Usai PPKM Darurat Dicabut, SMA/SMK Jatim Berencana Buka PTM Terbatas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 25 Jul 2021 11:17 WIB

Usai PPKM Darurat Dicabut, SMA/SMK Jatim Berencana Buka PTM Terbatas

i

Disdik Jatim berencana membuka sekolah SMA/SMK/SLB secara terbatas apabila PPKM Darurat dicabut oleh pemerintah. SP/IDN

SURABAYAPAGI, Surabaya -  Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) berencana membuka sekolah jenjang SMA/SMK/SLB secara terbatas apabila pemerintah mecabut  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Rumusan teknis untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah digodok.

Hal ini karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring dinilai tidak bisa berjalan secara efektif. Sejumlah faktor yang mempengaruhi yaitu sarana prasarana hingga daya tangkap siswa tidak optimal mengikuti PJJ.

Baca Juga: Kuota Siswa Baru Jalur Prestasi Capai 30 Persen

"Bahkan ada hal khusus yang harus tatap muka (PTM), misalnya SMK itu kan memberikan pembelajaran kompetensi keahlian, keterampilan. Ini kan tidak bisa tidak tatap muka," ujar Kepala Disdik Jatim, Wahid Wahyudi , Minggu (25/7/2021).

Wahid menyebut kalau sebelum penerapan PPKM Darurat, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sudah merumuskan kebijakan rencana PTM terbatas. Pertama, bahwa PTM dilaksanakan setiap hari empat jam pelajaran, masing-masing pelajaran 30 menit tanpa istirahat.

Baca Juga: PTM 100 Persen, Kantin Masih Dilarang Buka

"Jadi hanya dua jam, kalau masuk jam 07.00 WIB, jam 09.00 WIB sudah bisa meninggalkan sekolah (pulang). Diharapkan sebelum Salat Duhur, semuanya sudah sampai di rumah agar tidak terjadi kerumunan di musala sekolah masing-masing," katanya.

Kedua, masing-masing siswa hanya diperkenankan masuk dua hari dalam satu pekan. Kemudian yang perlu dikontrol ketat ialah kesiapan sarana prasarana sekolah di dalam protokol kesehatan termasuk Standard Operational Procedure (SOP) masing-masing sekolah.

Baca Juga: Surabaya PTM 100 Persen, Pemkot Diminta Evaluasi Harian

"Misalnya guru saat mengajar tidak boleh keliling kelas. Harus jaga jarak," tegas Wahid.

Tiap-tiap sekolah, sambung dia, harus punya Satgas COVID-19. Nantinya, satgas ini melibatkan siswa utamanya OSIS yang bertugas mengingatkan dan memantau temannya agar protokol kesehatan terlaksana dengan baik.id/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU