Harga Melejit, Petani Lombok Dawarblandong Foya-Foya Beli Sapi dan Mot

surabayapagi.com
Salah satu petani lombok asal Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. SP/DWI

SURABAYA PAGI.com, Mojokerto - Petani lombok di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto mulai foya-foya. Keuntungan melimpah ruah ratusan juta dari panen lombok yang harganya melejit mulai dibelanjakan perhiasan, hewan ternak, sepeda motor, mobil hingga renovasi rumah.

Sejak masa panen awal Februari 2021 lalu, harga jual cabai terus merangsek naik mulai dari Rp 50.000 hingga tembus Rp 95.000 per kilogram. Lonjakan harga ini menjadi anugerah luar biasa bagi para petani di masa sulit ini.

Sebab di tahun-tahun sebelumnya harga cabai hanya berkisar Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kilogram. Hasil itu menguntungkan, hanya saja sebatas untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Salah satu pasutri, Udi(45) dan Umiyati (35) warga Dusun Brejel Kidul, Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong yang bekerja sebagai petani sejak puluhan tahun silam mengaku, keuntungan sekali panen sekitar Rp 13 juta hingga Rp 15 juta. Ia biasanya bisa memanen hingga 10 kali di ladang cabai miliknya.

"Seumur-umur baru ini, sejarah ini, pernah mahal tapi gak ada panennya. Ini pas panen, pas harga jual juga tinggi," ucapnya sembari tersenyum sumringah di teras rumahnya.

Ayah dari dua orang anak ini mengaku, sekali panen saja ia dan istrinya Umi mendapatkan 1,9 kwintal setiap pekannya atau senilai Rp. 13 juta hingga Rp. 15 juta.

"Panen seminggu sekali, rata-rata dapat 1,9 kwintalan. Jika dikalikan, sebulan bisa dapat uang senilai Rp. 50 hingga Rp. 60 juta," jelasnya.

Ia mengaku, saat harga cabai turun atau bisa dikatakan standar mencapai Rp 50.000 per kilogram sejak pekan ini saja, ia masih bisa menyisakan keuntungan untuk dibelikan hewan ternak sapi.

"Ini mau beli sapi dua ekor, kalau ada sisa mungkin akan kita belanjakan perhiasan emas," ujarnya.

Udi mengaku, saat panen lombok, biasanya banyak sales masuk ke desanya untuk mengirim berbagai barang pembelian warga.

" Ada yang antar spring bed, barang elektronik, motor bahkan mobil," cetusnya. Dwy

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru