SURABAYAPAGI.com, Sidoarjo - Sejumlah proyek yang bersumber anggaran dari Dana Desa (DD) dan Bantuan Keuangan (BK) di Desa Singkalan, Kecamatan Balongbendo, disoal. Selain ditemukan kondisi fisik tidak sesuai dengan papan informasi proyek, sejumlah proyek diduga banyak penyimpangan. Bahkan, kuat dugaan anggaranya jadi ajang korupsi.
"Setelah saya ukur, fisik pembangunan budidaya tanaman holtikultura di RT 05 RW 03 Dusun Tado yang baru adalah sepanjang 16,5 meter. Sedangkan pada papan informasi proyek tercatat volume bangunan sepanjang 33 meter," ujar Abdul Gopar, Senin (20/1/2025).
Baca Juga: Bambang Soetjipto Bersama PN Sidoarjo Eksekusi Lahan di Brigjen Katamso Waru
Gopar juga menyampaikan, jika ada dugaan kelebihan anggaran pada pelaksanaan proyek yang bersumber dari DD tahun 2024 itu. Sebab realisasi fisik bangunan budidaya tanaman holtikultura tersebut tidak sesuai dengan volume pekerjaan yang tertuang di papan informasi proyek.
"Menurut logika saja lah mas. Kalau perencanaanya berdiameter panjang 33 meter, realisasinya ya harus sepanjang 33 meter. Kalau direalisasikan cuma sepanjang 16,5 meter, artinya ya kami boleh menduga ada kelebihan anggaran," sampainya.
Selain pembangunan budidaya tanaman holtikultura, proyek plengsengan saluran air pertanian yang berlokasi di RT 02, RW 01 Dusun Tado juga menjadi rasan - rasan publik. Pasalnya, selain diduga menyimpang dari perencanaan, proyek tersebut juga diduga sarat korupsi.
Proyek plengsengan saluran air dengan volume panjang 57, tinggi 0,4 meter, lebar 0,3 ini bersumber anggaran dari DD tahun 2024 sebesar Rp 35 juta. Setelah dilakukan penghitungan, total volume yang diperoleh adalah 6,84 meter kubik.
Sementara itu, Haji Mohamad Ridwan, selaku ketua LSM Cakrawala Sidoarjo, menganggap bahwa anggaran sebesar Rp 35 juta untuk proyek tersebut dianggap terlalu besar, dan diatas harga satuan pokok kegiatan (HSPK) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.
Baca Juga: Sedekah Bumi, Pemdes Bogempinggir Gelar Wayang Kulit
Menurutnya, apabila anggaran proyek sebesar Rp 35 juta dibagi dengan total volume fisik bangunan 6,84 meter kubik yang dibulatkan menjadi 7 meter kubik, maka untuk pelaksanaan pekerjaan per satu meter kubik pada proyek plengsengan saluran air itu menghabiskan biaya sebesar Rp 5 juta.
"Biaya Rp 5 juta per meter kubik itu saya anggap terlalu besar, ya nantilah mas, akan saya hitung ulang lagi," kata Mohamad Ridwan.
Tak hanya proyek bersumber dari DD. Proyek yang bersumber anggaran dari dana BK juga diduga bermasalah. Seperti proyek pemasangan 8 lampu penerangan lapangan sepakbola dan pembangunan 2 tribun yang menelan biaya Rp 250 juta.
Selain tidak ditemukan papan proyek kegiatan, ada dugaan jika biaya pemasangan lampu penerangan lapangan olahraga dan tribun tersebut diatas HSPK Pemkab Sidoarjo.
Baca Juga: Ruwatan Desa Banjarbendo Sidoarjo Gelar Istighosah hingga Wayang Kulit
"Sepengetahuan saya, pada HSPK 2023, untuk proyek lampu penerangan 120 watt, dengan tiang oktagonal 9 meter single bentangan 1 meter biayanya mencapai sebesar Rp 13,9 juta. Kalau untuk HSPK 2024 saya belum tahu mas, ya nanti lah saya lihat, dan kalau pun ada perbedaan harga itupun gak jauh kok," ungkapnya.
Perlu diketahui, berdasarkan hasil investigasi Surabaya Pagi di lapangan, terdapat sejumlah proyek di Desa Singkalan yang diduga menjadi ajang korupsi diantaranya, pembangunan jalan paving, pembangunan gorong-gorong saluran air, pembangunan jembatan yang ketiganya berlokasi di RT 11 RW 05 Dusun Singkalan.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Desa (Kades) Singkalan, Sutono belum bisa dihubungi. Saat dikonfirmasi Surabaya Pagi melalui Whatsapp pribadinya pun menunjukan centang satu, dan ketika di telp. berkali - kali melalui nomer pribadinya juga tidak menunjukan berdering. jum
Editor : Desy Ayu