Varian Delta Turunkan Efikasi Vaksin Berbasis mRNA

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Agu 2021 10:49 WIB

Varian Delta Turunkan Efikasi Vaksin Berbasis mRNA

i

Seseorang yang tengah disuntik vaksin Covid-19. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Saat ini ada beberapa negara di dunia yang cakupan vaksinasinya cukup tinggi, justru malah mengalami kenaikan kasus harian. Salah satunya adalah Amerika Serikat dengan cakupan dosis keduanya sebesar 51% tapi masih menyentuh 200 ribu kasus konfirmasi positif per harinya.

Studi terhadap petugas kesehatan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa efektivitas vaksin platform mRNA seperti Pfizer dan Moderna turun dari 91% ke 66% setelah serangan varian Delta menyerbu banyak negara di dunia.    

Baca Juga: Ratusan Anggota DPC PERADI Sidoarjo Antusias Ikuti Gelar Bakti Kesehatan Vaksinasi Covid-19

Laporan ini membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melakukan pemeriksaan dunia nyata kedua vaksin yang sudah dipakai di banyak negara, termasuk di Indonesia. Salah satunya memantau gejala yang timbul paska-vaksinasi dengan harapan mendapat data perkiraan kemanjuran terhadap infeksi simptomatik dan asimptomatik.

Dengan melihat tingkat infeksi di antara orang yang divaksin dan tidak, jumlah waktu mereka pun dilacak, efektivitas vaksin diperkirakan mencapai 91% pada 14 Desember 2020 hingga 10 April 2021.

Namun, selama berminggu-minggu menjelang 14 Agustus ketika varian Delta menyerang AS dan langsung mendominasi kasus, efektivitas vaksin turun ke 66%.

"Peneliti memperingati bahwa kemampuan vaksin untuk memberi perlindungan berkurang dari waktu ke waktu, dan perkiraan 66% ini didasarkan pada periode studi yang relatif singkat dengan sedikit infeksi,".

Baca Juga: Update: China Kembali Dilanda Bencana Covid-19, Gelombang Puncak Juni 2023

Meskipun temuan sementara ini menunjukkan pengurangan cukup berarti dalam efektivitas vaksin Covid-19 mencegah infeksi, tapi vaksin masih dianggap sangat baik untuk diterima karena angka penambahan kasus baru semakin minim.

"Sejumlah penelitian kini telah menyimpulkan bahwa kemanjuran vaksin memang telah menurun terhadap varian Delta, meski angka penurunannya berbeda antarstudi," lanjut laporan tersebut.

Sebagaimana diketahui baik AS dan Israel lebih banyak menggunakan vaksin buatan Pfizer dan Moderna. Keduanya merupakan vaksin yang berbasis messenger RNA (mRNA).

Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Kedua Harus Bayar Rp100 Ribu

Vaksin jenis ini akan mengajari sel tubuh manusia cara membuat protein yang memicu respons imun. Respon imun yang menghasilkan antibodi itulah yang bisa melindungi seseorang dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Sementara itu, varian Delta mendominasi kasus Covid-19 di banyak negara di dunia. Menurut makalah terbaru yang diterbitkan di jurnal Virological, jumlah virus yang ditemukan pada tes pertama pasien dengan varian Delta sebanyak 1.000 kali lebih tinggi daripada pasien dengan varian awal Covid-19. Dsy8

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU