Tuduh Atlet Iran Teroris, Petembak Korsel Minta Maaf

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 01 Agu 2021 14:24 WIB

Tuduh Atlet Iran Teroris, Petembak Korsel Minta Maaf

i

Legenda menembak Korea Selatan Jin Jong-oh. SP/ Olimpiade Tokyo

SURABAYAPAGI.com, Tokyo - Cabang olahraga menembak Olimpiade Tokyo 2020 baru saja di menangkan oleh Javad Foroughi yang meraih emas nomor pistol 10 meter putra Olimpiade Tokyo, mengalahkan Damir Mikec (perak) dari Serbia dan Wei Pang (perunggu) dari China.

Akan tetapi, prestasi Foroughi itu ditanggapi berbeda oleh Jin Jong Oh dengan melontarkan komentar kontroversial. Pernyataan Jin Jong Oh soal Foroughi sebagai teroris mengundang perdebatan

Baca Juga: Sumbangkan Pendapatan untuk Korban Gempa Haiti

Legenda menembak Korea Selatan Jin Jong-oh baru-baru ini menuduh juara menembak Iran Olimpiade Tokyo 2020, Javad Foroughi, sebagai teroris.

Jin menyebut Foroughi 'teroris' karena pernah menjadi anggota dari Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC), yang dilabeli sebagai teroris pada 2019 oleh Amerika Serikat. Sedangkan organisasi HAM di Iran, United for Navid, ikut mendesak agar medali emas Foroughi agar dicopot.

"Bagaimana bisa seorang teroris jadi pemenang pertama? Itu adalah hal paling absurd dan konyol," kata Jin belum lama ini, Minggu (1/8/2021).

Menanggapi kasusnya yang dianggap rasis karena menyebut petembak asal Iran, Javad Foroughi  ‘Teroris’, Jin Jong-oh lantas minta maaf telah menimbulkan kegaduhan ini selepas berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.

"Saya minta maaf karena telah menyebabkan kontroversi dengan komentar yang tidak pantas dalam sebuah wawancara dengan media ketika saya tiba di bandara internasional Incheon," ucapnya.

Baca Juga: Sprinter Tercepat Indonesia yang Pecahkan Rekor Nasional

"Saya sangat menyesal akan hal ini dan saya minta maaf kepada Foroughi yang sudah terluka karena komentar-komentar saya."

Jin Jong-oh sendiri memburu medali ketujuh di Olimpiade Tokyo 2020. Namun, Jin gagal mencapai final di nomor 10 Meter Air Pistol putra dan 10 Meter Pistol campuran.

Namun, nyatanya Javad Foroughi mengaku pernah menjadi petugas medis di IRGC sekitar tahun 2013. Foroughi juga pernah diterjunkan di perang sipil Suriah sebagai petugas medis selama beberapa kali untuk periode waktu selama beberapa pekan sampai sebulan.

Baca Juga: Gigit Medali Atlet, Wali Kota Nagoya Tuai Kontroversi

Selain itu, Kedutaan Besar Iran di Korea Selatan pun memberikan respons atas perilaku Olimpian Negeri Ginseng tersebut.

 

"Korps Pengawal Revolusi telah menjadi pilar militer resmi Republik Islam Iran, melindungi negeri dan orang-orang dan memainkan peran penting dalam membangun keamanan di Timur Tengah," tulis Kedubes Iran di Korea. Dsy19

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU