Wali Kota Eri Kumpulkan Banteng-Banteng Muda

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 06 Jun 2022 20:12 WIB

Wali Kota Eri Kumpulkan Banteng-Banteng Muda

i

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) Bersama ‘banteng-banteng’ senior PDIP seperti Bambang DH, Djarot Saiful Hidayat, Armudji, hingga Whisnu Sakti Buana, turut hadir dalam acara memperingati Hari Lahir Bung Karno

Rintis Bikin Patung Soekarno dan Dua Museum Bung Karno di Gedung Siola dan Rumah Kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean Gang IV No. 40 Surabaya

 

Baca Juga: Pemkot Surabaya Segera Cairkan Gaji ke-13 Non ASN

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, bikin surprise warga kota. Pada bulan Juni 2022 ini, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini janji akan membangun patung Presiden RI Pertama Ir Soekarno.

Patung ini akan berdiri di Jalan Doktor Insinyur Haji Soekarno, penghubung antara daerah Kenjeran, Surabaya dengan Tambak Sumur, Sidoarjo.

"Dengan melihat patung beliau, kami akan selalu ingat api semangat perjuangannya," katanya, kepada wartawan, Senin (6/6/2022).

Patung ini bertema "Warisi Apinya, Jangan Abunya". Tema ini bagi pengagum Bung Karno (BK) seperti Eri Cahyadi, Djarot Saiful Hidayat, Adi Sutarwijono alias Awi, menunjukan mereka paham dengan cara berpikir BK. Artinya mereka bukan sekedar hapal isi pikiran-pikiran ayah biologis Megawati, Ketua Umum DPP PDIP.

Ternyata, selain membangun patung BK, Pemkot Surabaya juga akan membangun Museum Bung Karno di dua lokasi sekaligus. Yakni, di Rumah Kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean Gang IV No. 40 Surabaya dan Gedung Siola Jl . Tunjungan Surabaya.

Dalam jumpa pers, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wawali Surabaya Armuji, mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH dan mantan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, dan sejarawan Unesa Rojil Nugroho Bayuaji, tampak ceria dan bersemangat seperti tema yang dipilih, "Warisi Apinya, Jangan Abunya".

 

Libatkan Masyarakat

Eri mengatakan, Pemkot menggelar sayembara desain patung berhadiah ratusan juta rupiah melibatkan masyarakat.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan patung ini akan menjadi tanda bahwa Surabaya sebagai tempat kelahiran Tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia ini.

Ini akan sekaligus meluruskan sejarah yang menyebut Bung Karno lahir di Blitar. "Kami menilik catatan sejarah, bahwa beliau (Bung Karno) beberapa kali mengatakan lahir di Surabaya. Artinya, api dan semangat beliau telah mendarah daging di Surabaya," kata Mas Eri, begitu sapaan akrab sebagai Wali Kota berjiwa muda ini.

“Patung ini dibuat sekaligus untuk meluruskan sejarah dan menunjukkan bahwa semangat Bung Karno tak pernah padam. Arek-arek Surabaya begitu bangga mewarisi ideologi gotong royong dan kerakyatan yang diajarkan beliau," lanjut pria asli Surabaya ini.

Rencananya, patung ini akan berdiri di Jalan Doktor Insinyur Haji Soekarno, penghubung antara daerah Kenjeran, Surabaya dengan Tambak Sumur, Sidoarjo. "Dengan melihat patung beliau, kami akan selalu ingat api semangat perjuangannya," katanya.

”Hari ini (Senin 6 Juni, kemarin, red), bertepatan dengan hari lahir Bung Karno, kami mengumumkan sayembara desain patung Bung Karno yang nantinya akan dibangun di Surabaya. Selain penegasan bahwa Bung Karno lahir di Surabaya, ini ikhtiar kita untuk terus mengingat, mempelajari, dan membumikan dalam tindakan segala pemikiran serta teladan Bung Karno yang sungguh luar biasa kebaikannya bagi Indonesia dan dunia,” tambah Eri Cahyadi.

Rencana membangun patung dan dua museum Bung Karno ini masuk akal. Maklum, saat ini kota Surabaya dipimpin dan dikelola banteng-banteng muda tulen. Wali Kota Eri Cahyadi, sebelum dilantik sudah mendaftarkan sebagai kader PDIP. Ketua DPRD Surabaya, Awi adalah Ketua DPC PDIP Surabaya. juga Wawali Armuji, adalah banteng tulen yang merakyat.

Apalagi dalam pertemuan, Eri menghadirkan Bambang DH, mantan Wali Kota Surabaya dan Djarot Saiful, mantan Wali Kota Kediri. Tekadnya ini tampak mereka meresapi pidato Bung Karno, termasuk tulisan Soekarno berjudul “Mencapai Indonesia Merdeka”.

Baca Juga: PDIP: Hubungan Megawati dan Prabowo Baik-Baik Saja

 

Sayembara Dibuka 6 Juni

Sayembara ini bisa diikuti seluruh warga Indonesia (perorangan maupun tim). Desain patung merupakan karya orisinal, bukan plagiat, dan tidak terikat hak cipta (disertai pernyataan bermaterai).

Sayembara dibuka mulai 6 Juni 2022 hingga 6 Oktober 2022. Tiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya ke Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya.

Sebelum juaranya diumumkan pada 10 November, hasil karya akan dipamerkan di Balai Pemuda, 1-9 November 2022. Nantinya, juara 1 mendapat Rp100 juta, juara 2 meraih hadiah sebesar Rp60 juta, dan juara 3 sebesar Rp30 juta.

"Hadiah ini tak sebanding dengan jasa Bung Karno dalam memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia," katanya.

 

Warisi Apinya

Bung Karno pernah menyatakan dalam pidatonya: warisi apinya, jangan abunya. Warisi semangat yang menyala-nyala, semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan, semangat untuk mengisi kemerdekaan, dan semangat untuk membangun Indonesia maju,

Baca Juga: Pemkot Surabaya Sediakan Pelayanan Kesehatan di Pustu-Posyandu

Pidato BK ini pernah dimuat dalam artikel berjudul “Mencapai Indonesia Merdeka”. Artikel ini ditulis tahun 1933. Dalam artikel ini, Bung Karno dengan tegas mengatakan, “maksud pergerakan kita haruslah: suatu masyarakat yang adil dan makmur, yang tidak ada tindasan dan hisapan, yang tidak ada kapitalisme dan imperialisme”.

Dalam tulisannya itu, Bung Karno juga mempertegas bahwa Indonesia merdeka hanyalah “jembatan emas”. Artinya, kemerdekaan hanyalah “penghubung” antara perjuangan rakyat Indonesia dengan cita-citanya yang lebih tinggi, yakni masyarakat adil dan makmur. Hal ini, kemudian menjadi landasan PDI Perjuangan dalam mengawal serta memperjuangkan rakyat kecil “wong cilik” sebagaimana cita-cita Bung Karno.

 

Dua Warisan Bung Karno

Bagi pengagum BK, ada dua hal penting dari warisan Bung Karno yakni pemikiran atau ajaran dan proyek cita-cita politiknya. Ini penting untuk dikawal serta di aktualisasikan, karena yang penting dari historiografi seorang revolusioner bukan hanya soal perjalanan hidupnya, tetapi menyelidiki apa yang diwariskannya. Dengan begitu, sebagai “pelanjut angkatan” bisa memetik pelajaran darinya dan melanjutkan cita-citanya.

Anggota DPR RI Djarot Saiful Hidayat pun mengapresiasi hal ini. Mantan Wali Kota Blitar dua periode ini menambahkan bahwa perlu meluruskan sejarah yang selama ini keliru.

"Kita bukan hanya harus tahu tanggal dan lokasi lahir beliau. Namun yang lebih penting juga bagaimana perjuangan beliau. Ini pelurusan sejarah," kata Djarot dikonfirmasi di tempat yang sama.

"Jadi, bukan persoalan tempat dan tanggal lahir namun bagaimana sepak terjang, pemikiran, hingga peran beliau untuk Indonesia dan dunia. Saya sebagai arek Surabaya bangga," katanya.

"Namun, saya lebih bangga sebagai bangsa Indonesia yang memiliki tokoh besar seperti beliau yang dihormati dunia," kata politisi PDI Perjuangan ini. n alq/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU