Berkat Bisnis Arum Manis, Suyono Mampu Buka Lapangan Kerja

surabayapagi.com
Suyono yang sedang mengemas jajanan arum manis rambut nenek. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Suyono mampu membuka lapangan kerja bagi warga sekitar lewat usahanya memproduksi jajanan jadul arum manis rambut nenek. Dia mengaku sudah hampir 19 tahun, menjadi produsen arum manis rambut nenek. Ini tak lepas dari tradisi yang selalu dipegangnya. Dengan tetap kukuh mempertahankan ciri khas dan tradisi akan membuat jajanan ini semakin dicari.

Alasan yang menjadi penguat Suyono untuk tetap mempertahankan produknya bahkan di tengah pandemi Covid-19 ini, karena kini arum manis rambut nenek masih menjadi primadona di masyarakat. Khususnya mereka yang telah dewasa. Sebab, mereka ingin bernostalgia dengan jajanan masa kecil dulu.

Sedangkan bahan baku untuk membuat arum manis rambut nenek harus berkualitas. Yaitu menggunakan gula berwarna putih, memiliki kristal, dan bertekstur besar. Dalam proses pembuatan, perebusan gula hingga matang pun diperlukan “insting” atau pengalaman khusus.

Salah satu jajanan jadul arum manis rambut nenek. SP/ TLG

Sebab, jika gula yang direbus kurang masak, akan membuat adonan berubah keras dan tidak dapat digunakan. Sementara jika gula terlalu masak, akan menghasilkan tekstur yang lentur dan mengeluarkan rasa pahit.

Selain tetap mempertahankan kualitas dan citarasa, Suyono pun tetap menjaga tradisi dalam penjualan. Seperti menggunakan alat musik rebab ketika sedang berkeliling menjajakan arum manis. “Orang zaman dulu tahunya penjual arum manis ya dari rebab ini. Sekarang pun masih saya pertahankan,” imbuhnya seraya tertawa kecil.

Sementara menurut Suyono mengenai pendapatan omzet di tengah pandemi Covid-19 ini mengalami penurunan sebesar 30 persen. Ini lantaran banyak sekolah yang tutup dan pembelajaran dialihkan secara online.

Untuk itu, pada hari-hari biasa dia hanya mengandalkan para reseller maupun penjual besar yang setia menjadi pelanggannya. Namun, hal berbeda ketika Lebaran tiba. Permintaan pasar membeludak berkali-kali lipat.

Bahkan, sehari dia mampu produksi sekitar 20 kilogram (kg). “Alhamdulilah rezekinya masih ada. Pembeli saya rata-rata penjual jajan di pasar, ada juga anak-anak muda yang dijual online. Saya tidak masalah karena itu juga memberi rezeki pada mereka yang mulai berbisnis,” ungkapnya. Dsy5

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru