Warning Covid-19 untuk Warga Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 14 Jun 2022 20:09 WIB

Warning Covid-19 untuk Warga Indonesia

i

Warga berkerumun mempercepat penyebaran covid-19

Kasus Harian Hampir Tembus 1.000 Kasus

 

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi, Salah Satu Incaran Menkeu di Kabinet Prabowo

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mengejutkan. Selasa (14/6/2022) kemarin, kasus harian penambahan Covid-19 di Indonesia sudah hampir mencapai 1.000 kasus. Hal ini membuat Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 serta Menteri Kesehatan, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi memberikan warning untuk warga Surabaya pada khususnya dan warga Indonesia pada umumnya.

Dari catatan Satgas Covid-19, Selasa (14/6/2022) pukul 16:00 WIB, sehari bertambah sebanyak 930 kasus. Penambahan ini lebih tinggi jika dibandingkan kemarin yakni 591 kasus Covid-19. Dari 930 kasus, di Jawa Timur sendiri, berdasarkan laman infocovid19.jatimprov.go.id, ada kasus baru sebanyak 57 kasus. Dari 57 kasus itu, untuk Surabaya ada penambahan 29 kasus. Sedangkan untuk meninggal dunia, ada tambahan 2 kasus.

Sementara itu, melihat data sepekan terakhir, kasus terkonfirmasi Covid-19 terus mengalami kenaikan. Keberadaan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 disebut sebagai penyebabnya. Pada 7 Juni kasus terkonfirmasi harian naik 518, lalu pada 8 Juni naik 520 kasus, 9 Juni naik 556 kasus, dan 10 Juni naik 627. Kemudian, terkonfirmasi harian sempat menurun pada 11 Juni yakni 527 kasus dan 12 Juni dengan angka 551 kasus.

Dengan bertambahnya kasus positif pada hari ini, tercatat kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 6.062.009 kasus. Lebih lanjut, kasus sembuh tercatat bertambah 548 atau kumulatifnya menjadi 5.900.049 orang.

Angka tersebut meningkat sebanyak 158 orang setelah kemarin tercatat 390 orang yang sembuh. Kemudian, angka kematian bertambah 10 orang atau naik tipis jika dibandingkan hari sebelumnya. Dengan demikian, total kasus meninggal menjadi 156.662 orang.

Satgas juga melaporkan kasus aktif bertambah 372 orang, menjadi 5.298 orang dan sebanyak 4.030 orang berstatus suspek. Lalu, jumlah spesimen yang diperiksa pada hari ini mencapai 79.520 spesimen.  

Selain itu, untuk vaksinasi Covid-19 dosis pertama dilaporkan sudah diberikan kepada 200.290.692 orang, dosis kedua kepada 168.159.857 orang, dan dosis ketiga atau booster kepada 47.952.208 orang.

 

Faktor Varian Baru

Baca Juga: Tren Covid-19 Naik, Tapi tak Timbulkan Kematian

Kenaikan kasus Covid-19 terjadi di wilayah Indonesia sejak pertengahan bulan Mei 2022 hingga kini sudah hampir mencapai angka 1.000, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi, ada beberapa faktor.

Diantaranya ada banyak pihak meyakini peningkatan ini tak lepas dari varian baru Covid-19 bernama omicron BA.4 dan BA.5. Dua varian itu disebut-sebut bisa mengelabuhi sistem kekebalan tubuh. Kemampuan itu disebut sebagai escape imunity.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah ada 8 kasus yang ditemukan di Indonesia, terkait BA.4 dan BA.5. Tiga kasus datang dari tamu luar negeri. "Sisanya kasus transmisi lokal. 4 jakarta 1 di bali, tapi satu (di Bali), yang bersangkutan tenaga media dari Jakarta," tutur Budi Gunadi.

 

Kesadaran Prokes dan Vaksinasi

Kemudian, kesadaran masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan cukup menurun. Setelah ada kebijakan lepas masker di ruang terbuka, kebiasaan itu terbawa saat beraktivitas di ruang tertutup.

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi

Kesadaran prokes yang menurun paling sering terjadi saat liburan. Alhasil, persebaran Covid-19 meningkat. DKI Jakarta menjadi wilayah dengan peningkatan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia. "Kalau di dalam ruangan yang ada AC, sirkulasi tertutup, disarankan memakai masker. Tidak ada ruginya kita bersikap hati hati dan waspada. Malah itu bisa melindungi diri kita dan orang lain dan bisa menjaga kesinambungan dari pertumbuhan ekonomi," tutur Budi Gunadi.

Persentase masyarakat yang mengikuti vaksin booster masih terbilang rendah. Makanya, pemerintah mendorong agar masyarakat kembali berpartisipasi dalam melakukan vaksin booster.

Jika vaksin booster sudah dilakukan dengan baik, tingkat kekebalan tubuh masyarakat Indonesia juga baik. Diprediksi, puncak dari dua varian baru ini akan terjadi pada pekan kedua atau pekan ketiga bulan Juli mendatang. "Kalau masyarakat siap dengan (vaksin) booster yang baik, kemungkinan puncaknya (BA.4 dan BA.5) tidak tinggi," papar Budi Gunadi.

Meski begitu, kasus kenaikan di Indonesia masih bisa dikendalikan, karena positive rate nasional masih dibawah 5 persen (menurut standar WHO). Hanya saja, kenaikan positive rate nasional secara tren mulai ada kenaikan. Mulanya hanya 0,5 hingga 0,8 persen. Kini sudah menjadi 1,36 persen.  

"Jadi kalau kasus kita sekitar 574 harian, kalau lihat Australia bisa 16 ribuan, India 8.500, Singapura 3.100, Thailand 2.400 dan Malaysia 1.700. Kalau dilihat dari kasus reproduksi kasus aktif, Indonesia relatif stabil di angka 1," lanjut Menkes Budi Gunadi di channel youtube Sekretariat Presiden, Senin (13/6/2022). jk/er/rm

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU