Wagub Emil: Ekonomi Jatim Terus Tumbuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 23 Feb 2023 11:37 WIB

Wagub Emil: Ekonomi Jatim Terus Tumbuh

i

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elastianto Dardak saat acara seminar Global Economy Update 2023 di Surabaya, Rabu (22/2/2023). Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elastianto Dardak menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terus mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Hal itu disampaikannya dalam acara seminar 'Global Economy Upadate 2023: Menjaga Likuiditas dan Solidaritas Perbankan Nasional di Tengah Tantangan Ekonomi Global' yang digelar Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) di Hotel Vasa Surabaya, Rabu (22/2/2023).

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat

Adapun acara seminar tersebut dihadiri oleh para pemangku kebijakan, kalangan perbankan nasional, asosiasi perbankan, akademisi dari Universitas Airlangga dan beberapa Universitas lainnya di Jawa Timur, serta masyarakat umum dari berbagai kalangan.

Dalam kesempatan itu, Emil menyatakan, tingkat kesejahteraan masyarakat Jatim terus meningkat, dari yang semula Rp 55,41 juta tahun 2018, kini meningkat menjadi Rp 66,38 juta pada tahun 2022 atau meningkat sebesar 10,52%.

"Provinsi Jawa Timur yang cepat melakukan pemulihan ekonomi dari yang awalnya terkontraksi namun akhirnya mampu menunjukkan peningkatan," kata Emil, Rabu (22/2/2023).

Pada saat Pandemi Covid-19 di tahun 2020, Jatim dapat dengan cepat melakukan pemulihan ekonomi. Hal tersebut terbukti dari pertumbuhan ekonomi Jatim yang terkontraksi di angka minus 2,33 persen pada 2020. Namun kemudian, mampu tumbuh sebesar 5,34 persen pada tahun 2022 sebagaimana kondisi sebelum adanya Covid-19.

“Dari terkontraksi di angka minus 2,33 persen pada tahun 2020, sekarang mampu tumbuh sebesar 5,34 persen pada tahun 2022 dan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,21 persen,” ujarnya.

Bahkan saat ini, kontribusi PDRB (Pendapatan Daerah Regional Bruto) Jawa Timur mampu menjadi penyumbang 1/6 dari PDB nasional.

"Tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Dengan jumlah penduduk dibawah Jawa Barat. Karena memang bisnis dan usaha terkonsentrasi di DKI Jakarta. Mungkin kalau ibukota pindah ke IKN (Ibu Kota Negara) Kalimantan, kami bisa saingan," terangnya.

Emil mengatakan, inflasi gabungan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim masih berada diatas sasaran, namun tekanan tercatat melandai. IHK di Jatim pada periode Januari 2023 tercatat sebesar 6,41% (yoy). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2022 sebesar 6,52% (yoy) dan lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional sebesar 5,28% (yoy).

Inflasi tertinggi berasal dari Kabupaten Jember yang didorong oleh peningkatan harga BBM dan kenaikan tarif PDAM. Kota Surabaya dan Kota Malang menyumbang bobot 80% perhitungan survey biaya hidup (SBH) 2018.

Dengan terjaganya inflasi di kedua daerah tersebut, angka inflasi di Jatim turun kurang lebih sebesar 52%.

Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Rekrutmen CASN, 5.200 Formasi

Selain itu, menurutnya, dukungan bantuan teknis, pendampingan serta pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jatim mampu membentuk ekosistem yang baik sehingga mampu bertahan dikala pandemi dan naik kelas.

"Mendorong pemuda untuk IKI. Inisiatif, Kolaborasi dan Inovasi. Ini bisa mendorong penurunan angka kemiskinan," ucapnya.

Perkembangan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh koperasi da UMKM Jatim mengalami fluktuasi sebagai dampak Covid-19. Secara keseluruhan kontribusi nilai tambah koperasi dan UMKM tahun 2021 terhadap PDRB Jatim sebesar 57,81% yang meningkat sebesar 0,56% dibandingkan tahun 2020.

Sebagai informasi, realisasi investasi di Jatim menunjukkan tren positif selama lima tahun terakhir. Peningkatan signifikan terjadi di tahun 2022, yang meningkat 38,8 dibanding tahun 2021. Realisasi PMA meningkat sebesar 66,7%, sementara PMDN meningkat sebesar 24,5%.

Ia menegaskan bahwa Pemprov Jatim  terus melakukan langkah-langkah untuk mendorong ekonomi tetap tumbuh di tahun 2023 ini di tengah prediksi terdampak ekonomi global yang resesi. Terutama mendorong sektor manufaktur dan pertanian yang menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jatim untuk tetap bertahan.

Emil menyebut, langkah pertama yang disiapkan adalah melanjutkan program prioritas yang sudah dilakukan sejak 2019 dan telah mencapai beberapa hasil.

Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

"Seperti pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pesantren, di mana hingga tahun 2022 sudah mencapai 750 pesantren yang ikut dalam program One Pesantren One Product (OPOP)," tuturnya.

Kemudian, comunal brand atau brand bersama untuk mewadahi beberapa produk agar bisa go global bersama.

Selanjutnya, Pemprov Jatim juga memiliki program Ekonomi Kreatif, menyediakan platform digital UMKM, Jatim IT Creatif dan Milenial Job Center.

"Semuanya itu untuk mendorong ekonomi di Jatim tetap bergerak dari sektor domestik atau dasar. Sementara untuk sektor industri, kami juga mendorong peningkatan jumlah investasi di Jatim," terangnya.

Ia menilai, hilirisasi produk dari sumber daya alam dengan menyediakan pabrik pengolahan dan manufaktur di Jatim juga bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Targetnya tentu terus ada peningkatan lagi, dengan memanfaatkan pasar domestik Indonesia yang sangat potensial, sambil melihat kesempatan menambah potensi pasar ekspor, dengan memilih negara-negara baru selain yang saat ini mungkin terdampak resesi hingga mengurangi permintaan ekspor dari Jatim," pungkasnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU