SURABAYAPAGI, Surabaya - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan dalam beberapa tahun belakangan ini petani di wilayahnya mulai kesulitan mencari bibit porang.
“Penyebabnya, karena petani jatim mulai banyak yang menanam”, ujarnya, Minggu (19/9)
Baca juga: Harga Beras di Jatim Tunjukkan Tren Peningkatan
Karena ingin mempertahankan porang sebagai komoditas unggulan daerahnya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan pengawasan ketat terhadap peredarannya dengan menerbitkan peraturan gubernur (pergub).
Dalam pergub tersebut petani hanya diperbolehkan ekspor saat panen.“Itupun hanya dalam bentuk hasil jadi seperti tepung atau keripik” nujarnya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan tersebut, Hadi mengaku menjalin kerjasama dengan beberapa pabrik pengolahan porang. Salah satunya di kawasan Pasuruan dan Madiun.
Baca juga: Stok Pupuk Subsidi Cukup Hingga Juli
Ia ingin porang yang dijual petani dalam bentuk olahan, dan bibit atau benihnya tidak dijual ke luar Jatim. Termasuk, benih porang varietas Madiun 1 yang menjadi unggulan.
"Jatim masih kekurangan (bibit dan benih porang). Makanya, ada Pergub untuk melarang benih porang ke luar," ujarnya.
Hadi menyampaikan, agar yang terjual merupakan produk olahan, pemprov berupaya untuk mengembangkan sejumlah pabrik kecil.
Baca juga: Jatim Surplus Produksi Beras 3,19 Juta Ton
Sejumlah pabrik pengolahan porang akan di dirikan di 17 kabupaten/kota. Supaya, pengolahan porang agar tak dijual dalam bentuk mentah dan mempermudah pemrosesannya.
"Bagaimana pabrikan-pabrikan kecil itu berkembang? Melalui dana KUR atau diupayakan dengan kredit lain. Gubernur akan merencanakan membantu (para petani dan pengolahan)," tandasnya. sb5/na
Editor : Mariana Setiawati