Varian Covid-19 India Afsel Sentuh Jakarta-Bali, Surabaya Waspada

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Mei 2021 21:54 WIB

Varian Covid-19 India Afsel Sentuh Jakarta-Bali, Surabaya Waspada

i

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Senin, (3/5/2021).

 

Judul Sambungan: beban kasus di Indonesia Meningkat

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Zanariah Terima Penghargaan dari Menteri Kesehatan

 

Jakarta dan Bali Sudah Disentuh Varian Covid-19 dari India dan Afrika Selatan. Cek Surabaya!

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Awas! Awal Mei ini varian baru covid-19 dari India dan Afrika Selatan sudah ditemukan di Indonesia. Kedua varian baru virus corona tersebut ditemukan di Jakarta dan Bali. Sementara di Surabaya sampai semalam, belum ditemukan. Meski belum ditemukan varian virus corona baru, warga kota Surabaya tetap diminta jaga protokol.

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, ditemukan ada 2 insiden di Jakarta dan Bali. “Dua mutasi virus Corona atau SARS-CoV-2 tersebut memiliki tingkat penularan yang relatif tinggi,” kata Budi Gunadi usai rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Senin, (3/5/2021).

 

13 Insiden Virus

Menurut Menkes, penyebaran atau pergerakannya sangat diperhatikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). "Ini harus kita jaga mumpung masih sedikit karena mereka pasti akan segera menyebar karena penularannya relatif lebih tinggi daripada yang lain," tambahnya.

Dengan temuan insiden mutasi virus tersebut, Budi mengatakan total terdapat 13 insiden mutasi virus di Indonesia, termasuk insiden mutasi virus asal Inggris.

Untuk mengantisipasi penyebaran mutasi virus tersebut, Menkes meminta upaya 3 T yakni testing, tracing, dan treatment oleh petugas dilakukan dengan disiplin dan masif.

Selain itu juga masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Apapun virusnya apapun mutasinya kalau kita disiplin protokol kesehatannya memakai masker mencuci tangan menjaga jarak Insyaallah harusnya penularan tidak terjadi," pungkasnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut dengan adanya sejumlah mutasi COVID-19 ditemukan di Indonesi ia meminta vaksinasi dilakukan sebelum mutasi tersebut menyebar secara masif.

Budi mengatakan, dirinya sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai mutasi COVID-19 yang sudah ditemukan di Indonesia. Laporan ini disampaikannya saat menjalankan rapat di Istana Negara, Jakarta.

"Tadi sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden karena sudah ada mutasi baru yang masuk India. Ada dua insiden yang kita lihat, dua-duanya di Jakarta dan satu insiden dari Afrika Selatan itu ada di Bali," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, (3/5/2021).

"Jadi selain mutasi dari Inggris yang sekarang sudah ada 13 insiden dan dua mutasi, ada satu mutasi dari Afrika Selatan," imbuhnya.

Menurutnya, mutasi ini termasuk dalam kategori varian yang diperhatikan oleh World Health Organization (WHO).

Baca Juga: Banjir Bandang di India Diduga Karena Perubahan Iklim dan Curah Hujan Yang Tinggi

 

Penularannya Tinggi

Penyebabnya, mutasi jenis ini penularannya relatif lebih tinggi. Sehingga, berbagai cara dilakukan oleh pemerintah, termasuk meminta seluruh kepala daerah untuk mempercepat program vaksinasi. Meski saat ini sedang bulan ramadan, tapi dia mengingatkan vaksinasi tetap diperbolehkan dan tak akan membatalkan ibadah.

"Selama mutasi yang masih sedikit yang varian yang mutasi dari India, Afrika Selatan dari Inggris itu adalah saat yang tepat untuk kita tersebut segera mungkin melakukan vaksinasi untuk melindungi diri kita dan keluarga kita," tegasnya.

"Oleh karena itu tolong didorong vaksinasi walaupun puasa dan lebaran karena memang diizinkan," imbuh eks Wakil Menteri BUMN tersebut.

Menkes Budi memastikan persedian vaksin Covid-19 cukup. Dia merinci, pemerintah telah kembali menerima vaksin Covid-19 merek AstraZenca sebanyak 3,8 juta dosis. Rencananya, vaksin produksi perusahaan Eropa tersebut akan datang lagi sebanyak 1,8 juta dosis.

Dengan begitu, total vaksin AstraZeneca yang bakal dimiliki pemerintah sebanyak 5,6 juta dosis.

Selain itu, PT Bio Farma (Persero) juga akan memproduksi vaksin COVID-19 dari Sinovac sebanyak 18 juta dosis pada bulan April 2021. "Sehingga bahan baku vaksin yang cukup bapak Ibu segera melakukan vaksinasi," ujarnya.

 

Baca Juga: Hubungan India dan Afghanistan Menegang, Kemenlu India Hentikan Operasi Kedutaan Besarnya di Afghanistan

Ada Peningkatan

Jumlah kasus aktif Covid-19 Indonesia dari 25 April hingga 1 Mei 2021 meningkat menjadi 100.250 dari minggu sebelumnya pada 18-24 April yang mencapai 99.970. “Kita harus hati-hati,” kata ahli statistik dari Universitas Padjadjaran Bandung, Yuyun Hidayat, Senin (3/5/2021).

Sejak pertengahan Februari 2021, kasus aktif mingguan negara itu terus menurun. Yuyun memprediksi tren minggu ini pada 2-8 Mei akan berkisar 79.446-127.951 dan untuk minggu berikutnya 9-15 Mei akan menjadi sekitar 58.331–132.491.

Menurut dia, prediksi tersebut berdasarkan data pemerintah.

Saat ini, Indonesia telah mendeteksi 1.672.88 kasus yang dikonfirmasi. Angka tersebut membawa negara tersebut ke posisi keempat negara dengan kasus tertinggi di Asia.

India masih menduduki peringkat teratas dengan 19.557.457 kasus, disusul Turki dengan 4.849.408 kasus dan Iran dengan 2.516.157 kasus.

Sejalan dengan prediksi, Yuyun menilai total beban kasus di Indonesia akan mencapai 1.696.521 hingga 1.721.980 pada 2-8 Mei dan terus meningkat menjadi 1.720.106-1.770.965 pada 9-15 Mei.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ada indikasi peningkatan kasus yang dikonfirmasi dalam sepekan terakhir.

Karena itu, pemerintah mengimbau kepada warganya untuk terus patuh dan lebih disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. n jk/bd/erc/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU