Home / Peristiwa : Jelang Satu Abad NU

Umat Islam Harus Melek Peradaban dan Keilmuan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 06 Feb 2023 20:29 WIB

Umat Islam Harus Melek Peradaban dan Keilmuan

i

Ma'ruf Amin Wakil Presiden RI waktu memberi sambutan Mukmatar Fikih Peradaban I di Hotel Shangrila, Surabaya, Senin (6/2/2023). SP/Ariandi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sehari menjelang Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), di Hotel Shangri-La Surabaya, digelar Muktamar Fikih Peradaban I, Senin (6/2/2023). Dalam acara tersebut, baik Wapres dan Rais Aam PBNU, meminta umat Islam harus mengikuti peradaban dan keilmuan.

Wakil Presiden RI M'ruf Amin yang membuka gelaran tersebut mengatakan, ilmu fikih harus mampu merespon dinamika masyarakat dan perkembangan zaman. Menurutnya, keniscayaan akan fatwa baru sangat penting. Sebab sumber hukum utama yakni Al Qur’an dan Hadits sangat terbatas, sementara permasalahan baru di peradaban dunia terus datang silih berganti.

Baca Juga: Harlah NU, Pj Ali Kuncoro Ajak Flashback Keteladanan Sosok Riyanto

“Orang yang berpikir bahwa hukum tidak bisa berubah maka bisa dipastikan orang itu tidak memahami Islam itu sendiri,” ujar Ma’ruf Amin, Senin (6/2/2023) di Hotel Shangri-La Surabaya.

Wapres melanjutkan, NU sebetulnya sudah lama mengadopsi fleksibilitas dan pemikiran Islam. Hal itu sudah dilakukan pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU di Lampung tahun 1992 silam.

Oleh sebab itu NU telah memiliki metodologi untuk menghadapi isu-isu kontemporer baik wacana maupun metodologi. Sehingga, dalam melihat realitas NU tidak semena-mena mengutip. Melainkan melalui ijtima ulama melalui ushul fikih.

“Karena kami sadar bahwa membangun peradaban itu penting. Manusia bertugas untuk mengelola peradaban dunia dan bertanggung jawab memakmurkan bumi,” ungkapnya.

Sementara itu, KH Ahmad Mustofa Bisri Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, bahwa forum ini merupakan ide-ide dari para kiai lokal dalam merespon kondisi peradaban saat ini.

Kata Gus Mus sapaan akrabnya, para kiai lokal berupaya untuk mencetuskan wacana tentang perdamaian dunia yang ditawarkan kepada para kiai atau ulama internasional.

 

Bangun Tanggungjawab Sosial

Sedangkan, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, menegaskan bahwa NU secara khusus mendorong umat Islam untuk kembali membangkitkan hati nurani dalam membangun tanggung jawab sosial.

“NU secara khusus ingin membangkitkan kembali hati nurani kaum muslimin, bukan hanya dengan wacana, melainkan juga dengan tindakan, membangun opini publik tentang tanggung jawab sosial,” ujarnya.

Kiai Miftach menegaskan, langkah tersebut harus dilakukan, mengingat masyarakat telah dijangkiti kesalahpahaman terhadap konsep kebebasan individu, dan tidak menghiraukan tanggung jawab publik.

“Kita semua menyaksikan gejala penyakit ini, yaitu kebebasan yang individualitik, buah dari pemahaman yang tidak benar,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu.

Baca Juga: Di Harlah Muslimat NU, Bupati Lamongan Ajak Bangun Ketahanan Keluarga

 

Islam Harus Tingkatkan Peradaban

Karenanya, tambah Kiai Miftach, peradaban Islam mesti dibangun kembali dengan menghindari karakter kebebasan semacam ini. Baginya, kita perlu menjadikan jihad dan ijtihad sebagai sebuah kesatuan pemahaman atas Islam.

Kiai Miftach menyayangkan ketertutupan umat Islam akan peradaban dan keilmuan. Bahkan, kini umat Islam dalam kesehariannya menunjukkan kemunduran yang jauh dari peradaban. Kondisi ini, menurutnya, hanya akan menjadi lahan subur bagi hegemoni Barat dalam berbagai hal, seperti ekonomi hingga gaya hidup kaum muslimah.

Muktamar Internasional Fikih Peradaban I secara resmi dibuka oleh KH Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI. Forum ini mengundang sedikitnya 15 pakar sebagai pembicara kunci, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ratusan ulama dari berbagai negara berpartisipasi dalam perhelatan ini. Selain sebagai kelanjutan dari R20, Muktamar Fikih Peradaban I juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Satu Abad NU yang puncak resepsinya akan berlagsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023).

 

Kader PKB Kirab

Baca Juga: Maju Pilgub 2024, Khofifah Minta Restu Ribuan Muslimat NU

Sementara, diluar Muktamar Fikih Peradaban I, menjelang Satu Abad NU, Selasa (7/2/2023) hari ini, PKB Jatim menggelar kirab kebangkitan bersama ribuan kader PKB se Jatim. Membawa bendera PKB dan NU, peserta kirab mulai melangkah dari kantor PKB Jatim ke arah PWNU Jatim, dan dilanjutkan ke arah alun-alun Sidoarjo dan berhenti  di depan monumen Jayandaru.

Di tempat tersebut, Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar bersama para kader menggelar doa bersama serta memberikan santunan kepada anak yatim, memberikan bantuan kepada pekerja ojek online perempuan serta disabilitas.

Gus Halim mengatakan, semua elemen besar PKB di Jatim turut merayakan peringatan satu abad Nahdlatul Ulama. Mulai dari rumah-rumah anggota fraksi PKB, tingkat ranting hingga DPC. Hal tersebut bukan lain merupakan amanah dan interuksi dari Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar.

"Bagi PKB, kesuksesan kegiatan satu abad NU keniscayaan, yang bukan keluarga NU saja ikut memeriahkan, apalagai bagi keluarga PKB, wajib hukumnya," tuturnya.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini menegaskan bahwa PKB adalah satu-kesatuan yang tidak bisa dilepaskan dengan NU. Hal tersebut, ia katakan karena historis dari PKB adalah lahir dari NU yang diamahi, mengemban politik warga NU.

"Itu adalah historisnya, kita tidak usah berdiskusi tentang PKB adalah anak kandung NU atau tidak, karena semuanya lengkap. Surat dan dokumen dari PBNU semuanya lengkap," ujarnya. rko/ari/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU