi padi dan beras di Jawa Timur tertinggi di antara provinsi di seluruh Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya mengatakan, produksi gabah Jatim terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi yang terbesar di tingkat nasional.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Jatim, total ada 95,3 juta ton padi yang dihasilkan selama tahun 2022. Jumlah tersebut didapat dari luas lahan tanam padi yang terus menyusut. Rudi mengatakan, pihaknya menargetkan kenaikan sebesar sekitar 10 persen menjadi 10,5 juta ton di tahun 2023.

"Dengan intensifikasi produksi pertanian yang kita galakkan, kenaikan 10 persen seharusnya dapat dicapai," ujar Dydik.

Menurutnya, prestasi sektor pertanian Jatim dalam produksi gabah dapat terus ditingkatkan meskipun dari tahun ke tahun lahan pertanian terus berkurang.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi dan Masyarakat Terlindungi

Sejumlah strategi pun akan dilakukan oleh Dinas Pertanian Jatim untuk memenuhi target capaian produksi Gabah Kering Giling yang telah ditentukan tersebut. Salah satunya yakni dengan mengantisipasi dampak dari Elnino yang diprediksi BMKG akan masuk ke Indonesia.

Dinas Pertanian Jatim pun mulai melakukan intensifikasi tanaman, yakni dengan cara memberikan bantuan benih yang bermutu sehingga lebih banyak bulir padi yang dihasilkan. Selain itu, benih yang diberikan ini juga memiliki masa panen padi yang relatif lebih singkat.

“Semoga Elnino ini tidak berdampak pada petani, makanya sudah kami gerakkan di beberapa wilayah itu untuk normalisasi, pemberian bibit umur pendek,” ucapnya,

Tak hanya itu, lanjut Dydik, kenaikan produktivitas juga dapat diraih berkat semakin luasnya penggunaan peralatan pertanian berteknologi modern. Pemprov Jatim akan melakukan optimasi pemberian mesin combine harvest yang akan mempercepat proses panen dan signifikan mengurangi loses gabah saat dipanen.

Baca Juga: Pemprov Jatim Siap Bantu Rekonstruksi Bangunan Terdampak Gempa

“Mengurangi loses menggunakan combine harvest itu mampu save 10 persen, jadi tapi jika target kita produksi gabah mencapai 10,5 juta ton, 10 persennya saja sudah 1 juta ton lebih. Maka ini penting,” jelasnya.

“Kalau di Jawa Timur tidak ada penambahan luasan lahan ya, yang ada justru terus berkurang untuk tol, bangunan dan lain-lain,” imbuhnya.

Adapun terobosan lain yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Jatim yakni dengan memberikan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada petani. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk peringatan dini atas ancaman Elnino ke sektor pertanian Jawa Timur.

“Kami gerakkan AUTP itu early warning system untuk pemberitahuan awal,” tutupnya. blt

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU