Eksis Tekuni Bisnis Minuman Bekatul di Masa Pandemi

surabayapagi.com
Edie Suprapto dengan produk minuman bekatulnya. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Bekatul, biasanya dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak saja. Namun, ternyata kandungan dalam bekatul tersebut memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Hal tersebut yang membuat Edie Suprapto menekuni produk minuman bekatul instan, selain ingin terus menghidupkan perekonomian yang kini terpuruk, ia juga mensosialisasikan akan manfaat bekatul bagi kesehatan tubuh.

Edie tidak sembarangan dalam memilih produksi bekatul. Ia memilih bekatul dari beras mentik wangi. Berbeda dengan bekatul dari beras lainnya, bekatul tersebut memiliki ciri khas aroma yang wangi sehingga mengurangi aroma apek pada bekatul.

Baca juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

Produk minuman bekatul milik Edie. SP/ SBY

Awal ide ia memproduksi minuman bekatul instan tersebut karena saat itu ada temannya yang menderita penyakit diabetes mencari bekatul untuk disangrai lalu dimakan. Itu karena susu khusus penderita diabetes sangat mahal. Selain itu, jarang ada pengusaha di Trenggalek yang menekuninya. Sejak saat itu dirinya bekerja sama dengan penggilingan padi untuk keperluan bahan baku bekatul.

Baca juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Bekatul memiliki kandungan energi, serat pangan, protein, vitamin A, kalsium, zat besi, vitamin B-6, magnesium, dan lemak. Sehingga memiliki beragam manfaat jika dikonsumsi seperti mencegah penyakit alzheimer dan kencing manis. Memelihara kesehatan jantung juga menurunkan risiko kanker.

Hal itulah yang membuat Edie Suprapto terus memproduksinya. "Semula saya tertarik membuat produk minuman instan ini karena tahu berdasarkan penelitian, beras tumbuk merupakan beras yang paling baik dikonsumsi," ungkap Edie Suprapto.

Namun, saat ini hanya sedikit masyarakat yang makan nasi dari beras tumbuk. Sebab, kebanyakan masyarakat lebih suka mengonsumsi beras putih poles biasa. Itu juga yang dijual di pasar sehingga kandungan bekatul pada beras tersebut dibuang. "Karena ini saya berpikir sungguh sangat sia-sia jika bekatul yang memiliki beragam kandungan itu dibuang atau untuk pakan ternak," katanya.

Baca juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Tak tanggung-tanggung, saat itu sebelum pandemi Covid-19, dirinya memiliki pelanggan dari berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Tangerang, dan sebagainya, bisa menghabiskan minimal 50 bungkus setiap bulan. Bahkan, kala itu pernah mendapat nominasi produk terlaris pada salah satu platform belanja online besar di Indonesia.

Minuman bekatul produksi Edie ini diyakini bisa menjadi terapi bagi penderita diabetes. Hingga kini dirinya masih memiliki pelanggan diabetes tersebut. Namun, hal tersebut berbalik ketika pandemi Covid-19 ini mulai ada. Karena penjualan turun drastis, terlihat pada 50 bungkus produk yang dibuatnya belum juga habis selama tiga bulan ini kendati telah dititipkan di berbagai toko besar. Dsy11

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru