Wali Kota Perempuan di Afganistan Pasrah Tunggu Dibunuh Taliban

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 18 Agu 2021 13:52 WIB

Wali Kota Perempuan di Afganistan Pasrah Tunggu Dibunuh Taliban

i

Wali Kota Perempuan Pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari. SP/inews.co.uk

SURABAYAPAGI, Surabaya -Kabar soal kelompok militan Taliban yang kini menguasai Afganistan mengguncang dunia dan menjadi pemberitaan di mana-mana. Nasib jutaan penduduk negara itu dipertanyakan beserta sejumlah kecemasan lain yang muncul.

Ada pula kekhawatiran dimana kebebasan perempuan terancam. Bahkan, wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari seperti dilansir dari The Sun, dia sendiri mengaku saat ini hanya menunggu kedatangan Taliban ke rumahnya untuk membunuhnya.

Baca Juga: Dua Pelaku Pembunuhan di Pakis Berhasil Diringkus Satreskrim Polres Malang

"Saya duduk di sini menunggu mereka untuk datang. Tidak ada seorang pun yang datang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama keluarga saya dan suami saya. Dan mereka akan datang ke orang-orang seperti saya dan membunuh saya," kata dia.

Zarifa Ghafari mengungkapkan tidak bisa pergi dari Afghanistan dan meninggalkan keluarganya. Lagipula, dia juga mengaku tidak tahu akan pergi ke mana."Saya tidak bisa meninggalkan keluarga saya. Dan lagipula, ke mana saya akan pergi?" kata dia lagi.

Zarifa Ghafari merupakan perempuan yang pertama kali menjadi wali kota di Afghanistan, tepatnya di Maidan Shahr. Dia didaulat menjadi wali kota pada tahun 2018 lalu.

Perlu diketahui, dalam perkembangan situasi terbaru di negara itu, Taliban telah mengumumkan amnesti komprehensif bagi para pejabat di pemerintahan Presiden Ashraf Gani yang 'telah mengundurkan diri'.

Taliban mendesak agar para pejabat kembali melanjutkan tugas, termasuk pejabat perempuan, yang pernah dilarang bekerja di bawah rezim Taliban pra-2001 di negara itu.

Baca Juga: Dipenuhi Kejanggalan, Saksi Perampokan Tragis di Desa Imaan Gresik Ditemukan Tewas di Kebun Jagung

Kelompok pemberontak tersebut mengatakan bahwa perempuan akan diizinkan untuk memiliki pekerjaan dan pendidikan di bawah rezim baru.

Taliban sendiri memiliki reputasi buruk karena praktik kebrutalan dan kekerasan sebelum digulingkan oleh Amerika Serikat pada 2001 lalu.

Kelompok ini menolak hak pendidikan bagi wanita, melakukan eksekusi publik bagi lawan politiknya, menganiaya minoritas dan menghancurkan peninggalan budaya yang tak ternilai harganya.

Baca Juga: Dituduh Curi 2 Dus Mie Instan, Pria Asal Cimahi Tewas Dikeroyok Massal

Kali ini, kelompok ini diperkirakan akan melakukan hal serupa sehingga menciptakan kesengsaraan bagi penduduk Afganistan.

Husain Haqqani, mantan duta besar Pakistan untuk AS mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa rezim baru Taliban tidak akan melakukan pelanggaran HAM lainnya.

"Taliban telah mengeksekusi orang secara serampangan, mereka telah memukuli wanita, mereka telah menutup sekolah. Mereka telah meledakkan rumah sakit dan infrastruktur, semuanya dilakukan di wilayah negara yang mereka kendalikan," ujarnya, dikutip dari laman NPR.kp/cr3/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU