Sulap Tumpukan Sampah Menjadi Hiasan Cantik Bernilai Tinggi

surabayapagi.com
Yeni dengan membawa hasil kerajinannya dari bank sampah. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Yeni mampu mengubah sampah-sampah yang identik dengan benda kotor, menjijikan, dan layak dibuang menjadi hiasan cantik nan bernilai tinggi. Yeni bertindak dengan mengumpulkan sampah-sampah berserakan tadi, mulai dari botol plastik, bungkus kopi, botol minuman ringan, koran bekas, dan sejenisnya.

"Awalnya dari kesal melihat sampah, gemes melihat sampah di jalanan, jadi saya di mana pun, ke mana pun, kalau melihat sampah pasti saya pungut. Orang pada bilang saya gila, pemulung, tapi saya malah bangga," ucapnya.

Baca juga: Gedung Bekas Apotek Disulap Jadi Toko Pusat Oleh-oleh Khas Jombang

Melihat prospek yang semakin hari semakin profit, kini usahanya tak sia-sia. Perlahan, hasil karyanya mulai dilirik orang. Ia pasarkan dari mulut ke mulut. Pesanan terus datang, hingga Yeni mengajak 4 rekan lainnya untuk bergabung bersamanya.

Yeni kemudian membentuk sebuah perusahaan kecil-kecilan di daerah Halimun, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang ia namakan Bank Sampah My Darling. Nama 'Bank Sampah' diambil dari aktivitasnya mengumpulkan berbagai jenis sampah, sebagai bahan baku pembuatan produk-produknya. Sementara nama 'My Darling' merupakan singkatan dari Masyarakat Sadar Lingkungan.

Yeni sendiri menjabat sebagai Direktur Bank Sampah, sementara 4 rekannya sebagai Manager Keuangan (bendahara), Sekretaris, Bagian Penimbangan, dan Bagian Pengepakan.

"Saya Sarjana Perbanas. Cita-cita saya tercapai beneran jadi direktur tapi direktur Bank Sampah," kata Yeni.

Baca juga: Pj Gubernur Adhy Pastikan Komitmen Pemprov Jatim Terhadap Pelestarian Hutan

Dari hasil kolaborasinya ini, Yeni mampu menghasilkan berbagai macam produk 'olahan' sampah dengan berbagai harga.

Misalnya bros dari botol air mineral dihargai Rp 5.000, kalung yang terbuat dari koran bekas harganya dibanderol Rp 50.000. Tempat pensil dari koran bekas Rp 17.000, ada juga yang harganya Rp 35.000. Tempat tisu harganya Rp 95.000.

Ada juga tikar dari plastik kopi, panjangnya 1 meter, dibuat dari 1.963 kantong plastik bekas kopi, harganya mencapai Rp 200.000.

Baca juga: Kota Surabaya Raih Skor Tertinggi, Penghargaan Penyelenggaraan Pemerintah Berkinerja Tinggi

Yang lainnya ada tas yang terbuat dari botol gelas minuman harganya Rp 200.000. Dibutuhkan 200 gelas minuman kemasan untuk menghasilkan sebuah tas cantik. Tas lainnya, ada yang dibanderol hingga mencapai Rp 300.000 hingga Rp 400.000.

Yeni mengaku, dari bisnis olahan sampah ini, ia mampu meraup omzet hingga Rp 15 juta per bulan. "Omzet Rp 15 juta paling banyak, sebulan," katanya.

Tas-tas miliknya bahkan sudah sampai ke Darwin, Australia, Belanda, Amerika Serikat (AS), Inggris, Singapura, Malaysia, dan Nigeria. "Saya jadikan sampah sebagai gaya hidup. Bersahabat dengan sampah solusi atasi sampah," ucap Yeni. Dsy2

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru