Blusukan Jumat Barokah, Wali Kota Atensi Soal Sampah dan Galian Pipa Jargas

surabayapagi.com
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat jumat barokah. SP/Dwy AS

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Ada yang beda dalam acara Jumat Barokah Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, hari ini (27/8/2021). Selain, blusukan memberi bantuan modal, sembako dan bagi-bagi uang buat anak-anak yang tertib bermasker, Ning Ita juga memberi solusi cepat terkait persoalan sampah di TPS dan galian bekas jaringan gas (jargas) di Kelurahan Meri, Gunung Gedangan dan Pulorejo.

Kepada wartawan, petinggi Pemkot ini mengatakan ia menerima aduan warga terkait pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di tiga kelurahan tersebut.

"Ternyata TPS ini banyak dimanfaatkan oleh warga diluar kelurahan. Mereka yang bukan warga sekitar ini membuang sampah seenaknya dan bahkan sampai keluar ke jalan raya," terangnya.

Akibatnya, lanjut Ning Ita, akses jalan ketika pagi terhalang oleh tumpukan sampah yang meluber itu. Sehingga warga mengeluh terhalang ceceran sampah saat melintas ke jalan tersebut.

 

"Makanya tadi kita carikan solusi cepat,  Dinas Lingkungan Hidup yang memegang tugas terkait, saya perintahkan untuk merubah jadwal pengangkutan sampah di TPS lebih pagi dari biasanya. Supaya tidak mengganggu akses jalan masyarakat menuju pusat kota," jelasnya.

Pun demikian dengan persoalan bekas galian jargas, Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini langsung memberi atensi khusus untuk menyikapi keluhan warga yang merasa terganggu dengan proyek milik Kementerian ESDM tersebut.

"Warga ada yang mengeluh galian dari gas di pinggir jalan raya yang tidak segera diselesaikan atau dilakukan penutupan ini sangat mengganggu. Karena bisa menimbulkan kemacetan atau bahkan kecelakaan," tukasnya.

Untuk itu, ujar Ning Ita, ia mengupayakan pada titik-titik yang memang rawan ini untuk segera diatasi lebih awal dibandingkan titik-titik lainnya. Ini agar tidak menimbulkan dampak negatif akibat adanya proyek jargas ini.

"Jangan sampai proyek jargas yang niatannya baik ini akhirnya tercoreng hanya karena persoalan teknis di lapangan yang sejatinya mudah untuk dipecahkan," tukasnya. 

Terakhir, pucuk pimpinan Pemkot ini juga melakukan diskusi dan mendengar curhatan langsung dari musisi lokal yang terdampak akibat pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PPKM darurat hingga level 4 dan 3.

"Mereka mengeluh tak ada penghasilan akibat pandemi dan PPKM. Maka tadi kita saya sarankan untuk lebih inovasi beralih ke jenis usaha lainnya, agar bisa menyambung hidup," ujarnya.

Pemkot Mojokerto, ungkap Ning ita, akan mengupayakan memberi pendampingan dan modal usaha sesuai dengan kemampuan mereka. 

"Tadi ada yang bilang bisa menyablon dan menjahit, maka kita akan dampingi dan fasilitasi mereka agar mereka bisa berkarya dan menghasilkan kembali," pungkasnya. Dwy

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru