Usai Demo di Polresta Mojokerto, Sebagian Pesilat Malah Serang Rumah Warga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Mar 2023 20:54 WIB

Usai Demo di Polresta Mojokerto, Sebagian Pesilat Malah Serang Rumah Warga

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Ribuan pesilat geruduk Polresta Mojokerto di Jalan Bhayangkara Kota Mojokerto, Kamis (9/3/2023) malam. Massa yang datang dari sejumlah daerah tersebut menuntut Kepolisian menyelesaikan empat kasus pengeroyokan.

Massa datang dari Mojokerto baik Kota maupun Kabupaten Mojokerto hingga luar daerah seperti Jombang, Lamongan, Nganjuk hingga Madiun. Kedatangan para pesilat dari berbagai daerah tersebut mulai pukul 21.00 WIB dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Baca Juga: Beraksi di 4 TKP, 2 Pelaku Curanmor Diringkus Dua Lainnya DPO

Massa menutup akses depan Mapolresta Mojokerto. Akses jalan kedua arah pun tertutup oleh ribuan pesilat yang menduduki depan Mapolresta Mojokerto.

Untuk kesekian kalinya, massa yang datang menuntut kejelasan kasus pengeroyokan yang dialami rekan mereka setahun belakangan.

Ada empat kasus penganiayaan yang menimpa anggota PSHT di empat Tempat Kejadian Perkara (TKP) berbeda. Yakni di Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Gedeg, dan Jetis. Dari empat kasus tersebut hingga saat ini, pelaku dugaan pengeroyokan belum tertangkap.

Sehingga massa menuntut pihak kepolisian mampu menuntaskan kasus tersebut hingga muncul tersangka. Aksi tersebut dikawal ketat anggota TNI/polri, satu kompi Brimob Polda Jatim dan Kodim 0815 juga turut disiagakan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara, sejumlah kendaraan taktis turut disiagakan di dalam halaman Mako Polresta Mojokerto. Dengan penjagaan ketat, para pesilat ini pun diterima guna menyampaikan aspirasinya. Massa ditemui Kasat Sabhara, Polresta Mojokerto AKP Anang Leo dan Kasat Reskrim Polresta Mojokerto, AKP Bambang Tri Sutrisno.

Perwakilan pesilat dari Rayon Jetis, Yanto mengatakan, jika tujuan kedatangan para pesilat tersebut untuk menanyakan empat kasus yang belum terselesaikan. “Kasus Dawarblandong, kasus Kemlagi, kasus Gedeg dan terakhir kasus Jetis juga belum terselesaikan. Empat kasus belum terselesaikan,” ungkapnya.

 

Masih Menyelidiki Kasus Pengeroyokan

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mojokerto, AKP Bambang Tri Sutrisno mengatakan, jika pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus pengeroyokan yang menimpa rekan mereka tersebut.

Namun sampai saat ini pihak penyidik masih kesulitan dalam menemukan saksi sebagai kelengkapan bukti untuk menentukan pelakunya.

”Kami sudah memeriksa saksi-saksi sebanyak enam orang. Kendala kami adalah, tidak ada saksi yang melihat jelas siapa pelakunya, seperti apa ciri-ciri pelakunya. Kalau tidak percaya, kami tunjukkan berkas pemeriksaannya di dalam,” tegasnya.

Setelah hampir dua jam menyuarakan tuntutan dan mendengar jawaban dari pihak Polresta Mojokerto, massa berangsur-angsur membubarkan diri. Dengan didampingi dua kompi pasukan dari Satsabhara Polresta Mojokerto, para pesilat digiring pulang menuju daerah asal masing-masing.

 

Baca Juga: Gagal Curi Motor, Dua Pemuda di Kota Mojokerto Diringkus Warga saat Sembunyi dari Kejaran Polisi

Serang Permukiman Warga

Namun, ada sebagian massa perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menyerang permukiman setelah berunjuk rasa di depan Mapolres Mojokerto Kota. Penyerangan tersebut melukai 1 anggota perguruan silat lain dan 4 warga.

Seorang pesilat berinisial RD (17) mengatakan ia bersama 4 muridnya berniat menyambut rombongan konvoi PSHT yang melintas di Jalan Brawijaya. Ketika itu, kebetulan ia sedang berlatih silat di halaman rumah warga Sinoman gang 5, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

"Saya dan anak-anak keluar (di depan Sinoman gang 5) memberi salam persaudaraan. Bukannya menantang," kata RD kepada wartawan di lokasi, Jumat (10/3/2023).

Tak ia sangka, salam penghormatan tersebut justru disambut berbeda oleh massa PSHT. Menurut RD, ketika itu sudah ada oknum PSHT yang berupaya menenangkan massa. Namun, penyerangan tetap saja terjadi. Para pesilat itu menyerang anggotanya maupun warga di Sinoman gang 5.

"Ternyata ada oknum lain menyerang, melempari bata dan batu. Dari jalan (Brawijaya) menyerang masuk Sinoman gang 5. Yang diserang ada warga, ada siswa. Kami lari masuk ke timur," terangnya.

Penyerangan tersebut menyebabkan temannya, Arpin, pesilat asal Kelurahan Kedundung, Magersari, Kota Mojokerto menderita luka di kening. Menurut RD, Arpin terkena lemparan batu dari massa PSHT. Ketika itu, korban kebetulan sedang berkunjung ke tempatnya melatih. "Korban lainnya masyarakat sini, Sinoman gang 5," ungkapnya.

Baca Juga: Aksi Demo di Kejaksaan Kediri Ricuh

Warga Sinoman gang 5 menjelaskan ketika massa PSHT menyerang anggota perguruan silat lain, suaminya berusaha melerai. Namun, massa justru memukuli suaminya.

Bahkan dirinya juga dipukuli para pesilat ketika berusaha menyelamatkan suaminya. Sontak saja ia menjerit histeris sehingga membuat warga keluar rumah.

"Suami saya melerai tawuran antara massa dengan anak yang latihan. Suami saya dipukuli, saya pisah, saya ikut dipukuli, entah pakai kayu atau apa. Tidak tahu berapa kali kena pukul," terang perempuan ini sambil menunjukkan kepalanya bagian atas yang kena pukul.

 

Rusak Kamera CCTV

Tidak hanya itu, massa PSHT juga merusak kamera CCTV di Sinoman gang 5. Lemparan batu dari para pesilat nampak berserakan di jalan maupun beberapa halaman rumah warga.

"Yang terluka 4 orang, 5 orang termasuk saya," jelas wanita yang enggan menyebutkan namanya itu. dwy/ham

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU