Warga Blauran Kidul Sampai Keputih, Sambatan Air Bersih

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 31 Jul 2022 20:29 WIB

Warga Blauran Kidul Sampai Keputih, Sambatan Air Bersih

i

Warga Blauran Kidul menunjukkan tandon di rumahnya yang berwarna keruh dan tak keluar air bersih.

Reni Astuti dan Anas Karno, Anggota DPRD Surabaya Geram Terhadap Manajemen PDAM Surya Sembada

 

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ada apa dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada? Dalam 6 bulan terakhir, beberapa warga di daerah berbeda di Surabaya, kesulitan mendapatkan air minum yang layak. Dari temuan lapangan, mayoritas warga di daerah perkampungan padat penduduk, yang susah mendapatkan air bersih dan layak dari PDAM. Bahkan sampai ada yang bertahun-tahun, tidak mendapatkan respon cepat. Hingga harus mengadu ke wakil rakyat di DPRD Kota Surabaya, Jalan Yos Sudarso Surabaya. Berikut laporan wartawan Surabaya Pagi, Ikhlas Amin dan Alqomarudin. Ohh PDAM Surabaya.

Terbaru, warga Blauran Kidul mengeluhkan selama 10 tahun belum ada juga perbaikan saluran air bersih dari PDAM Surya Sembada. Meski warga Blauran Tercatat Sebagai pelanggan Air PDAM, tetapi warganya masih belum juga mendapatkan air bersih.

Dari pantuan tim Surabayapagi,.com, Minggu (31/7/2022) siang kemarin, saat mendatangi di lokasi Blauran Kidul, Minggu (31/7/2022), perkampungan padat penduduk itu masih memanfaatkan air bersih dari jerigen yang mereka beli. Kejadian ini sudah berlangsung selama 10 tahun terakhir.

"Sudah 10 tahun air PDAM mati, kita juga sudah berkali- kali melaporkan. Tetapi sampai saat ini belum juga ada perbaikan atau itikad baik dari pihak PDAM," ungkap Zulkarnaen saat ditemui Surabaya Pagi, sambil menunjukkan kepada SurabayaPagi.com air tandon yang sangat keruh.

Zulkarnaen juga mengeluhkan, dia sudah lapor berkali- kali ke pihak PDAM langsung tetapi disuruh menunggu. Sampai-sampai Pak Zul, sapaan Zulkarnaen, beserta warga lainnya meminta kejelasan dari PDAM Surya Sembada.

Laporan yang diajukan terakhir sekitar bulan Juni 2022 lalu karena warga Blauran merasa rugi dikarenakan setiap bulanan harus membayar tetapi belum mendapatkan air bersih. "Lah gimana, kita tiap bulan harus membayar, sedangkan di kampung saya masih belum juga mendapatkan air bersih," keluhnya saat itu kepada pihak PDAM Surya Sembada.

 

Bayar Iuran, Beli Jerigen

Chusnul, warga Blauran Kidul lainnya juga mengeluhkan. Dia beserta keluarganya setiap hari harus membeli air bersih kepada penjual air keliling yang di dekat rumahnya.

Harga setiap jurigennya pun cukup lumayan mahal berkisar Rp 3.000. Sedangkan setiap bulannnya satu rumah warga harus mengeluarkan uang untuk air bersih berkisar Rp 500.000-600.000 untuk air bersih.

"Ini tak sepadan dengan kita harus bayar rutin ke PDAM. Apalagi Keluarga pasti juga membutuhkan air bersih buat cuci baju, cuci piring, dllnya, sebulannya aja udah segitu buat air belum lainnya" ungkapnya.

Atas kondisi yang selama ini belum tahu kepastian dari pihak PDAM, beberapa warga juga Berhenti menjadi langganan PDAM. Karena merasa keberatan untuk membayarnya.

"Bagaimana warga disini juga setiap hari membeli Air geledekan (penjual air keliling), terus di suruh bayar juga ke PDAM. Kan jadinya double bayarnya," Kata Tarjo, yang ikut menemani Surabayapagi.com bersama Pak Zul dan Chusnul.

Mereka, warga Blauran Kidul menuntut pihak PDAM Surya Sembada untuk segera membangun air di wilayah Blauran Kidul Surabaya yang belum dialiri air bersih.

 

Anas Karno Geram

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

Terpisah, Wakil Ketua Komisi B Anas Karno mengaku geram atas kurang responsifnya PDAM Surya Sembada, terhadap warga yang kesulitan air bersih. Dan ia juga prihatin atas kondisi warga tersebut.

“Apalagi perkampungan ini letaknya di pusat kota, pusat kegiatan bisnis segi empat emas, dekat dengan kampung Ketandan dan Tunjungan Romansa, yang saat ini menjadi ikon wisata Surabaya. Harusnya PDAM segera menangani dengan cepat,” tegasnya.

Untuk itu, Anas Karno meminta, supaya perusahaan daerah milik Pemkot Surabaya itu segera menangani persoalan tersebut, sehingga warga tidak lagi susah akan air bersih. “Sebenarnya ini perkara mudah. Wong jaringan pipa di kampung ini sudah ada. Didukung juga jaringan di kampung sekitarnya juga ada. Apalagi aliran air di kampung tetangga juga normal. Masak harus sampai segini,” jelasnya.

Anas menekankan supaya PDAM Surya Sembada lebih detail lagi terhadap layanan ketersediaan air bersih, bagi warga Surabaya. Karena masih banyak warga Surabaya, yang belum mendapatkan air PDAM.

“Toh pak Dirut (PDAM Surya Sembada) yang baru, sekarang lagi giat menambah pemasangan PDAM, untuk mengejar target tahun 2023 seluruh warga Surabaya mendapatkan air bersih PDAM,” pungkasnya.

 

Warga Blauran Sampai Keputih

Ternyata kesulitan air bersih tak hanya dialami warga Blauran Kidul Surabaya. Pernah ada beberapa warga perkampungan Keputih Tegal Timur yang juga kesulitan mendapatkan air bersih. Hal itu pernah diadukan warga Keputih Tegal Timur kepada Komisi B Bidang Perekonomian di DPRD Kota Surabaya.

Juga sama halnya beberapa warga di Darmorejo Surabaya. Selama bertahun-tahun juga kurang mendapat fasilitas air bersih yang layak dari PDAM Surya Sembada. Bahkan, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti meninjau langsung ke lokasi perkampungan di Darmorejo Surabaya.

Padahal, dari pantauan Reni Astuti, di daerah perkampungan Darmorejo Surabaya, sangat dekat dengan instalasi pengolahan air PDAM di daerah Ngagel.

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

Ia mengungkapkan, ada partikel-partikel kecil mengambang di air dan menyebabkannya menjadi semakin keruh. Padahal menurut dia, saat ini layanan PDAM sudah semakin luas dan cukup bagus. Ia berharap pihak PDAM juga meningkatkan kualitas air yang disalurkan kepada para konsumen.

Air merupakan kualitas utama bagi masyarakat. Oleh karena itu, kualitas air yang buruk dikhawatirkan berdampak pada kesehatan konsumen. "Memang tidak semua tempat di Surabaya kualitas (airnya) kotor seperti ini. Di RT sini jumlah warga banyak, ada anak-anak, ada kebutuhan ibu-ibu. Secara ekonomis juga, misalkan beli (air) untuk cuci-cuci sayur itu juga nambah beban ekonomi warga," ungkapnya.

Reni mendorong pihak terkait untuk mengecek dan memberikan kejelasan mengenai permasalahan air yang terjadi di daerah Darmorejo.

 

7.000 Pelanggan Belum Dapat Air

Sementara, dari catatan tim Litbang Surabaya Pagi yang dihimpun dari data PDAM Surya Sembada, sebagian besar wilayah Surabaya sudah teraliri air PDAM. Sekitar 99 persen yang sudah teraliri, yakni berjumlah 596.000 pelanggan.

Dari data tersebut, 80 persen adalah pelanggan rumah tangga. Sisanya pelanggan dari kalangan industri dan tempat usaha.

Sedangkan, 7.000 orang pelanggan yang tercatat di PDAM Surya Sembada, justru belum mendapat aliran air PDAM. Alasan Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Arief Whisnu bahwa 7.000 pelanggan belum mendapat air bersih, karena terkendala legalitas lahan. Menurutnya, pihak PDAM belum mendapatkan data jelas siapa pemilik tanah agtau dalam sengketa. Selain itu, juga makin tumbuhnya perumahan baru di Surabaya yang membuat aliran baru belum merata.

Untuk menjangkau itu, PDAM juga akan menambah distribusi air dengan akan menyiapkan air dari Umbulan, yang tingkat serapan air Umbulan bisa mencapai 500 liter per detik. Khususnya, kini di wilayah barat, PDAM telah menyiapkan jaringan sepanjang 40 kilometer. min/alq/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU