Rusia Ancam Inggris: ''Tentara Inggris Akan menjadi Sasaran Sah Pasukan Rusia''

surabayapagi.com
Tentara Rusia sedang melakukan latihan umum di Lapangan Dvortsovaya (Istana) untuk parade Hari Kemenangan di SaintĀ Petersburg.

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa tentara Inggris akan menjadi sasaran sah bagi pasukan Rusia. Ancaman Rusia ini berkaitan dengan aktivitas pelatihan militer yang dilakukan oleh tentara Ukraina.

Baca juga: Perusahan Barat Ramai-Ramai Menjual Asetnya di Rusia

"Mereka menjadi target sah bagi angkatan bersenjata kita," tegasnya dilansir dari Reuters, Senin (2/10/2023).
Ia juga menambahkan bahwa tentara inggris akan dihancurkan dengan kejam.

"Memahami dengan baik bahwa mereka akan dihancurkan dengan kejam," tambahnya.

Adapun sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps dalam wawancara surat kabar di London mengatakan bahwa Inggris akan mengerahkan instruktur militer ke Ukraina, untuk melatih angkatan bersenjata Ukraina di Inggris atau negara-negara Barat lainnya, pada akhir pekan. 

Baca juga: Konflik Ukraina dan Rusia, Wilayah Perang Mulai Pindah ke Rusia

Sebenarnya sudah dilakukan pengkoreksian terkait ucapan tersebut pada hari Minggu lalu, oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Menurutnya tidak ada rencana segera untuk mengerahkan instruktur militer ke Ukraina.

Namun hal ini kadung membuat sekutu Presiden Vladimir Putin itu murka.

Baca juga: Eksodus Orang Ukraina ke Negara Lain : Bisakah disebut Pengungsi?

Di kesempatan sama, Medvedev pun juga memperingatkan ke pabrik Jerman. Berlin disebut tengah memproduksi pabrik-pabrik yang memproduksi rudal Taurus untuk dipasok ke Kyiv.

Ia mengatakan serangan ke pabrik Jerman pun menjadi mungkin dilakukan. Dirinya juga berpendapat bahwa Barat memang sengaja mendorong dunia ke Perang Dunia 3.
"Mereka mengatakan hal ini sesuai dengan hukum internasional. Nah, jika demikian, serangan terhadap pabrik-pabrik Jerman di mana rudal-rudal ini dibuat juga akan sepenuhnya mematuhi hukum internasional," jelas Medvedev. Ac

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru