Tol Kertosono-Kediri Dinilai Mampu Tingkatkan Perekonomian Jatim Bagian Selatan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 26 Feb 2023 11:32 WIB

Tol Kertosono-Kediri Dinilai Mampu Tingkatkan Perekonomian Jatim Bagian Selatan

i

Tol Ngawi Kertosono. Foto: PT JNK.

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - Proyek pembangunan Tol Kertosono-Kediri yang rencananya dibangun tahun ini disinyalir memiliki nilai vital bagi akselerasi perekonomian di Jawa Timur (Jatim) bagian selatan.

Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) Arie Irianto menyampaikan bahwa nantinya tol Kertosono-Kediri akan menjadi akses menuju Bandara Daha Kediri. Selain itu, pembangunan jalan tol sepanjang 20,7 km ini akan menghubungkan pusat perekonomian di Jawa Timur bagian selatan.

Baca Juga: Ekonomi Jatim Tumbuh Positif, Industri Sepatu Belum Ikut Terkerek

“Nanti (tol) dari Kertosono-Kediri (menyambung) ke arah selatan sampai ke Tulungagung rencananya,” kata Arie dikutip dari Kompas.com, Minggu (26/2/2023).

Arie mengatakan, proyek Tol Kertosono-Kediri akan dikerjakan oleh Jasamarga. Sementara Tol Kediri-Tulungagung akan digarap oleh Gudang Garam.

“Nanti ruas tol yang Kediri-Tulungagung itu yang bangun Gudang Garam, terus menyambungkan Bandara Daha Kediri dari Gudang Garam juga, bisa terkoneksi ke Tol Trans Jawa,” ujarnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Tol Kertosono-Kediri Kartika Sari menyebut bahwa pembangunan Tol Kertosono-Kediri memang ditujukan untuk menjadi salah satu akses ke Bandara.

“Memang (tol) Kertosono-Kediri itu juga merupakan akses ke bandara, karena nanti exit tol-nya pun dekat dengan bandara juga, sekitar mungkin lima kilometer ke bandara nanti,” ujar Tika. Tol

Arie melanjutkan, progres pembebasan lahan Tol Kertosono-Kediri sampai saat ini masih nol persen. Menurutnya, pihak-pihak terkait sampai saat ini masih mengebut proses appraisal dan pembebasan lahan karena pembangunan harus dimulai tahun ini.

Ia menyampaikan, pengadaan lahan untuk proyek Tol Kertosono-Kediri dilakukan oleh pihak Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  

“Pengadaan tanahnya di Bina Marga, jadi di Kementerian PUPR,” tutur Arie.

Lebih lanjut, ia menambahakan, setelah pembebasan lahan selesai, baru pihaknya melakukan pengerjaan konstruksi Tol Kertosono-Kediri. Menurutnya, pihak Jasamarga sudah siap 100 persen membangun ruas jalan tol ini.

“Kalau kami sih dari Jasamarga sudah siap, semua pendanaanya sudah siap. Tapi kami menunggu dari Kementerian PUPR menyiapkan lahannya,” terangnya.

Baca Juga: Triwulan II 2023, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Capai 5,24 Persen

Arie memperkirakan, pembangunan Tol Kertosono-Kediri akan bisa dimulai September 2023, dengan estimasi pengerjaan pembangunan selama dua tahun.

Proyek pembangunan Tol Kertosono-Kediri sendiri sebenarnya sudah molor dari target awal yang ditentukan pemerintah. Mengacu pada Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) tahun 2019, seharusnya proyek Tol Kertosono-Kediri dibangun mulai tahun 2021 lalu.

Tika menerangkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan pembangunan Tol Kertosono-Kediri tertunda. Di antaranya lamanya proses pengumpulan dokumen dan pengukuran bidang lahan yang akan dibebaskan.

Selain itu, mundurnya Penetapan Lokasi (Penlok) Tol Kertosono-Kediri, imbas dari terbitnya PP No 19 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

“Mungkin nanti akan prioritas (pembebasan lahan) pada warga dulu, karena prosesnya enggak perlu banyak ya kalau memang semuanya lancar,” jelas Tika.

“Karena kalau kayak TKD (tanah kas desa), wakaf, itu kan butuh proses lebih panjang karena kaitannya dengan perizinan,” imbuhnya.

Baca Juga: EJAVEC 2023, BI Jatim Jaring 120 Penulis

Tika mengatakan bahwa hingga saat ini, proses appraisal baru rampung di dua desa di Kabupaten Kediri dan baru dimusyawarahkan. Kedua desa tersebut yakni Desa Sendang dan Banyakan di Kecamatan Banyakan. Sementara di wilayah Kabupaten Nganjuk, proses appraisal baru dilakukan di tiga desa dan prosesnya belum rampung. Ketiga desa tersebut yakni Desa Nglundo di Kecamatan Sukomoro, dan Sambirejo serta Wates di Kecamatan Tanjunganom.

“Nganjuk ini kan kami baru mulai untuk tiga desa, Sambirejo, Nglundo, sama Wates, tiga desa ini dulu kami appraisal. Baru mulai minggu lalu sudah mulai turun ke lapangan KJPP-nya,” paparnya.

Tika menyebut proses appraisal tersebut belum sepenuhnya selesai. Adapun setelah selesai, pihaknya akan mengadakan musyawarah dengan warga terdampak.

Sebagai informasi, Tol Kertosono-Kediri rencananya memiliki dua gerbang exit tol, yakni exit tol Sugihwaras di Desa Watudandang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk dan exit tol Banyakan di Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri yang lokasinya tak jauh dari Bandara Daha Kediri.

Biaya investasi proyek Tol Kertosono-Kediri mencapai Rp3,9 triliun dimana biaya konstruksinya mencapai Rp3 triliun. Jalan Tol Kertosono-Kediri nantinya akan memiliki panjang kurang 20,7 kilometer yang berlokasi di dua kabupaten, yakni Kabupaten Nganjuk dan Kediri.

Proyek Tol Kertosono-Kediri sendiri membutuhkan lahan kurang lebih seluas 2.149.363,36 meter persegi, dengan 1.768.183,54 meter persegi lahan yang dibutuhkan di antaranya berada di wilayah Kabupaten Nganjuk. Tol Kertosono-Kediri rencananya bakal melalui sebanyak 16 desa di tiga kecamatan berbeda di Kabupaten Nganjuk. Sementara di Kabupaten Kediri, ruas Tol Kertosono-Kediri akan berdampak pada lima desa di dua kecamatan. kdr

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU