Tren Thrifting digandrungi Anak Muda, Sandiaga Uno: Jadi Peluang Ekraf Dalam Negeri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 17 Jan 2023 15:04 WIB

Tren Thrifting digandrungi Anak Muda, Sandiaga Uno: Jadi Peluang Ekraf Dalam Negeri

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Tren aktivitas membeli produk fesyen bekas atau dikenal dengan istilah thrifting saat ini tengah digandrungi anak muda dan ikut menjadi perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

Thrifting, kata Sandiaga, masuk dalam kategori wisata belanja. Ia mengatakan, tren tersebut dapat menjadi peluang usaha ekonomi kreatif dengan mengutamakan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga: Dongkrak Event Olahraga Berkualitas, Menparekraf Bakal Contoh ‘Sport Tourism’ Ala Jepang

"Thrifting ini jadi tren yang masuk ke dalam kategori wisata belanja atau shopping, Yang menarik, Kemendag melarang impor pakaian bekas dari luar negeri, berarti ini ada peluang untuk pelaku ekonomi kreatif lokal," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief With Sandi Uno di Jakarta, Senin (16/01/2023).

Sandiaga menuturkan, pengusaha boleh memiliki bisnis jual barang bekas, tetapi jangan sampai mengimpornya demi usaha tersebut.

"Kita boleh jual barang bekas tapi tidak boleh impor, karenanya kita harus kembangkan kekuatan talenta-talenta ekonomi kreatif kita,"ujarnya.

Ia menyebut, thrifting memang membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan dan tidak memperpanjang jejak karbon. Menurut Sandiaga, membeli pakaian bekas merupakan bagian dari minat sustainable living karena melawan fast fashion.

Sandiaga menambahkan, selama ini banyak pihak baru menyadari bahwa brand-brand besar luar negeri ternyata mengakibatkan ketidakberlanjutan lingkungan karena 60 persen dari produk fesyen itu berakhir di landfill (Tempat Pembuangan Akhir).

Pasalnya, tidak sedikit produk pakaian yang dikeluarkan sejumlah brand besar itu berakhir di landfill alias tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga: Elite PPP, Cenderung Terpecah

Maka dari itu, Sandiaga melihat hal tersebut merupakan peluang bagi pelaku bisnis ekonomi kreatif lokal. Menurutnya, barang-barang bekas yang memiliki nilai tinggi menarik minat pembeli. Apalagi jika barang tersebut tergolong sulit ditemukan dan sangat ekslusif.

Ia pun mencontohkan wisata belanja di kawasan jalan Surabaya, Menteng menjadi destinasi wisata barang antik serta barang eksklusif yang masih diminati.

"Misalnya di Jalan Surabaya, Menteng, menjadi destinasi wisata barang-barang antik," ucapnya.

Dengan peluang yang terbuka ini, Sandiaga mengungkapkan hal ini menjadi kesempatan bagi pelaku ekraf untuk membangun sentra-sentra flea market (pasar loak) khusus untuk barang bekas dalam negeri. Usaha ini pun bisa menjadi salah satu aksi untuk membantu masalah lingkungan dan mengurangi jejak karbon imbas dari fast fashion.

Baca Juga: PPP Anggap Pilpres Sudah Game Over

Guna mendukung fesyen yang berkelanjutan, lanjut dia, UMKM dapat memproduksi produk fesyen lokal baru dengan desain unik serta tetap mengutamakan prinsip ramah lingkungan atau mengarah ke fesyen berkelanjutan (sustainabillity fashion).

“Karena itu, produk-produk baru lokal mesti peka terhadap lingkungan. Kami dorong menggunakan pewarna alami dan membuat produk yang tahan lebih lama,” tuturnya.

"Dengan pewarna alami, indigo, penggunaan tenaga kerja lokal terutama ibu-ibu, sehingga masa pakai fashion ini lebih lama," imbuhnya.

Di sisi lain, Menteri Perdagangan melarang impor baju bekas dari luar negeri. Namun, tidak akan melarang bisnis baju bekas di dalam negeri, seperti thrifting. Hal yang dilarang adalah mendatangkan baju bekas dari negara-negara lain. Impor baju bekas tidak diizinkan, kata Mendag, karena berisiko terhadap kesehatan dan merusak industri dalam negeri. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU