SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Musim hujan pada awal bulan November kali ini mulai merata di beberapa wilayah Indonesia. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (pancaroba) kali ini.
Hal tersebut dikarenakan ada dampak dari datangnya musim hujan setelah musim kemarau. Hujan pertama dikhawatirkan akan membawa polutan yang bisa membawa penyakit, sehingga harus diwaspadai oleh masyarakat.
Baca Juga: Winter Aespa Jalani Operasi Pneumotoraks, Agensi Bakal Prioritaskan Pemulihan
"Jadi pengalaman dari tahun sebelumnya, setelah El Nino berakhir, biasanya hujan itu akan deras. Cuman derasnya itu dalam artian bisa panjang (durasinya). Jadi bisa panjang, dan seberapa deras itu, kita tidak tahu," ujar pakar sekaligus dosen teknik lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya Prof. Dr. Eddy Soedjono.
Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran
"Mungkin kita tidak tahu, karena dalam keadaan kering itu banyak sekali polutan yang ada di permukaan bumi, apakah di jalan atau di tanah. Jadi, begitu hujan itu tiba, syukur Alhamdulillah. Tapi, dari sisi kualitas, terlepas dari itu hujannya besar, atau tidak, air hujan ini akan membawa banyak sekali polutan," sambungnya, Minggu (05/11/2023).
Menurutnya, yang dimaksud polutan itu bisa jadi bekas bangkai, tinja. Dan begitu hujan tiba, polutan akan terbawa. Sementara itu musim hujan di Surabaya diperkirakan akan mulai pada awal Desember 2023 mendatang.
Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4
"Kualitas hujan pertama itu biasanya jelek, karena dia membawa semua kotoran-kotoran sekian bulan itu. Jadi air hujan biasanya PH-nya sangat asam, begitu hujan pertama kali tiba. Mudah-mudahan, di hari kedua, di hari ketiga itu, akan lebih menjadi baik," tukasnya. sb-03/dsy
Editor : Desy Ayu
