Gelombang Panas di Asia Dongkrak Harga Batu Bara

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 05 Mei 2024 19:47 WIB

Gelombang Panas di Asia Dongkrak Harga Batu Bara

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Dalam sepekan terakhir, harga batu bara terbang sekitar 8% karena gelombang panas yang melanda sebagian besar negara di Asia. Hal tersebut mendongkrak permintaan akibat peningkatan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan.

Melansir data Refinitiv, hingga Jumat (3/5/2024) harga batu bara acuan ICE Newscastle bertengger di US$ 145,40 per ton. Dalam sehari terkontraksi 1,92% yang menjadi tanda berakhirnya tren positif selama empat hari beruntun.

Baca Juga: BMKG: Suhu 35,4 Celsius di Surabaya, Sampai Agustus

Meski begitu, penyusutan sehari pada akhir pekan tersebut tak menutup apresiasi yang terjadi dalam sepekan mencapai 8,10%.

Gelombang panas (heat wave) yang melanda Asia saat ini bisa menjadi salah satu berkah batu bara. Permintaan batu bara melonjak tajam karena penggunaan listrik meningkat drastis untuk pendingin ruangan.

Seperti diketahui, sejumlah negara Asia tengah berjuang menghadapi gelombang panas. Di antaranya adalah Thailand, Filipina, Myanmar, hingga India. Negara-negara tersebut masih mengandalkan pembangkit batu bara untuk menghasilkan listrik.

Baca Juga: Sudah Sebulan, Jembatan Kaca di Kampung Warna-warni Alami Keretakan

India mengandalkan 75% produksi listrik dari batu bara sementara Vietnam sekitar 55%, Myanmar sebesar 50%, dan Filipina sekitar 58%.

Mengutip data World Population Review, India berada di posisi ke-2 sebagai negara konsumen batu bara terbesar, Bangladesh berada di urutan ke 56, Filipina berada di urutan ke-27, Thailand (20), Kamboja (58), Myanmar (77), dan Vietnam (16).

Baca Juga: Musim Panas Ekstrem, Permintaan Es Batu Kristal Meningkat 2 Kali Lipat

Gelombang panas membuat penggunaan listrik meningkat tajam sementara produksi listrik dari pembangkit listrik berkurang.

Kejadian serupa juga pernah menimpa India pada 2022. Krisis listrik di India hingga melambungkan harga batu bara dari sekitar US$ 340 per ton pada April 2022 menjadi US$ 400 pada pertengahan Mei 2022. 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU