Perpustakaan Desa Sukoanyar Nominator Wakili Jatim ke Kancah Nasional

surabayapagi.com
Wabup Ning Min saat meninjau perpustakaan Desa Sukoanyar, Kecamatan Cerme yang menjadi nominator wakil Jatim ke tingkat nasional. SP

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Meski tergerus gadget namun buku tetap dibutuhkan. Di era pandemi ini keberadaan perpustakaan desa sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah saat menerima tim juri lomba perpustakaan desa tingkat Provinsi Jawa Timur yang berlangsung di ruang perpustakaan Desa Sukoanyar, Kecamatan Cerme, Gresik pada Jum’at (21/5/2021).

Baca juga: JIIPE Peduli Salurkan 2000 Paket Sembako bagi Anak Yatim dan Dhuafa

Perpustakaan Desa Sukoanyar menjadi nominator juara perpustakaan desa se-Jawa Timur dan sekaligus menjadi calon wakil Jawa Timur menuju lomba perpustakaan desa tingkat nasional. 

Perpustakaan desa yang dinamakan Perpustakaan Mesin Waktu itu tampak terlihat asri. Selain tertata buku-buku yang berjumlah sekitar 3000 unit. Perpustakaan mesin waktu ini juga menyimpan ratusan ribu naskah buku digital. Penataannya tertata asri dan cukup menyenangkan. Selain buku-buku di dalam ruangan juga ada kolam ikan yang bisa dinikmati sambil pengunjung membaca buku.  

Menurut Wabup yang biasa disapa Ning Min, demam gadget seperti saat ini seakan sudah mengubah budaya masyarakat dari yang berbudaya membaca menjadi budaya mendengar.

“Namun buku tetap unggul dibanding media baca yang lain. Fisik buku akan menjadi bukti otentik bagi ilmu yang pernah kita dapat dari membaca. Selain untuk diri sendiri, buku juga bisa dibaca oleh pihak lain yang tentu saja jumlahnya lebih dari seorang,” kata Ning Min.

Dia berharap, agar lebih banyak masyarakat yang suka membaca buku. Untuk itu penataan perpustakaan desa yang ada di Sukoanyar Cerme ini bisa direplikasi di tempat yang lain di wilayah Kabupaten Gresik.

Baca juga: Korban Gempa di Bawean dan Tuban Terima Bantuan

Ketua dewan juri Hasto Hendarto saat menyampaikan sambutan mengatakan, satu hal yang penting perpustakaan desa harus berbasis inklusi sosial, yaitu menjadi pusat pemberdayaan dengan menyimpan buku-buku kebudayaan. Pusat ilmu pengetahuan dan pusat pemberdayaan.

“Intinya perpustakaan saat ini harus bisa melayani segala jenis dan bentuk kebutuhan masyarakat terkait informasi. Tentu saja hal ini harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas IT,” ungkap Hasto.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Gresik Siti Jaiyaroh  memantau keberadaan perpustakaan desa yang ada diwilayah Kecamatan Cerme tersebut.  

Jaiyaroh melihat adanya kecenderungan masyarakat pelajar sekitar perpustakaan memanfaatkan tempat ini sebagai media untuk pembelajaran online.

Baca juga: Melalui Mudik Gratis, Pemkab Gresik Jemput 326 Santri Ponpes Tebu Ireng

“Selain sebagai sarana belajar daring di masa pandemik ini, perpus desa juga bisa dipakai sebagai tempat pembelajaran dengan adanya kelengkapan buku-bukunya,” pungkasnya. 

 

 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru