SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Memperingati Hari Jadi ke-819 Tulungagung, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) turut mengapresiasi aksi seribu batik ciprat secara massal di lingkar Alun-alun kota, dengan menggunakan peralatan sederhana serta bebas memilih corak abstrak dan unik.
Sementara itu diketahui, membatik dengan teknik ciprat ini dilakukan oleh pelajar SMP Negeri 1 Kedungwaru, mulai kelas 7 sampai dengan kelas 9. Sedangkan gelaran batik dipilih karena menjadi salah satu budaya tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO sehingga harus tetap dilestarikan dan dikenalkan kepada anak sejak dini.
Baca Juga: Pemkab Tulungagung Targetkan Pembangunan 1.000 Jamban dalam Setahun
"Ini adalah ajang kreativitas bagi para siswa, sekaligus memperingati hari jadi ke-819. Ini sekaligus untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka. Kita lihat ada yang cukup berbakat, ada juga yang biasa-biasa saja. Artinya banyak variasi," jelas Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno, Minggu (24/11/2024).
Baca Juga: Tampung Aspirasi saat Reses, Laili Abidah Perjuangkan Gaji Guru Sekolah Swasta
Lebih lanjut, Pj Bupati Tulungagung, Dr. Ir. Heru Suseno, MT menyampaikan bahwa, pentingnya anak-anak dikenalkan tentang warisan budaya yaitu batik. Ditambahkan, inovasi seperti batik ciprat memberikan tantangan sekaligus peluang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka.
“Karena batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi,” tuturnya.
Baca Juga: Hujan Lebat, Jalan Trenggalek-Tulungagung Tertutup Longsor hingga Banjir
“Kalau di SMPN 1 Kedungwaru ada batik ciprat artinya banyak inovasi inovasi yang di kembangkan oleh SMPN 1 Kedungwaru. Tentunya sebagai kepala daerah kami mengucapkan terima kasih kepada kepala pendidikan, kepala sekolah, guru guru dan anak anak semua,” pungkasnya. tl-01/dsy
Editor : Desy Ayu
