Home / Politik : ANALISA BERITA

Lawan Politik Identitas dengan Nilai-Nilai Pancasila

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 14 Nov 2022 20:15 WIB

Lawan Politik Identitas dengan Nilai-Nilai Pancasila

i

Ma'ruf Amin, Wakil Presiden

SURABAYAPAGI, Surabaya - Saya meminta bangsa Indonesia mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terutama, di tahun-tahun politik menjelang Pemilu 2024 yang rawan terjadi politik identitas. 

Memasuki periode menuju pesta demokrasi 2024, jadikanlah nilai-nilai Pancasila sebagai lokomotif dalam melawan politik identitas, baik identitas ras, etnis, agama, maupun identitas sosial lainnya.

Baca Juga: Hakim MK Nilai Sejak Pilpres KPU tak Serius

Jangan sampai politik identitas ini merusak keutuhan bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pedoman nilai-nilai untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta tidak saling bertentangan. 

Selain itu, sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam, memiliki pedoman kitab suci Alquran yang salah satu ayatnya berbunyi 'lakum dinukum waliyadin' yang artinya 'bagimu agamamu bagiku agamaku'. 

Jadikan pedoman itu digunakan saat menghadapi perbedaan pilihan partai di Pemilu mendatang.  Karena itu ketika nanti kita menghadapi Pemilu, saya sering mengatakan ya seperti itu kita, kalau agama kita lakum dinukum waliyadin, dalam berpartai lakum partaiukum walana partaiuna, partai anda partai Anda, partai kami partai kami. Jadi akur-akur saja. 

Begitu juga, saat bangsa Indonesia dihadapkan pada pilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden berbeda, agar tidak saling bermusuhan. 

Baca Juga: Ganjar tak Hadir, Sinyal Kuat PDIP Oposisi

Ya begitu juga, lakum capresukum walana capresuna, jadi ini tidak perlu kita berbeda partai, berbeda capres, kemudian kita bermusuhan, saya kira tidak selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia, dan kita sebagai insan Pancasilais sejati, ini saya kira nilai-nilai itu. 

Lebih lanjut, Pancasila merupakan titik temu yang menyatukan bangsa Indonesia semua agama. Karena itu, Pancasila dan agama tidak saling bertentangan dan menegasikan, tetapi justru saling memperkuat. 

Karena itu, saya tidak setuju jika ada yang mempertentangkan memilih Pancasila maupun agama. Menurut saya, seorang Muslim yang baik bisa menjadi Pancasilais, begitu juga seorang Pancasilais juga bisa menjadi Muslim yang baik. 

Baca Juga: Tudingan Politisasi Bansos tak Terbukti, Jokowi Senang

Jadi tidak ada, dua hal bukan sesuatu hal yang dipertentangkan. Ini yang barangkali perlu di-clear-kan sehingga tidak ada lagi orang pilih Pancasila apa Islam, itu saya kira pertanyaan yang tidak betul itu ya.    

(Lewat keterangannya dalam acara Penguatan Pembinaan Ideologi kepada Aparatur Pemerintah Banten di Kantor Gubernur Banten, Serang, pada Senin (14 November 2022).

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU