H+11 Lebaran Masih Ada Warga yang Lakukan Mudik

surabayapagi.com
Calon penumpang kapal saat melakukan tes GeNose di Pelabuhan Tanjung Perak. SP/SAMMY MANTOLAS

SURABAYAPAGI, Surabaya - Lebaran Idul Fitri 2021 telah berakhir sejak 14 Mei 2021 lalu, namun hilir mudik masyarakat masih terasa hingga hari ini, Senin (24/05/2021).

Musababnya banyak warga yang mengira bahwa adendum Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021, melarang warga untuk tidak mudik hingga tanggal 24 Mei 2021.

Salah satunya datang dari Eko Budianto (27) warga asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Eko baru mengetahui, larangan mudik hanya berlaku sejak tanggal 6 Mei hingga 17 Mei 2021 setelah diberitahu oleh rekannya.

"Sabtu kemarin baru saya tahu, ternyata gak dilarang mudik, hanya pengetatan mudik saja. Jadi ini saya ambil cuti seminggu untuk pulang kampung," kata Eko saat ditemui di terminal Gapura Surya Nusantara (GSN) Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (24/05/2021).

Dalam adendum SE Satgas nomor 13 tersebut, terdapat salah satu point yang menyebutkan terkait pengetatan perjalan H+7 pasca peniadaan mudik yang terhitung mulai 18 Mei hingga 24 Mei 202. Selama pengetatan berlangsung, surat bebas covid-19, baik antigen maupun GeNose yang sebelumnya berlaku 3×24 jam untuk perjalanan transportasi darat, dipersingkat menjadi 1×24 jam.

Selain Eko, calon penumpang lainnya seperti Muhammad Sholeh (37) juga mengalami hal serupa. Menurutnya, adendum SE tersebut dikira untuk melarang hilir mudik hingga tanggal 24.

Alhasil, saat lebaran kemarin Sholeh terpaksa bertemu dengan keluarganya dengan menggunakan media video call.

Ia pun mengkritik pemerintah yang kurang memberikan sosialisasi yang lengkap kepada masyarakat. "Kan kita pikirnya larangan mudik sampai tanggal 24, ternyata tidak. Hanya pengetatan. Aturannya terlalu ambigu. Tapi gapapa yang penting bisa pulang kampung, ketemu istri dan anak," kata Sholeh.

Selain penumpang yang mudik, adapula penumpang yang berangkat karena urusan pekerjaan.  Bayu (32) salah satunya. Kepada Surabaya Pagi, ia mengaku mendapat proyekan di Kalimantan.

"Ada urusan kerjaan di Kalimantan. Diminta bangun perumahaan di sana. Kami 7 orang yang berangkat ke sana," pungkasnya.sem

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru