Vaksin Nusantara untuk Booster, Segera Layani Warga Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 01 Feb 2022 21:01 WIB

Vaksin Nusantara untuk Booster, Segera Layani Warga Surabaya

i

Prof dr Chairul Anwar Nidom.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Awal Februari ini, Vaksin Nusantara Sudah Bisa Didapatkan Secara Pribadi. “Kami sudah bisa Menerima Permintaan Layanan Secara Individu.

Insya Allah AMAN,."NO" KIPI, munculnya suatu kondisi atau reaksi tubuh setelah imunisasi yang banyak dikhawatirkan orang. Vaksin Nusantara tak menimbulkan kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)... NO side effect (Efek Samping) jangka pendek maupun jangka panjang. Karena Vaksin Nusantara sebenarnya bukan vaksin konvensional (memasukkan virus lemah atau benda asing buatan ke dalam tubuh manusia). Vaksin Nusantara, masuk kategori imunoterapi bukan vaksin, ..karena menyuntikan sel darah asli orang yg disuntik itu sendiri... Setelah sebelumnya sel darah tsb 'di-challenge/diadu' lawan campuran macam virus diluar tubuh. Darah yg disetting untuk menang tanding tadi dibersihkan lalu disuntikkan kembali ke dalam tubuh. Inilah yg disebut teknologi Dendritik Cell", kata Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Prof dr Chairul Anwar Nidom, dalam ungguhan yang diterima Surabaya Pagi, Selasa (1/2/2022).

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Menurut seorang pengusaha Farmasi Surabaya, vaksin Nusantara memang sudah rampungkan penelitian tahap-3. “Kita tunggu Perpres. Begitu turun, warga Surabaya, bisa ajukan vaksin Booster Vaksin Nusantara,” jelasnya di Surabaya, semalam.

Menurut informasi yang diperolehnya, vaksin nusantara sebagai vaksin booster, hanya melayani pasien di rumah sakit. Minimal Puskesmas.

Meski bersifat individualis, Nidom memastikan Vaksin Nusantara bisa digunakan masif.

"Tinggal teknisnya saja. diibarat kan makan mie aceh. Orang Papua untuk bisa makan mie Aceh.Bagaimana caranya tentunya dengan mie instan. mie instan itu terdiri dari bumbu-bumbu.  itulah teknologi, sebetulnya bisa dirangsang dan itu hanya butuh alat itu kan cuma inkubator CO2 dan training terhadap SDM. Itu sudah selesai, sudah bisa sampai ke Puskesmas. Di imana Puskesmas setiap Puskesmas bisa menjalankan. Nisalkan 50 sampai 60 orang untuk bisa melakukan ini-itu, sudah tercover seluruh indonesia,"tegas Nidom dilansir Kompas TV, Selasa (1/2/2022).

Nidom kemudian menjelaskan mekanisme kerja Vaksin Nusantara.

"Jadi sebelum orang itu divaksin orang itu diambil dulu darahnya sekitar 40cc . Nah dari 40 situ dengan perhitungan sel dendritik nya sudah cukup untuk sebagai bahan vaksin Nusantara.bDari total diambil 40 kemudian dipilahkan serumnya ditimpang kemudian sel dendritik nya disimpan. sel dendritik yang terlalu tua dibuang kemudian yang terlalu Muda juga dibuang jadi kira-kira yang masih remaja.Nah itu kemudian diinkubasi dikembangkan didalam inkubator CO2 sekitar lima hari. Nah, 5 hari dengan perhitungan 5 hari itu sel dendritik itu tumbuh beranak-pinak dengan yang cukup.Nah setelah itu, sel dendritik itu diberikan ke antigen, yang bisa melawan segala varian Covid 19,"tutunya.

 

Muatan Politis

Terkati berbagai merek vaksin yang digunakan saat ini, Nidom mengatakan, suatu vaksin dibuat dasarnya dari bibit penyakit itu sendiri. Jika penyebab suatu penyakit adalah virus makan vaksinnya dibuat berdasarkan virus itu sendiri.

Demikian pula, jika penyakit itu disebabkan oleh bakteri maka vaksinnya dari bakteri itu sendiri. Dia juga menjelaskan ada pengembangan produk untuk pengobatan menggunakan antibiotik. Namun, akhir-akhir ini sudah menimbulkan resistensi antibiotik.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

"Jadi pencegahan atau pengendalian penyakit secara tepat adalah secara preventif, bisa dilakukan dengan vaksin juga dengan probiotik," ujarnya dalam wawancara di akun YouTube Eksponen PKM IPB 77-78 dengan judul Wawancara Eksklusif bersama Prof. Nidom: Menuju Vaksin ASLI INDONESIA, VAKSIN NUSANTARA!!! (Part 1) dilihat Minggu (30/1).

"Jadi, vaksin adalah suatu cara atau pendekatan yang digunakan untuk preventif, pencegahan suatu penyakit," sambungnya.

Menurut Nidom,  pembuatan vaksin menggunakan teknologi yang bermacam-macam. Yang paling sederhana disebut autovaksin, yaitu ketika timbul suatu penyakit contohnya di hewan, kemudian diambil organ yang terkena penyakit itu kemudian digerus, disaring lalu dicampur dengan minyak dan air kemudian disuntikkan.

"Itu namanya live vaksin, tapi bersifat autovaksin," ucapnya.

Teknologi berikutnya, mulai dari pengendalian bibit penyakit atau proses industrinya.

"Jadi, persoalan ini sudah menyangkut masalah bisnis. Kami sebagai peneliti mulai dari penelitian terhadap bagaimana membuat vaksin yang terbaik. Jadi prinsipnya, bahwa vaksin adalah pendekatan pengendalian suatu penyakit yang terbaik saat ini," terangnya.

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

Terkait pandemi, Nidom menekankan biasanya tidak didekati terlebih dulu dengan vaksin lantaran akan menimbulkan kecurigaan.

"Tapi kita berfikir positif mungkin saja dengan teknologi, prediksi yang bagus bisa dibuat vaksin. Covid-19 sampai saat ini belum jelas dinamikanya. Kecepatan mutasi. Mutasi dia dimana sebetulnya, di tubuh orang atau di tempat yang lain, dari (varian) Alfa, Beta, Delta, Omicron di mana terletak terjadinya mutasi belum ada kajiannya," urainya.

 

Omicron Berbeda

Bahkan, menurut analisis yang dilakukan pihaknya, varian Omicron yang ada saat ini berbeda satu sama lain. Ada yang lebih dekat ke Turki, ke Afrika, ada yang dekat dengan Inggris, semuanya tidak bisa menjadi satu kesatuan.

"Dari analisis kekerabatan kami, yang terakhir kami lakukan bahwa Omicron itu sudah terjadi penularan antar orang Indonesia, bukan lagi dari luar," tukasnya. ana, jk, rc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU