Tiga Warga Jatim Meninggal Dunia Usai Vaksinasi Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 15 Jun 2021 22:14 WIB

Tiga Warga Jatim Meninggal Dunia Usai Vaksinasi Covid-19

i

Suasana rumah Jusandi di daerah Sedayu, Krembangan, Selasa (15/6/2021) kemarin. SP/Anggadia Muhammad

Dua Warga Sedayu, Krembangan Surabaya dan Satu Orang Warga Situbondo. Diduga usai Divaksin Vaksin AstraZeneca. Rata-rata Mereka Memiliki Penyakit Bawaan saat Disuntik Vaksin

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Bagikan Tips Rumah Aman Saat Mudik Lebaran

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Dalam satu pekan terakhir, ada beberapa orang di Jawa Timur meninggal dunia pasca mengikuti vaksinasi Covid-19 yang disediakan pada bulan Juni 2021 ini. Kejadian pertama ditemukan di Situbondo, kemudian yang terbaru, Selasa (15/6/2021) kemarin, dua warga Sedayu, Krembangan Surabaya, juga meninggal dunia yang diduga usai melakukan vaksinasi Covid-19. Diduga vaksin yang dipakai yakni vaksin AstraZeneca.

Dari informasi yang dihimpun wartawan Surabaya Pagi dari pihak keluarga korban yang tinggal di Jalan Sedayu, RW03, Kecamatan Krembangan Surabaya, yang menjadi "korban" pasca vaksinasi yakni bernama Jusandi dan Suparno.

Baik Jusandi dan Suparno, sama-sama meninggal di malam hari pasca menerima vaksin di hari yang sama pada 7 Juni 2021. Untuk diketahui, kedua korban berumur dibawah 60 tahun. 

Menurut keluarga Jusandi, almarhum Jusandi memang memiliki komorbid yang berhubungan dengan gula darah. Sedangkan Suparno, berdasarkan keterangan keluarga tidak ada sakit. 

Stevanus Kristian, anak pertama dari Jusandi saat ditemui di rumahnya, Selasa (15/6/2021), menyampaikan bahwa ayahnya memang memiliki penyakit bawaan. 

"Bapak ada diabet, waktu di vaksin itu gak ada tes gula darah. Hanya ada tes tekanan darah. Waktu diperiksa normal, detak jantungnya normal. Nah, mungkin bapak waktu ditanyain gak ngomong juga. Entah gula darahnya lagi turun atau normal kan kita gak tau. Harusnya kan tetap dilakukan pemeriksaan", ujar Kristian. 

Bahkan, usai mendapat vaksinasi, lanjut Kristian, Jusandi sempat mengalami gejala berat dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum dr Soewandhi Surabaya. "Senin pagi vaksin, malamnya lemas kemudian jam 10 malam diajak ke RS Soewandhie. Tapi jam 1 pagi, udah gak ketolong mas," terang Kris di kediamannya, Selasa (15/6/2021).

 

Mengeluh Dada Sakit

Lain halnya dengan Jusandi, Suparno mengeluhkan dadanya sakit pasca divaksin. Selain itu menurut keluarga, Parno juga tidak memiliki penyakit bawaan. 

"Ga ada sakit mas, cuman setelah vaksin itu ngeluh dadanya sakit", ujar pihak keluarga Suparno yang meminta namanya tidak dikorankan. 

Almarhum Parno, sapaan Suparno, ditemukan meninggal dalam kondisi sedang tertidur. Keluarga pun tidak dapat memastikan jam berapa Suparno menghembuskan nafas terakhir.  "Kita taunya pagi habis subuh sudah meninggal", ujarnya. 

Saat wartawan Surabaya Pagi berusaha mencari tahu vaksin yang digunakan kepada kedua korban,  dengan mengkonfirmasi Aksi Adi Santosa (56), Ketua RT 05 RW 03 Sedayu, Krembangan.

Sampai-sampai, Surabaya Pagi juga mengecek surat vaksinasi tahap pertama. Namun, Adi hanya dapat menunjukkan surat yang berbeda. Di surat tersebut hanya tertera identitas dan bukti vaksinasi saja, tak ada keterangan jenis vaksin apa yang telah disuntikkan.

"Surat vaksin memang diserahkan RT. Dikoordinasi RW dan RT, supaya tidak berkerumun. Jadi yang membagi RT. Kita sudah informasikan untuk keluhan sampaikan ke dokter, terus terang konsumsi obat apa, sakitnya apa, terbuka saja," tutur Adi, kepada Surabaya Pagi, kemarin.

Saat ditanya, apakah vaksin yang digunakan AstraZeneca, Adi hanya bisa mengira-ngira. "Ya itu.. Khan baru-baru ini yah mas," jawab singkat.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya: Toleransi Antar Umat Beragama Harus Diperkuat

Terpisah saat Kepala Puskesmas Krembangan Selatan, dr. Satria dikonfirmasi, bahwa kasus dua orang meninggal pasca vaksinasi masih akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. 

"Saya ga berani jawab. Lebih-lebih karena berhubungan dengan data pasien. Yang jelas kami akan laporkan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengetahui lebih lanjut," ujar dr. Satria saat ditemui Surabaya Pagi di Puskesmas Krembangan Selatan, Selasa (15/6/2021). 

Namun, saat Surabaya Pagi mengkonfirmasi langsung pada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita via pesan Whatsapp. Febria justru melemparkan kepada Humas Pemkot Kota Surabaya.  "Sudah saya sampaikan ke Humas. Langsung saja ke Humas," ujar Febria, singkat. 

Terpisah, Surabaya Pagi juga menghubungi Kabag Humas Pemkot Surabaya Febri Adhitya Prajatara. Dirinya hanya menjawab singkat kalau dua korban itu hanya mendapat serangan jantung.  "Serangan jantung mas", ucap Febri, melalui pesan WhatsApp. 

 

Warga Situbondo

Selain di Surabaya, ada seorang warga Jatim asal Situbondo yang meninggal pasca divaksin. Wiwin Kamelia, masih berusia 39 tahun, meninggal dunia beberapa jam setelah menjalani vaksinasi COVID-19 di puskesmas setempat.

Dalam tahapan vaksinasi, Wiwin tidak menyampaikan yang sebenarnya kepada petugas kesehatan di Puskesmas Suboh saat ditanya mengenai riwayat penyakit, padahal dia selama ini memiliki sesak nafas atau asma.

"Pertama, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Situbondo turut berbelasungkawa atas meninggalnya almarhumah. Kami hadir bersama Forkopimda ke rumah duka untuk mengecek kebenarannya, karena ada rumor yang bersangkutan meninggal karena vaksinasi. Ternyata almarhumah memiliki riwayat asma, ketika proses vaksinasi tidak menyampaikan informasi itu kepada petugas," ujar Bupati Situbondo Karna Suswandi, 11 Juni 2021 lalu.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usul 2.789 Formasi dalam CASN 2024

Menurut ia, Wiwin Kamelia yang merupakan kader posyandu itu tidak menyampaikan yang sebenarnya jika mempunyai riwayat sesak nafas (asma) ketika ditanya oleh petugas vaksinasi di puskesmas.

Wiwin Kamelia meninggal dunia beberapa jam setelah disuntik vaksin di Puskesmas Suboh, pada Kamis (10/6). Almarhumah sempat menjalani observasi usai divaksin dan tidak menimbulkan gejala. Namun, setelah di rumahnya beberapa jam kemudian sesak nafasnya kambuh dan meninggal dunia saat hendak dibawa ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

 

Ada Komorbid

Sebelumnya, Komnas KIPI membeberkan detail kasus meninggal usai terima vaksin Corona baik Sinovac maupun AstraZeneca. Hampir semuanya dengan diagnosis penyakit penyerta.

Pada vaksin Sinovac, ada 211 KIPI serius, 27 di antaranya meninggal. Sementara untuk vaksin AstraZeneca, tercatat tiga penerimanya meninggal. Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari mengatakan mereka yang meninggal setelah vaksinasi diyakini tak terkait vaksin COVID-19.

"Kenapa kami bisa membuat diagnosis itu, karena datanya lengkap, diperiksa, dirawat, dirontgen, di CT-Scan, di-lab, jadi dapat diagnosisnya, jadi semuanya tertangani," kata Prof Hindra saat rapat kerja bersama DPR Komisi IX, Mei 2021 lalu.

Prof Hindra juga menyampaikan hingga 16 Mei, tercatat ada 229 laporan KIPI serius. Sedangkan untuk KIPI non serius ada 10.628 kasus dengan 9.738 setelah vaksinasi Sinovac dan 889 setelah menerima vaksin AstraZeneca. "Non serius itu demam, mual, muntah, pusing, nyeri, hingga sakit kepala," bebernya. ang/stu/erk/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU