Home / Peristiwa : Dunia Bersiap Sambut Imlek

Titip Doa ke Langit lewat Lampion hingga Dilarang Berkunjung ke Saudara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 19 Jan 2023 14:00 WIB

Titip Doa ke Langit lewat Lampion hingga Dilarang Berkunjung ke Saudara

i

Di jalanan Singapura sudah banyak pedagang jualan pernak pernik Imlek. Tampak bule pun tertarik membeli beberapa suvenir. Foto: Sp/xinhua.

SURABAYAPAGI.COM, Singapura - Tradisi Imlek di berbagai negara sangat bervariasi. Tahun baru Imlek kerap menjadi perayaan yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat Tionghoa di seluruh penjuru dunia.

Hari perayaan ini dirayakan dengan cara berbeda-beda, sesuai dengan tradisi masing-masing negara.

Baca Juga: Periode Libur Panjang, Kereta Cepat Whoosh Alami Peningkatan Penumpang 50 Persen

Di Indonesia, perayaan Imlek dilakukan dengan kumpul keluarga, pemberian angpau hingga menonton pertunjukan barongsai. Lantas, seperti apa hebohnya perayaan tradisi Imlek di negara-negara lain? 

Di Taiwan, tradisi Imlek lebih dekat dengan provinsi Fujian di China. Paling khas dari Taiwan adalah di hari tersebut, warga juga memuja Dewa Bumi.

Warga setempat akan pergi ke kuil dengan harapan menjadi orang yang pertama berdoa kepada para dewa di tengah malam. Ada yang datang ke kuil beberapa hari sebelum perayaan Tahun Baru Imlek, ada pula yang datang saat malam Tahun Baru Imlek.

Di saat komunitas China di seluruh dunia merayakan Imlek dengan parade dan sejenisnya, orang Taiwan lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarga mereka, terutama kakek-nenek dan orang tua mereka. Warga Taiwan juga mengadakan acara pelepasan lampion. Mereka akan menuliskan permohonan mereka di lampion tersebut dan melepaskannya ke langit.

"Kami percaya doa kami sampai ke langit melalui lampion ini,"kata Chung Hwa (29), warga Taiwan.

Sementara itu di bidang pekerjaan, kebanyakan perusahaan atau toko akan memberikan bingkisan untuk para karyawan sebagai tanda terima kasih.

Sedikit berbeda dengan di Hong Kong dan Macau, warga di sana libur tiga hingga lima hari selama Imlek. Di Hong Kong dan Macau setelah makan malam, warga akan mengunjungi pasar bunga untuk membeli bunga persik, daffodil dan jeruk kumquat.

Menurut tradisinya, warga Hong Kong tidak diperbolehkan mengunjungi saudara pada hari ketiga Imlek karena pada hari ketiga tersebut, dianggap menjadi hari yang rentan bertengkar sesama saudara.

Alih-alih mengunjungi rumah saudara, warga Hong Kong berkunjung ke Che Kung Temple pada hari ketiga perayaan Imlek untuk menghindari pertengkaran. Che Kung Temple adalah kuil ternama ketiga yang kerap dikunjungi warga Hong Kong menjelang dan saat perayaan Imlek. Kuil ini didedikasikan untuk Jenderal Che Kung.

Pada hari pertama Imlek, masyarakat Hong Kong yang merayakannya akan melaksanakan acara makan besar dengan keluarganya. Dalam acara makan tersebut, hidangan yang disediakan dicampur dengan hidangan sisa dari makan besar malam sebelumnya.

Di Hong Kong, di malam hari kedua Imlek, warga dan turis akan memenuhi Victoria Harbor untuk menyaksikan pertunjukan kembang api spektakuler.

"Setiap kali Imlek, saya selalu menantikan pertunjukan kembang api, sangat indah percikannya,"tutur Maggie Lim, wanita Hong Kong.

Sementara di Malaysia, Tahun Baru Imlek juga dijadikan hari libur nasional karena banyak komunitas imigran dan warga keturunan Tionghoa. Biasanya, seluruh wilayah di Malaysia merayakan Imlek selama tiga hari, kecuali Terengganu dan Kelantan, yang hanya libur di hari pertama.

Menjelang Imlek, jalanan dan tempat umum di Malaysia akan dihiasi dengan lentera merah, bunga persik dan jeruk mandarin. Kita bisa menemukan banyak pertunjukan barongsai dan liong di jalanan. Warga Malaysia yang merayakan Imlek juga berkumpul bersama keluarga dan menikmati makanan tradisional Tiongkok.

Baca Juga: Bos Maspion Alim Markus Rayakan Imlek Bersama Cucu dan Pelajar di SNA

Warga Malaysia akan saling memberikan nanas, bukan jeruk. Di Malaysia, nanas adalah buah yang paling banyak diberikan saat Imlek karena nanas dipercaya sebagai pertanda baik, simbol kebahagiaan dan membawa keberuntungan.

"Saat Imlek, suasana persaudaraan makin terasa,"tukas Fei Fei.

Lalu di Singapura, sekitar 70% populasi Singapura adalah orang Tionghoa. Tradisi khas di Singapura adalah Lao Yu Sheng yang juga dibawa hingga pulau di sebelahnya, Batam, Indonesia. Yu Sheng adalah sebuah tradisi yang dilakukan untuk menyambut tahun baru imlek yang memiliki hubungan dengan hidangan khusus yang disajikan di malam pergantian tahun.

Yu Sheng merupakan sejenis salad dari sayur dan sashimi. Keluarga atau teman akan mengelilingi meja bundar dan menjepit hidangan tersebut dengan sumpit sambil mengucapkan harapan. Siapa yang bisa menjepit paling tinggi dipercaya akan mendapatkan paling banyak keberuntungan.

Ketika saling mengunjungi, warga Singapura akan membawa 2 buah jeruk mandarin, kemudian tuan rumah akan membalas dengan hal yang sama. Di Tahun Baru Imlek, warga akan memakai baju dan topi baru, mereka bahkan memasang seprei dan selimut baru.

"Kami siapkan semua yang baru, ya serba baru, untuk menyambut Imlek,"ungkap Jason Lee.

Di Amerika Serikat juga tak kalah heboh.Ada sekitar 2,7 juta orang China yang tinggal di California, San Francisco, New York, Seattle dan Washington DC.

Festival Imlek dirayakan di pusat komunitas China seperti Chinatown. Bukan hanya orang China, orang-orang barat juga ikut menyaksikan festival bunga dan lentera yang dimeriahkan oleh barongsai.

Baca Juga: Sambut Imlek 2024, Pengrajin Barongsai Banjir Orderan

Toko-toko dan jalanan juga dihias dengan ornamen Imlek dan terlihat meriah. Tampak cantik perpaduan antara bangunan yang modern dengan hiasan yang oriental.

Sementara di tetangganya, Kanada

Suasana Imlek  paling terasa di Vancouver dan Toronto yang banyak dihuni oleh orang Tionghoa.

Biasanya festival diisi dengan arak-arakan di jalan, konser musik tradisional, tarian, pertunjukan kostum tradiional, pesta kembang api, bazaar makanan dan pameran seni. Jalan-jalan tertentu ditutup demi kelancaran acara.

Namun, perayaan Imlek terbesar di luar Asia dapat ditemui di London, yang juga banyak memiliki populasi masyarakat Tionghoa.

Acara-acara besar biasa diadakan di Chinatown, Leicester dan Trafalgar Square. Komunitas-komunitas Tionghoa biasanya menerima sponsor untuk mengadakan acara dan parade. Acara tersebut bukan hanya diisi oleh orang Tionghoa, tetapi juga warga London lainnya.

"Kami membaur jadi satu, bukankah kita semua sama,"terang John McFay (46), asal London yang rutin ikut Imlekan.bs,tr, xi

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU