SURABAYAPAGI.COM, Blitar - Dua emak-emak yang ditahan di Polres Blitar sejak 31 Agustus lalu karena mencuri beberapa susu dan keperluan lainnya, kini bisa menghirup udara segar. Hal itu karena dua pemilik toko yang menjadi korbanya melakukan pencabutan atas laporannya ke Polres Blitar.
Hal tersebut dibenarkan Kapolres Blitar AKBP Aditya Panji Anom S.IK kepada wartawan (Rabu 8/9) pukul 14.30 ketika menyaksikan penyerahan pencabutan surat kepada dua emak emak di ruang tunggu Polres Blitar.
Sedang pencabutan itu sebelumnya Polres Blitar melakukan mediasi dengan korban (dua pemilik toko) hingga mereka bersedia mencabut laporan.
Tampak saat pemilik toko menyerahkan pencabutan laporan MRS (55) dan YLT (29), warga Kelurahan Kota Lama, RT 01/RW 08 Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang tidak tahan meneteskan air mata atas ketulusan pemilik toko.
Perlu diketahui bahwa dua emak emak, budhe dan keponakannya itu telah melakukan pencurian di dua toko di wilkum Polsek Wonotirto pada 31 Agustus lalu, saat itu mereka berdua bisa dijerat pasal 363 KUHP dengan ancaman kurungan selama tujuh tahun penjara.
Sementara saat itu dua emak emak ini mengaku betul betul terhimpit perekonomian, seperti yang diungkapkan MRS, bahwa suaminya lumpuh dan YLT suaminya hanya pengamen dengan menghidupi dua anak, pengakuannya ketika release kejadian.
Kapolres Blitar AKBP Adhitya Panji Anom menyampaikan pihaknya melakukan hal ini sesuai dengan pola restorative justice, hal itu untuk memenuhi harapan dan rasa keadilan masyarakat jelasnya. Melalui restorative justice ini, kepolisian melakukan mediasi antara pelapor dengan terlapor.
"Alhamdulillah hari ini kami lakukan mediasi antara korban dan ibu-ibu yang melakukan pencurian tempo hari, sudah mencapai kesepakatan, korban mencabut laporannya dan pelaku berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi," kata Adhitya pada wartawan.
Masih penjelasan orang nomor satu di Polres Blitar ini bahwa mediasi dilakukan antara dua pemilik toko di Desa Ngeni, Kecamatan dan dua pelaku karena ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan selain restorative Justice, bahwa kedua pelaku yang merupakan keluarga ini, mencuri karena terdesak kebutuhan ekonomi, dan yang lebih penting, korban (pemilik toko) dengan berbesar hati mau memaafkan perbuatan mereka, dan dari kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalah hukum ini secara damai.
"Selain kerugian korban tidak begitu banyak serta mencabut laporannya, sehingga kami lakukan upaya restorative justice," Tambah AKBP Aditya.
Disinggung mediasi ini dilakukan setelah kasus emak emak ini mencuat (viral) di medsos, sehingga pengacara kondang Hotman Paris akan memberikan bantuan hukum kepada pelaku, dan banyak netizen yang akan memberikan bantuan ekonomi kepada pelaku, kapolres memberi jawaban singkat.
"Tidak memang dari awal sejak kasus ini dirilis, kami mencari jalan untuk lakukan restorative justice, setelah kita lakukan pendekatan dengan korban, waduh saya kenal nama Bang Hotman, tapi beliau tidak kenal saya," pungkas AKBP Aditya sambil senyum. Les
Editor : Moch Ilham