Pj Ali Kuncoro Lega, IPH Kota Mojokerto Berfluktuasi Rendah pada Angka Minus 3,858 %

surabayapagi.com
Pj Ali Kuncoro saat mengikuti rakor pengendalian inflasi daerah. SP/Dwy AS

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto, Indeks Perkembangan Harga (IPH) kota ini untuk minggu ke-4 Januari berada pada angka minus sebesar -3,858% atau berfluktuasi rendah (turun).

Capaian tersebut lebih baik jika dibandingkan pada pekan sebelumnya, yakni pada -3,46% (pekan ke-3) dan -3,018% (pekan ke-2). Serta jauh signifikan jika dibanding pekan awal bulan Januari, yang justru mengalami kenaikan di angka 0,977%. 

Baca juga: Rayakan May Day, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Ribuan Buruh Jalan Sehat Keliling Kota

"Alhamdulillah tren IPH kita terus menurun. Semoga tren penurunan ini bisa berlanjut. Sehingga tidak ada kenaikan-kenaikan harga yang seringkali memberatkan masyarakat," ujar Pj Wali kota Moh. Ali Kuncoro.

Lebih lanjut, terdapat sejumlah komoditas dengan andil perubahan harga tertinggi di Kota Mojokerto. Yaitu cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras. 

Baca juga: Bikin Bangga! TP-PKK Kota Mojokerto Rajai Lomba Vlog Nasional

Sejak awal bulan Januari, komoditas tersebut diketahui kerap mengalami perubahan harga secara signifikan. Kecuali telur ayam ras, yang menggantikan posisi ayam ras pada pekan ke-2.

Menghadapi fenomena tersebut, salah satu upaya yang belakangan getol dilakukan oleh Pemkot Mojokerto adalah dengan membentuk Pracangan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah). Melalui Pracangan TPID, Pemkot dapat melakukan intervensi untuk mengendalikan sejumlah harga komoditas yang kerap mengalami kenaikan dan menyumbang terjadinya inflasi.

Baca juga: May Day Is Fun Day, Pj Wali Kota Bersama Ratusan Scooterist Riding Keliling Kota Mojokerto

"Ditargetkan akan ada 26 titik pada Februari nanti. Di antaranya berlokasi di masing-masing kelurahan dan di setiap pasar rakyat," imbuh Mas Pj.

Pada Pracangan TPID tersebut, pemkot melalui Diskopukmperindag bekerja sama dengan Bulog Surabaya untuk mengontrol harga beras, minyak goreng, tepung, dan gula pasir. Sementara untuk komoditas bumbu dapur lainnya, seperti cabai, bawang merah dan bawang putih, intervensi diberikan berupa subsidi transport. Sehingga harga-harga komoditas tersebut di Pracangan TPID bisa menjadi lebih murah. dwi

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru