Usai Divaksin Tahap Pertama, 13 Staf Positif Covid-19

surabayapagi.com
Kantor Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Blitar. SP/ DPMTKPTSP Kota Blitar

SURABAYAPAGI.com, Blitar - Setelah 35 staf mendapatkan vaksin Sinovac tahap pertama, ditemukan sebanyak 13 staf Kantor Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMTKPTSP) Kota Blitar positif Covid-19.

Menurut Kepala DPMTKPTSP, Suharyono, pada malam hari setelah mendapatkan vaksin tersebut, sudah ada beberapa orang yang mengeluh mengalami demam dan pegal badannya. Bahkan dua hari setelah vaksin, dua di antaranya hilang penciuman dan satu di antaranya hilang rasa atau tak dapat merasakan rasa makanan.

"Dari 18 yang di swab, ada 12 staf saya yang positif. Satu nama yang ikut dimasukkan daftar itu sebenarnya bukan rombongan kantor saya. Nah satu lagi yang gak ikut swab, tapi hasil rapid antigennya positif dinyatakan terkonfirmasi juga. Jadi total ada 13 staf saya yang positif Covid-19 usai vaksin," terangnya.

Suharyono mengakui selama ini kantornya belum pernah mengadakan screening awal. Baik itu berupa rapid antigen maupun swab PCR. Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Blitar Didik Djumiadi menjelaskan, kasus ini tidak dilaporkan sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

"Itu bukan KIPI. Murni kasus Covid-19," jawab Didik, Senin (8/3/2021).

Menurut Didik, Covid-19 bisa terjadi pada seseorang yang telah divaksin. Karena sebelum divaksin sebenarnya di dalam tubuh yang bersangkutan sudah ada virus corona, tapi tanpa gejala. Sehingga ketika pascavaksin terjadi reaksi dalam pembentukan antibody maka bisa timbul gejala.

Kasus serupa ternyata juga pernah terjadi di staf Kesbangpol Kota Blitar. Tiga pegawai kantor tersebut juga terkonfirmasi positif Covid-19 pascavaksin pertama.

Selain itu, Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Blitar, Hakim Sisworo menilai perlunya evaluasi sistem dan proses screening sebelum sasaran mendapatkan vaksin. Karena sebagian besar mereka terkesan asal menjawab lembaran pertanyaan yang diberikan sebelum menerima vaksin.

"Mungkin screening nya yang perlu kami evaluasi ya. Karena selama ini kan hanya diperiksa tensinya saja dan ditanya ada keluhan apa tidak. Tanpa pemeriksaan kondisi tubuhnya oleh tim medis," pungkas Hakim. Dsy8

 

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru