Eksis Berbisnis Warung Makan Lewat Platform Digital

surabayapagi.com
Ibu Suriyah, pemilik warung makan Lauk Sambel Bude Ndut. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Sejak adanya Covid-19, berdampak pada melambatnya roda perekonomian masyarakat. Menurunnya kegiatan ekonomi akibat pembatasan aktivitas di luar rumah ini sangat dirasakan oleh masyarakat kelas bawah, termasuk para pedagang kecil.

Banyak warung yang terpaksa tutup karena tidak ada pembeli yang datang. Namun rupanya, tidak semua pedagang kecil merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Ada warung dan pedangang kecil yang ternyata masih bisa bertahan. Salah satunya warung makan milik Ibu Suriyah yang tetap laris di tengah pandemi corona. Bahkan omzetnya justru meningkat 30 persen.

Baca juga: Eri Cahyadi - Armuji Daftarkan Diri ke PDI-P untuk Maju Jadi Bacawali-Bacawawali Surabaya

Masakan yang ada di warung Lauk Sambel Bude Ndut sebenarnya tidak jauh beda dengan warung makan lainnya, meski ada menu andalan seperti sambal udang dan sambal cumi. Keberhasilan Ibu Suriyah mempertahankan usahanya lebih disebabkan dia bisa memanfaatkan perkembangan teknologi.

Meski hanya kelasan warteg, warung Lauk Sambal Bude Ndut ini melakukan penjualan secara online serta rajin mempromosikan diri melalui media sosial. Jadi, meski para pelanggannya tidak bisa ke luar rumah, Ibu Suriyah tetap bisa memenuhi kebutuhan mereka melalui pemesanan online.

Untuk mendukung penjualan secara online tersebut, Ibu Suriyah juga memanfaatkan aplikasi dompet digital sebagai metode pembayaran. Dia mengakui, kehadiran dompet digital semakin memudahkan dalam melakukan transaksi nontunai.

Baca juga: Mecapan Beauty, Platform Booking MUA & Stylist Perluas Jangkauan Hingga Kota Surabaya

“Saya merasa lebih mudah dan aman bertransaksi nontunai, apalagi saat pandemi seperti sekarang. Pelanggan tidak perlu kasih uang tunai. Saya juga tidak perlu cari uang kembalian,” ujarnya, Senin (3/5/2021).

Ibu Suriyah yang mulai membuka warung makan Lauk Sambel Bude Ndut lima tahun lalu, merasa bersyukur karena mengenal teknologi lebih dulu sebelum ada pandemi. Dia juga merasa senang bergabung dengan komunitas yang diinisiasi oleh YCAB dan DANA yang aktif mendorong pemanfaatan teknologi untuk perbaikan ekonomi.

Baca juga: Buruh di Surabaya, Demo di Bank Mandiri

Sebelum membuka warung makan Lauk Sambel Bude Ndut, Ibu Suriyah sejak 1991 sudah beberapa kali mencoba usaha makanan, mulai dari memenuhi pesanan untuk gereja, berjualan di depan sekolah, kemudian katering, dan pernah juga membuka warteg di kantin rumah sakit. Namun, karena kurang modal, Ibu Suriyah melanjutkan usahanya dengan berjualan di rumah.

Warung makan Lauk Sambel Bude Ndut saat ini merupakan sumber pemasukan bagi keluarga Ibu Suriyah, semenjak suaminya tidak lagi berjualan keliling karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan. Ibu Suriyah senang karena kini warung makannya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, serta membantu orang-orang di sekitarnya. Ibu Suriyah adalah salah satu dari banyaknya pemilik warung yang mampu bertahan dengan kehadiran teknologi di masa pandemi Covid-19. Dsy15

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru