Pelabuhan Kalimas Sepi, Pekerja Pilih Berburu Ikan Cucut

surabayapagi.com
Pekerja kapal saat berburu ikan cucut di dermaga pelabuhan Kalimas. SP/ Sem

Baca juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Aktivitas pekerja kapal di Pelabuhan Kalimas Surabaya terlihat berbeda hari ini. Bila biasanya mereka gotong royong mengakut barang ke kapal, kali ini mereka bersama-sama berburu ikan cucut yang berenang ria di dermaga Kalimas.
 
Dengan bermodal senapan ikan yang dirakit sendiri dari kayu, para pekerja kapal dengan riangnya mengamati pergerakan ikan cucut. Saat ikan terlihat, sejurus kemudian mata pancing berbentuk busur meluncur ke dalam laut.
 
"Iwak e gede, ditembak mlayu," kata salah satu pekerja dalam bahasa Jawa
 
Pak Kusen selaku kepala pekerja kapal milik perusahaan Bumi Indah menjelaskan, aktivitas menembak ikan sengaja dilakukannya karena muatan di pelabuhan Kalimas saban hari semakin sepi.
 
"Jadi dari pada nganggur gak ada kerjaan, ya kita nembak ikan saja," kata Kusen kepada Surabaya Pagi, Jumat (26/03/2021).
 
Satu kapal misalnya, harus rela menunggu 3 minggu bahkan 1 bulan lebih agar dapat terisi. Itu pun jumlah muatan hanya setengah dari kapasitas kapal.
 
"Kami ada 5 kapal. Jumlahnya muatan maksimalnya ada yang 1.300 ton ada yang 1.800 ton. Tapi selama covid-19 hanya angkut 500 ton kadang kalau ada orderan baru bisa 1.000 ton," katanya
 
Dari 5 kapal tersebut kata Kusen, yang saat ini tengah beroperasi hanya 2 kapal. Tiga kapal lainnya, sandar di pelabuhan menunggu muatan penuh.
 
Sebelum covid-19, kapal-kapal di Pelabuhan Kalimas hanya butuh 3 hingga 4 hari saja hingga muatan terisi penuh. Namun kini, mereka harus rela menunggu hingga 1 bulan agar muatan terisi.
 
"Kalau kami kirimnya ke Waingapu. Sekarang kalau nunggu terlalu lama, muatan gak penuh, 400 atau 500 ton begitu kita sudah kirim," ucapnya
 
Hal serupa juga dialami oleh perusahaan Anugrah Abadi Permai. Menurut Bagian Ekspedisi dan Pelayaran kapal, Sugito, hal yang tersulit bagi kapal rakyat seperti mereka adalah mencari muatan.
 
Banyak pelanggannya yang memanfaatkan petikemas sebagai  media pengiriman. Dua armada kapal miliknya yakni kapal Indo Team dan kapal Mitra Anugrah kini hanya mengangkut barang kurang dari 50 persen kapasitas kapal.
 
"Kapasitas kapal kami 1.000 ton, kemarin baru berangkat ke NTT dan kalimantan. Jumlah muatan yang dibawa hanya 400 ton saja," kata Sugito.
 
"Sepi sekarang, cari muatan susah. Biasanya satu bulan bisa 3 kali berangkat. Sekarang 1 bulan 1 kali, kadang ada yang gak berangkat sama sekali," keluhnya. Sem

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru