Urgent! Wakil Ketua DPRD Surabaya AH. Thony Mendorong Semua Pihak Atasi Pengangguran di Kota Pahlawan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Mei 2022 19:33 WIB

Urgent! Wakil Ketua DPRD Surabaya AH. Thony Mendorong Semua Pihak Atasi Pengangguran di Kota Pahlawan

i

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH. Thony saat menggelar reses menemui warga di Kecamatan Gunung Anyar, Sabtu (14/5).

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Angka pengangguran di Surabaya masih tinggi, dari data BPS mencapai 152.000 orang. Meskipun jumlah angka pengangguran terus menurun,  Wakil Ketua DPRD Suraya AH. Thony terus bertekad untuk terus mengentaskan pengangguran di Kota Pahlawan secara bertahap dengan mengambil langkah taktis, tepat guna, dan berkelanjutan.

AH. Thony juga mendorong agar Pemkot dan semua pihak untuk bersama-sama mengatasi masalah urgent ini. "Tidak bisa sendiri. Harus bersama mengentaskan pengangguran. Harus berkelanjutan, menyeluruh dan tidak parsial," kata AH Thony, Kamis (25/5).

Baca Juga: Atasi Banjir dari Saluran Air di Seluruh Kampung

Dalam hitungan BPS, angka pengangguran terbuka di kota saat ini sebanyak 152.200 ribu jiwa atau sekitar 9,79 persen dari penduduk angkatan kerja. Penduduk Angkatan kerja di kota ini mencapai 1,5 juta jiwa.

AH Thony memberikan perhatian khusus atas problem kota tersebut , Ia akan terus concern, bagaimana mengatasi problem pengangguran tersebut. Terutama bagaimana mengkonversikan program Pemkot Surabaya dalam pengentasan pengangguran.

"Pengangguran adalah masalah kita semua. Masalah bersama dan harus dikeroyok dicarikan solusi bersama. Pihak ketiga, pemilik usaha, swasta, dan semua memecahkan problem pengangguran kota," kata AH Thony. 

Dalam setiap momen, Politisi Gerindra alumnus FISIP UGM ini selalu berusaha memikirkan dan mencarikan solusi atas problematika pengangguran kota. Termasuk saat menggelar reses, menemui warga Gunung Anyar dan Wonocolo.

AH Thony juga menyampaikan persoalan pengangguran. Situasi ini menambah antusias warga untuk mengikutinya. Apalagi problem klasik itu juga dialami warga dua kecamatan tersebut. 

Selama ini Pemkot Surabaya mengklaim telah menyiapkan sejumlah skema kebijakan untuk mengatasi pengangguran. Mulai program job fair daring yang terprogram di 2022 hingga proyek padat karya. 

Job Fair diharapkan bisa memperbesar akses pencari kerja dengan dunia usaha dan dunia industri. Tidak berhenti di situ, 

Pemkot juga secara masif melakukan pelatihan digital marketing untuk pelaku UMKM dan sertifikasi keahlian bagi warga Surabaya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Ajak Warga Budayakan Tidak Buang Sampah di Saluran Air

AH Thony mempunyai sikap khusus atas Program pemkot tersebut. Menurut pria asli Bojonegoro itu, upaya yang dilakukan Pemkot memang baik. Namun sebagian besar masyarakat mengaku belum merasakan dampaknya secara langsung. 

Sebab, upaya tersebut dinilai putus di tengah jalan, tidak berkelanjutan. Akibatnya masih banyak masyarakat yang kesulitan mencari kerja atau peluang usaha meski sudah mengikuti pelatihan dan sertifikasi keahlian.

 

Prioritaskan Warga Surabaya 

Permasalahan pengangguran di Kota Surabaya menurut AH Thony adalah yang paling urgent untuk ditangani. Dampak sosial bagi warga yang menganggur akan luas. Juga dampak terhadap keluarga.

Baca Juga: Halal Bihalal Hari Pertama Masuk Kerja, DPRD Surabaya Optimalkan Kinerja

Dia mengajak semua pihak untuk terus mendalami kendala-kendala sehingga penuntasan pengangguran bertahap bisa terlaksana. Momentum kebangkitan pasca pandemi, banyak usaha dan ekonomi terus bergerak. Momentum memangkas pengangguran.

”150.000 pengangguran adalah jumlah yang tidak sedikit. Saya mengajak semua pihak terlibat dalam pengentasan pengangguran.  Hotel, perusahaan, dan pusat ekonomi gandeng warga Surabaya. Prioritaskan mereka," tandas Thony. 

Dia memastikan bahwa pengentasan pengangguran akan mudah jika dilakukan bersama-sama. Menurut Thony, dari banyak pengangguran tersebut ada yang berorientasi untuk mentas menjadi pengusaha, dalam arti secara berkelompok. 

Artinya ada yang menyiapkan bahan baku, ada yang memproses, dan yang memasarkan. Ini akan menjadi Inner circle (lingkaran sosial) untuk usaha berkelanjutan.

"Banyak warga Surabaya berjualan pentol atau jualan makanan lainya. Bahan bisa disediakan, ada yang memasarkan, dan pangsa pasarnya jelas," kata Thony. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU