Uang Saku Dolar Diduga dari Setoran, Dibilang dari Tabungan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 02 Des 2020 16:31 WIB

Uang Saku Dolar Diduga dari Setoran, Dibilang dari Tabungan

i

Pada 2016 Eri mengajak 16 pegawai struktural di DCKTR liburan ke Macau. SP/ALQOMARUDDIN.

SURABAYAPAGI, Surabaya - Agenda pelesir staf DCKRTH Surabaya ke luar negeri diduga telah direncanakan dengan matang pada tahun 2016 silam Eri Cahyadi. Jawaban kalau ada yang bertanya asal dana pelesir yang mencapai ratusan juta, sudah disiapkan. Izin khusus dari wali kota Tri Rismaharini pun sudah dikantongi. 

”Sejak awal kami dibilangi kabid-kabid di dinas cipta karya, juga pak Eri, kalau ada yang tanya dari mana uang untuk liburan, jawab saja dari tabungan yang disisihkan dari tunjangan,” kata M, seorang anak buah Eri di DCKRTH pada kurun 2013-2017 yang saat ini sudah pensiun sama seperti Eri yang minta identitasnya disembunyikan. 

Baca Juga: 50 ASN di Situbondo Absen di Hari Pertama Masuk Kerja

”Namun, sebenarnya kami tidak membayar sepeser pun, karena uang yang digunakan untuk jalan-jalan ke luar negeri adalah setoran dari para pengusaha,” lanjutnya.

Tidak hanya liburan gratis, anak buah Eri juga mendapatkan uang saku. Jumlahnya lumayan besar. Untuk liburan ke Thailand, mereka mendapatkan jatah sekitar RP 2,5 juta. ”Uang saku dirupakan dalam bentuk dolar dan Baht,” ungkap M.

Uang saku itu bisa dihabiskan untuk jajan atau beli oleh-oleh selama di luar negeri. Sebab, kebutuhan makan dan akomodasi lainnya sudah masuk dalam paket tur.

Hal itu dibenarkan oleh Intan, karyawan Fullmoon Travel, biro perjalanan yang menjadi langganan Eri dan DCKTRH. ”Pak Eri dan rombongan dinas biasanya mengambil paket lengkap, hotel, pesawat, makan, dan transport lokal kami yang mengurus,” kata Intan dan tak lama kemudian menyerahkan kartu nama.

Untuk ngeles soal dana, meski sebenarnya vulgar, Eri bersama staf DCKRTH masih bisa mengaku dari tabungan. Itu terpaksa harus dilakukan, karena tidak ada anggaran di Pemkot Surabaya untuk pelesir ke luar negeri.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat

Dan yang paling aneh sebenarnya adalah menutupi bagaimana DCKRTH bisa mendapatkan izin khusus. Bisa liburan di hari Jumat dan Sabtu dengan diikuti seluruh karyawan.  Sampai-sampai tidak ada satupun staf di kantor. Pelayanan pun terhenti.

”Kami berangkat ke bandara Jumat sekitar jam 09.00, setelah absen di kantor. Setelah itu kantor kosong blong,” ungkap M.

M menyebutkan, staf DCKRTH yang dipimpin Eri pada kurun 2013-2017 tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan izin dalam pelesiran sampai kantor kosong melompong.

 ”Pak Eri kan anak emas Bu Risma, apa yang beliau mau bisa dengan mudah dilakukan. Termasuk liburan ke luar negeri satu kantor di hari kerja. Dinas lain paling-paling liburannya ke Batu, itu pun di hari Minggu,” ungkap M.

Baca Juga: Pemudik Boleh "Bolos" Asal Ber-WFH

M dan teman-temannya tentu saja senang bisa mendapatkan kesempatan liburan ke luar negeri. Gratis plus uang saku pula. Namun, mereka mengaku mengalami tekanan tersendiri dipimpin Eri. ”Sedikit saja dianggap tidak menyenangkan, siap-siap di kotak,” imbuh M. 

Sebelumnya awak media sudah coba melakukan konfirmasi lewat telepon seluler hingga mendatangi langsung kediaman Eri di Perumahan Puri Kencana Karah. Namun belum mendapatkan respon. Selain itu awak media juga sudah meninggalkan beberapa nomor telepon agar bisa dihubungi balik dan diterima oleh asisten rumah tangga Eri yang bernama Nur. Alq

 

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU