Wapres Minta Kementan Tingkatkan Produksi Beras

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Jan 2023 07:47 WIB

Wapres Minta Kementan Tingkatkan Produksi Beras

i

Wapres Ma’ruf Amin saat bertemu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Setwapres.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin Wakil mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus menambah angka produksi beras di dalam negeri agar meningkat terus dari tahun ke tahun.

Menurut Ma’ruf, dalam upaya mencapai surplus stok, tidak semestinya hanya berfokus pada produksi beras, namun juga harus meningkatkan jumlah beras yang diproduksi.

Baca Juga: Stabilkan Harga, Pemkot Batu Salurkan 91,29 Ton Beras CPP

"Saya minta fokus kita agar jangan hanya pada surplusnya saja, tapi juga pada besaran angkanya. Harapannya jumlah surplus terus meningkat dari tahun ke tahun, artinya produksi beras juga meningkat dari tahun ke tahun," kata Ma'ruf dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta , Rabu (25/1/2023).

Ia pun menyayangkan jumlah surplus beras yang terus menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus beras pada 2022 mencapai 1,74 juta ton atau menurun jauh dari 2018 yakni sebanyak 4,37 juta ton.

"Berdasarkan data BPS memang selalu surplus setiap tahun, tetapi perlu menjadi perhatian jumlah surplus beras cenderung menurun dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Produksi beras di Indonesia berpengaruh pada ketersediaan pangan dan stabilitas harga pangan nasional. Terlebih lagi, masyarakat Indonesia saat ini masih tergantung pada beras sebagai sumber makanan pokok.

Maka dari itu, Ma’ruf meminta agar sektor pertanian semakin kuat dan mampu menjadi pengendali inflasi untuk hadapi krisis pangan dunia. Menurutnya, sektor pertanian adalah sektor yang kritikal lantaran harus mampu menyediakan pangan bagi lebih dari 275 juta jiwa di Indonesia.

"Ketersediaan pangan dan stabilitas harga pangan menjadi persoalan kritikal yang harus senantiasa dikelola dengan baik, seiring dengan meningkatnya tren pertumbuhan penduduk," terangnya.

Apalagi dunia saat ini dibayang-bayangi oleh potensi krisis pangan akibat perubahan iklim serta geopolitik yang penuh ketidakpastian.

Baca Juga: Menperin: Beras Analog Sagu Jadi Alternatif Pangan Utama Pengganti Beras Padi

Sehingga, ia mengingatkan Kementan agar mengidentifikasi komoditas pangan yang tepat dalam menghadapi krisis pangan dunia serta fokus mendorong pengembangannya, termasuk penetapan target produksi dan lokasinya.

Ma'ruf juga meminta Kementan membuat terobosan-terobosan untuk lompatan peningkatan produktivitas dan penciptaan nilai tambah produk pertanian di tengah keterbatasan lahan.

"Fakta bahwa lahan pertanian semakin menyusut karena alih fungsi lahan pertanian menjadi nonpertanian. Hal ini dapat menjadi ancaman nyata ketahanan pangan kita, apabila tidak dibarengi dengan upaya menggenjot produksi," ujarnya.

Selain itu ia pun meminta kerja sama pemerintah daerah untuk ikut andil dalam mengamankan lahan pertanian di masing-masing daerah. Jika memang terpaksa dialih fungsikan, maka Ma'ruf memerintahkan agar lahan pertanian tersebut bisa diganti.

Baca Juga: Perluas Tanam Padi, Kementan Gencarkan Program ‘Kesatria’ di Lahan Perkebunan

"Apa bila ada satu Kabupaten yang terpaksa dia harus menggunakan sebagian dari tanah pertanian, dia harus mengganti lagi, sehingga jumlahnya tidak akan berkurang secara terus menerus. Saya kira semua pemerintah daerah, gubernur, bupati, kalau mempertahankan lahan ini pasti masalah produksi beras agar bisa kita pertahankan," tuturnya.

Ma’ruf juga menjelaskan perlunya menggandeng berbagai pihak baik petani individu maupun kelompok, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga penelitian. Sehingga, tercipta inovasi-inovasi aplikatif seperti penemuan bibit unggul, teknologi pertanian, serta sarana dan prasarana pertanian.

Kemudian, ia juga meminta program diversifikasi pangan lokal digiatkan secara masif. Menurutnya, selain mewujudkan swasembada beras tanpa impor, upaya menjaga ketahanan pangan perlu diikuti dengan penggalakan kembali program diversifikasi pangan, melalui pengembangan hulu-hilir pangan lokal.

"Presiden telah menegaskan hal ini, termasuk pada berbagai kesempatan saya mengingatkan agar percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan lokal ini didukung dengan riset," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU