BPS Catat Harga Emas dan Kontrak Rumah Picu Inflasi Komponen Inti Terbesar

surabayapagi.com
Ilustrasi. Penjual emas perhiasan yang sering digunakan. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jika inflasi tahunan pada Januari 2024 didorong oleh inflasi komponen inti, hingga mencapai 2,57% (year-on-year/yoy). Sedangkan,  komponen yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi diantaranya harga emas dan kontra rumah.

“Secara tahunan, inflasi terjadi pada seluruh komponen. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 1,68% dengan andil sebesar 1,08%,” jelas, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Minggu (04/02/2024).

Baca juga: Harga Emas Turun Lagi

Amalia menjelaskan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya emas perhiasan, gula pasir, biaya kontrak rumah, biaya sewa rumah, dan nasi dengan lauk.

Secara bulanan, inflasi komponen inti tercatat sebesar 0,20% dan memberikan andil terbesar yakni 0,13%. Amalia menjelaskan komoditas yang dominan memberikan andil adalah emas perhiasan, biaya sewa rumah, dan biaya kontrak rumah. 

Disisi lain, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,18 persen dengan andil 0,05 persen. Selanjutnya, komponen harga bergejolak mencatatkan inflasi sebesar 7,22% secara tahunan, dengan andil terhadap inflasi sebesar 1,14%. 

“Komoditas yang dominan adalah beras bawang putih tomat cabai merah dan daging ayam ras,” kata Amalia. 

Baca juga: Harga Emas Dunia dan Antam, Melambung

Komponen lainnya, yaitu harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,74% dan memberikan andil sebesar 0,35%. Jika dirincikan, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, sigaret putih mesin, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan antar kota.

Sementara itu, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,48% secara bulanan, dengan andil terhadap deflasi sebesar 0,09%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan udara dan bensin. 

Adapun bila ditinjau berdasarkan wilayah,sebanyak 25 provinsi mengalami inflasi dan 13 provinsi mencatatkan deflasi. Provinsi dengan inflasi tertinggi adalah Papua Pegunungan dengan inflasi 1,01 persen. 

Baca juga: Harga Emas Dunia dan Antam, Kamis Ini Melambung

Provinsi lainnya yang juga mengalami inflasi tinggi adalah Nusa Tenggara Timur (0,97 persen), Jambi (0,83 persen), Kalimantan Selatan (0,55 persen), Sulawesi Selatan (0,36 persen), dan Jawa Barat (0,15 persen. 

Sedangkan, untuk provinsi dengan deflasi terdalam adalah Gorontalo (0,91 persen), diikuti oleh Sumatera Barat (0,32 persen), DKI Jakarta (0,19 persen), Bali (0,09 persen), Kalimantan Utara (0,05 persen), dan Maluku Utara (0,02 persen). jk-01/dsy

Editor : Desy Ayu

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru