Home / Peristiwa : Sekumpulan suporter sepakbola Indonesia

Tragedi Kanjuruhan, Tanggung Jawab Bersama

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Okt 2022 21:05 WIB

Tragedi Kanjuruhan, Tanggung Jawab Bersama

Kuasa Hukum Panpel Abdul Haris Minta Ketua Umum PSSI Iwab Bule Harus Ikut Bertanggungjawab

 

Baca Juga: Jelang Derby Jatim, Polres Gresik Jaga Ketat Hotel Tempat Menginap Pemain Arema

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Barito Mania Jabodetabek mengadakan diskusi untuk dukungan moral terhadap korban Tragedi Kanjuruhan. Diskusi 'One Love For Football: Solidaritas Suporter untuk Kanjuruhan' ini berlangsung antusias.

Mereka menamakan dirinya Sekumpulan suporter sepakbola Indonesia untuk memberi saran kepada para stakeholder sepak bola Indonesia. Termasuk PSSI dan PT LIB.

Diskusi di Sport Cafe Jakarta Selatan, Minggu lalu (9/10/2022), dihadiri Wakil Ketua KPI Pusat, Arya Sandhiyudha, Pengamat Sepakbola Nasional, Christoper Halolo, Pusamania Jakarta, Afif Moreno, dan Content Creator Geolive, serta Chaca.

Tujuan diskusi ini untuk mendukung agar kompetisi sepakbola Indonesia, usai tragedi ini tetap bergulir.

Sebelumnya, para suporter lebih dulu berterimakasih kepada pemerintah RI, khususnya presiden Jokowi dan PSSI, karena Indonesia tidak disanksi FIFA. Indonesia sudah dipastikan tak terdampak sanksi FIFA meski terjadi Tragedi Kanjuruhan.

"Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan yang harus mendapat atensi semua pihak, agar para pemangku kebijakan segera menemukan solusi yang holistik dan menyeluruh, bukan sektoral," ungkap Lutfi Ramadan perwakilan dari Barito Mania Jakarta, dalam keterangannya, Selasa (11/10/2022) kemarin.

 

Tanggung jawab Bersama

Sementara Arya Sandhiyudha, perwakilan The Jak Mania menegaskan Tragedi Kanjuruhan tersebut adalah tanggung jawab bersama. Dia menegaskan semuanya tidak boleh berpangku tangan, tapi saling mengulurkan tangan. Dia berharap, setelah presiden Jokowi mengumumkan FIFA tidak menjatuhkan sanksi, menjadi sinyal perbaikan sepakbola Indonesia.

"Bukan waktunya untuk saling mencari kambing hitam, karena masyarakat sepakbola tanah air menanti reformasi dan perbaikan dengan segera, sehingga olahraga ini kembali menjadi primadona di tanah ibu pertiwi," tambah Arya Sandhiyudha.

Sebagai wakil The Jak Mania, Arya Sandhiyudha, mengajak semua suporter dari berbagai klub sepakbola di Indonesia, menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai bahan untuk introspeksi diri. Menurutnya, tidak ada pertandingan sepakbola yang seharga nyawa manusia.

Oleh karena itu, pasca tragedi Kanjuruhan tersebut dia mengajak para suporter dan masyarakat secara umum, untuk tidak saling menyalahkan. Dia menegaskan bahwa sebaiknya semua pihak fokus terhadap nasib sepakbola Indonesia ke depannya.

 

Kita Dukung PSSI

Baca Juga: Menang Harga Mati, Jol!

Sementara itu, Pengamat Sepakbola, Christoper Halolo menyatakan ke depannya semua stakeholder sepakbola Indonesia harus berbenah. Jangan sampai kata dia, kejadian itu terulang kembali karena kurang metang dalam mempersiapkan kompetisi.

Dia juga menyayangkan, kenapa harus saling mencari kambing hitam dibalik peristiwa tersebut. Padahal kata dia, jika mau seharusnya masyarakat memercayakan itu kepada pihak berwenang yang dibentuk presiden, yaitu Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan.

"Sepakbola kita bisa berbenah selama kita mau bergotong royong. Selain pembenahan dari sisi aparat, mentalitas suporter juga harus mendapat atensi kita. Sudah ada langkah baik, sejumlah suporter fanatik menyuarakan narasi damai," ujar Christoper Halolo.

Sebagai penutup, Lutfi Ramadan, perwakilan dari Barito Mania Jakarta mengajak semua semua suporter mendukung PSSI, untuk melakukan perbaikan tata kelola sepakbola Indonesia. Tujuannya agar tontonan olahraga paling populer di tengah masyarakat tersebut bisa bergulir kembali.

"Kita dukung PSSI untuk terus melakukan langkah kongkrit dan transformatif, berkolaborasi dengan AFC, FIFA, Pemerintah, dan lembaga terkait. Mari sudahi kepentingan kelompok, baik suporter maupun klub. Kita kedepankan persaudaraan diantara kita," pungkas Lutfi Ramadan.

 

Pemeriksaan di Polda

Kepada wartawan yang menemuinya di Polda Jatim, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Abdul Haris menyebutkan, dirinya akan mengikuti proses hukum yang ada. Karena itu, dirinya akan focus betul terhadap pemeriksaan yang dilakukan penyidik hari ini. ‘’Saya akan mengikuti sesuai proses hukum saat pemeriksaan. Dan saya akan focus,’’ kilah Abdul Haris sebelum memasuki ruang penyidik Polda Jatim. Abdul Haris hadir memenuhi panggilan penyidik dengan didampingi kuasa hukumnya, Taufiq Hidayat.

Baca Juga: 4.925 Personel TNI-Polri Amankan Laga Persebaya vs Arema

Selain Abdul Haris, ada Suko Sutrisno yang datang didampingi kuasa hukumnya.

 

Usai Pemeriksaan

Usai pemeriksaan, kuasa Hukum Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC, Taufiq Hidayat, mendesak Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule harus ikut bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.

"Panpel tidak bisa bekerja (sendirian) secara tidak kolektif karena banyak yang terlibat. Terutama ketua PSSI,"kata Taufiq Hidayat, jeda pemeriksaan kliennya di Ditreskrimum Polda Jatim, Selasa siang (11/10/2022).

Menurutnya, Ketua Panpel Arema FC bukan yang bertanggung jawab soal keamanan. Sehingga, banyak pelaku lain juga terlibat

“Harus bertanggung jawab itu Ketua PSSI, jangan hanya saat klub ini menang dia memberikan piala dan dapat nama,"tegasnya.

Taufiq juga menyindir Ketua PSSI yang disebut hanya datang saat seremonial saja. Sehingga, ia meminta ikut bertanggung jawaban secara hukum. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU