SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Salah satu penyakit tidak menular yang sering dijumpai di Indonesia adalah penyakit kanker. Dan penyakit kanker leher rahim atau serviks merupkan satu dari jenis kanker yang terbanyak di Indonesia.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kota Mojokerto menggelar acara Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Serviks Dan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Ballroom Hotel Ayola, Rabu (21/4/2021).
Wali Kota, Ika Puspitasari dalam sambutannya mengatakan, dalam rangka memperingati Hari Kartini dan sebagai wujud kepedulian Pemerintah Kota Mojokerto kepada kaum perempuan, maka diselenggarakan Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Serviks Dan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita usia subur (WUS).
"Upaya ini, untuk mencegah naiknya jumlah penderita kanker serviks. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, penderita kanker serviks atau kanker leher rahim mencapai angka 23,4 per-100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per-100.000 penduduk. Jenis kanker ini, merupakan kanker terbesar ke dua yang diderita oleh penduduk Indonesia," terangnya, Kamis (22/4/2021).
Oleh karena itu, Wali Kota Ning Ita meminta kepada seluruh masyarakat terutama perempuan untuk memahami tentang bahaya dan pencegahan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur serta melakukan pemeriksaan kesehatan IVA secara rutin.
Kegiatan seminar yang juga bekerjasama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Hotel Ayola dan Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (GAPOPIN) ini, diikuti peserta yang terdiri dari wanita usia subur (diutamakan yang sudah menikah) serta kader kesehatan yang membawahi tiga hingga empat wilayah. Dimana para kader ini, mengikutsertakan tiga orang perwakilan dari setiap kelurahan.
Kegiatan seminar ini, ditutup dengan memberikan bantuan kacamata baca bagi siswa sekolah dasar oleh Wali Kota Ning Ita yang juga didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Amin Wachid serta Ketua GAPOPIN, Agus Hermansyah. Dwy
Editor : Redaksi