Tinjau TPA Randegan, Wali Kota Matangkan Kerjasama Proyek Manta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 25 Jun 2021 14:19 WIB

Tinjau TPA Randegan, Wali Kota Matangkan Kerjasama Proyek Manta

i

Walikota Ning Ita saat survey Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan di Lingkungan Randegan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jumat (25/6/2021) pagi. SP/Dwy AS

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari melakukan survey ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan di Lingkungan Randegan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jumat (25/6/2021) pagi.

Cek lokasi ini bertujuan untuk menindak lanjuti kerja sama Proyek Manta dengan Perusahaan Recycling Technologies (RT) asal Swindon, Inggris Raya.

Baca Juga: Hindari Mobil Pickup, Bus Trans Jatim Terguling di Dawarblandong Mojokerto

Di dampingi Kepala Bappeda Litbang Kota Mojokerto, Agung Moeljono dan Kepala DLH Kota Mojokerto, Bambang Mujiono, Ning Ita tak segan menaiki truk pengangkut sampah untuk melihat secara langsung kondisi lahan TPA yang bakal di dibangun untuk RT Manta Project.

Kepada wartawan, Wali Kota Ning Ita mengatakan pihaknya sudah melakukan rapat virtual dengan Tim RT tentang program daur ulang sampah plastik yang rencananya akan di bangun di TPA Randegan.

"Besok kita akan melakukan pertemuan kembali dengan tim konsultan untuk fase pengembangan proyek. Langkah selanjutnya, kita akan menandatangani MoU dengan RT terkait proses konstruksi dan eksekusi proyeknya," jelasnya.

Ning Ita mengatakan, selama ini yg sudah memiliki teknologi untuk mengolah sampah anorganik kategori tidak bernilai ekonomi adalah Pemkot Surabaya. Ini dimungkinkan karena disana memang produksi sampahnya berkali-kali lipat lebih besar daripada Kota Mojokerto.

"Nah saat ini kita berupaya untuk memiliki teknologi serupa di Kota Mojokerto dengan bekerjasama dengan RT Ltd. Jika terealisasi, kita akan menjadi daerah kedua di Jawa Timur yang memiliki mesin pengolah sampah jenis ini," bangganya.

Ia menyebut, keberadaan sampah anorganik yang tidak bernilai ekonomis selama ini dianggap meresahkan. Karena sukar diolah dan terus menumpuk di TPA Randegan.

"Sampah anorganik yang bernilai ekonomi kan sudah dipilah oleh Bank Sampah, jadi tak perlu di khawatirkan lagi. Tapi yang tidak bernilai ini yang memusingkan kita," jelasnya.

Jika dibiarkan, lanjut Ning Ita, akan sangat mengganggu ekosistem lingkungan. Karena sampah jenis tersebut tidak dapat diurai oleh tanah.

Baca Juga: Insiden RS Gatoel Kota Mojokerto Terbakar: 3 Petugas Internal Luka-luka, Pelayanan di Tutup

Maka diharapkan dengan mesin teknologi tinggi yang ditawarkan oleh RT Ltd ini akan mampu mengurangi jumlah sampah anorganik yang tidak bernilai ekonomis.

"Nantinya, sampah anorganik yang sudah tertimbun di tanah TPA itu akan di proses di mesin bernama RT 7000. Dan nanti keluarnya dalam bentuk minyak bumi atau Plaxxx yang dapat digunakan oleh perusahaan petrokimia untuk membuat plastik lagi, sehingga dapat menjadi solusi ekonomi sirkular," jelasnya.

Petinggi Pemkot ini menegaskan, kerjasama dengan RT Manta Project ini sangat menguntungkan bagi Pemkot Mojokerto. Karena kedepan pihaknya tidak di repotkan lagi untuk menyediakan lahan baru guna sanitary landfill.

"Nambah lahan TPA itu tidak mudah, ini saja kita juga lagi proses tukar guling lahan TPA seluas 3,5 hektar lagi. Dan itupun sudah mentok tidak bisa diperluas lagi. Kalau melalui kerjasama ini justru yang menjadi potensi persoalan ini bisa kita hilangkan, ini tentu sangat menguntungkan," pungkasnya.

Terpisah Kepala Bappeda Litbang Kota Mojokerto, Agung Moeljono mengatakan studi kelayakan proyek manta ini sudah dilakukan sejak tahun 2020 ini.

Baca Juga: Peringati Isra' Miraj Pemkot Mojokerto Kembali Hadirkan Da'i Kondang Ustad Wijayanto

"Saat ini kita memasuki fase kedua yakni fase pengembangan proyek, jika tidak ada kendala, tahun 2022 konstruksi proyek sudah bisa dikerjakan dan tahun 2023 direncanakan sudah commisioning dan beroperasi," jelasnya.

Agung menjelaskan, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh Pemkot dari kerjasama dengan RT Manta project ini. Diantaranya, plastik yang ditargetkan mewakili 10 persen dari total massa sampah yang masuk ke TPA Randegan. 

"Mengalihkannya dari TPA akan menghemat biayayang signifikan untuk perluasan TPA di masa depan, dalam waktu singkat," jelasnya.

Selain itu, ujar Agung, Infrastruktur proyek ini bernilai 20 juta dolar dan tidak ada risiko yang berarti untuk Pemkot  apabila proyek ini tidak sukses.

"Tidak ada ruginya bagi kita, apalagi kedepan proyek ini dapat menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi warga Kota Mojokerto," pungkasnya. Dwy

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU