NasDem, Adem Ayem

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Apr 2023 20:49 WIB

NasDem, Adem Ayem

i

Presiden Joko Widodo bersilahturahmi dengan lima ketua partai politik di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023).

Jokowi Nyatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diawaki Golkar, PAN dan PPP serta KKIR yang dipimpin Partai Gerindra dan PKB Cocok Bersatu. Soal Capresnya Ditentukan oleh Lima Ketua Umumnya 

 

Baca Juga: Bekas Menantu Amien Rais, Jalin Hubungan dengan Anak Vena Melinda

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo menghadiri acara Silaturahmi Ramadan bersama Ketua Umum partai politik pendukung pemerintah di Kantor DPP PAN. Dalam acara tersebut terlihat Jokowi duduk bersila bersama Ketum parpol lain.

Pantauan di Kantor DPP PAN Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 11.28 WIB. Kedatangan Jokowi disambut langsung oleh Ketum PAN Zulkifli Hasan.

Sebelumnya, sudah tiba lebih dulu Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartato hingga Plt Ketum PPP Mardiono. Mereka berdiri menyambut kedatangan Jokowi.

 

Cocok Dua Koalisi Bersatu

Jokowi menjawab pertanyaan apakah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diawaki Golkar, PAN dan PPP serta KKIR yang dipimpin Partai Gerindra dan PKB cocok jika bersatu. Jokowi menegaskan keputusan akhir ada di tangan ketua umum partai politik.

Penegasan Jokowi ini usai ia bertemu kelima pimpinan partai dari dua koalisi.

"Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai," kata Jokowi menjawab pertanyaan kecocokan antara KIB dan KKIR untuk membentuk koalisi besar.

Jokowi menyerahkan keputusan koalisi ke masing-masing partai. Yang terpenting, lanjutnya, bisa membawa kebaikan untuk bangsa.

"Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa, untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik. (Soal nama capres) ke ketua-ketua partai," sambungnya.

Jokowi menegaskan tak ikut dalam pengambilan keputusan ketum-ketum parpol siang ini. Ia menyebut pembicaraan di lantai 3 terkait komitmen keberlanjutan.

"Ya saya senang para ketua partai bisa bertemu, bisa silaturahmi dan ini atas undangan dari Ketua Pan Pak Zulkifli Hasan terhadap semua partai di pemerintah, dalam rangka membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan komitmen kebangsaan dan juga keberlanjutan pembangunan ke depan. Arahnya ke sana," ujar dia.

"Nanti (koalisi besar) ditanyakan urusan itu kepada ketua partai atau gabungan partai yang sudah ada. Jangan ditanyakan kepada saya. Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja," ujarnya.

 

Kesiapan Dua Poros Koalisi

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku sudah ada kesepakatan soal wacana koalisi besar untuk menggabungkan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Pemilu 2024.

Menurut Prabowo, antara KIR yang beranggotakan Gerindra-PKB dan KIB yang berisi PAN-Golkar-PPP memiliki frekuensi yang sama.

"Ada. Ternyata ada (kesepakatan). Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya," kata Prabowo di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4).

Selain itu, menurut Prabowo koalisi besar juga sejalan dengan Jokowi. "Kita sudah masuk timnya Pak Jokowi sebetulnya sekarang. Ya kan?" ujar Prabowo.

Namun Prabowo tak menyebut siapa saja partai yang akan tergabung dalam koalisi tersebut. Ia hanya mengatakan dalam waktu dekat akan menggabungkan koalisi. "Ya nanti kita lihat prosesnya tapi yang pasti komunikasi akan intens," tuturnya.

Termasuk soal konfigurasi capres dan cawapres. Diketahui, KIB punya Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan KIR punya Prabowo serta Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Prabowo mengatakan, peluangnya duet dengan Airlangga di Pilpres 2024 belum dibicarakan antar dua poros koalisi. "Kita belum bicara ke arah situ," singkat Prabowo.

 

Ngerti NasDem tak Diundang

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menduga partainya tak diundang ke rapat Presiden Joko Widodo bersama lima ketua umum partai, karena sudah membentuk Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan. NasDem meski masih berstatus pendukung Jokowi, tidak mempersoalkan tak turut diundang

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan pertemuan Jokowi dengan ketua umum partai bukan pertemuan Koalisi Indonesia Maju. Oleh karena itu, NasDem tidak diundang.

"Hari ini mungkin mereka sedang merancang koalisi besar mau menggabungkan koalisi yang ada. Karena NasDem sudah koalisi, NasDem tidak diikutkan," kata Ali, Minggu (2/4/2023).

Baca Juga: Gerindra dan PKB Resmi Dukung Gus Fawait Maju Pilkada Jember

 

Dugaan NasDem

Ali menduga pertemuan itu untuk membuat koalisi besar menuju 2024. Menurutnya, bisa saja ada peleburan Koalisi Indonesia Bersatu dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Dia berkata NasDem tetap berada di pemerintahan meskipun tak diundang rapat hari ini. Mereka telah berkomitmen mendukung Jokowi sejak Pilpres 2019.

"Kami tetap berada di koalisi pemerintah. Kami dulu juga berjuang sama dengan partai lain mendukung Pak Jokowi di 2019," ucap Ali.

 

Jokowi Diapit Prabowo dan Zulhas

Jokowi bersama petinggi partai kemudian duduk berjejer. Jokowi diapit Prabowo Subianto dan Zulhas. Jokowi duduk ngemper bersama ketum Parpol pendukung. Mereka saling membalas senyum. Terlihat momen keakraban di acara silahturahmi ini.

PAN menggelar acara silaturahmi Ramadan yang menghadirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta ketum-ketum parpol minus tiga parpol pengusung Anies Baswedan, yakni NasDem, PKS, Demokrat. Apa alasan trio parpol pro Anies tak diundang?

"Acaranya silaturahmi bersama Pak Presiden dengan ketum parpol dan keluarga besar PAN, insyaAllah akan dihadiri Pak Jokowi, tentu Ketum PAN Bang Zul, Ketum Gerindra, Ketum PKB, Ketum Golkar, Ketum PPP," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) kata Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto di DPP PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).

 

Pertemuan Khusus dengan Jokowi

Yandri menyebut para tokoh yang diundang akan diagendakan melakukan salat Dzuhur berjamaah. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan khusus para ketum parpol dan Presiden Jokowi di lantai 3 kantor PAN.

"Acara akan diawali dengan sholat Dzuhur berjamaah kemudian akan ada kata pengantar dari Bang Zul sebagai tuan rumah. Setelah itu ada doa dari Gus Miftah dan ada sambutan Pak Presiden," ujar Yandri.

Baca Juga: Abdul Ghofur Maju Calon Bupati Lamongan, Rekom PKB Otomatis Terkunci...?

"Setelah itu nanti Pak Presiden sama para ketum parpol akan pindah ruangan di atas, di lantai 3, akan ada pembicaraan di situ yang akan diikuti Pak Presiden dengan para ketum parpol, yang lain nggak ikut, isi pertemuan belum (tahu)," lanjut Yandri.

Yandri mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum dapat dipastikan hadir. Hal ini lantaran Megawati diketahui sedang berada di luar negeri.

"6 (parpol), karena Bu Mega ada di Jepang atau lagi di luar negeri nggak tahu. Saya nggak tahu diwakilin apa nggak, tapi ini karena pertemuan setingkat ketum parpol, atau diwakili atau ngga saya nggak tahu," ujarnya.

 

Undangan Dapat Restu Presiden

Yandri menyebut trio pro Anies yang menginisiasi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak diundang lantaran tak masuk dalam daftar. Menurut Yandri, yang diundang telah mendapat restu dari presiden.

"Alasannya (PKS, NasDem, Demokrat tak hadir), alasannya mungkin teman-teman sudah tahu kali ya, he-he-he," ungkap Yandri.

"Ya, nggak tahu. pertimbangannya itu kan ini pertemuan yang dirancang oleh beberapa ketum parpol, tentu atas restu Pak Presiden kan, itu yang diundang," imbuhnya.

 

Ketetapan KPU 17 Parpol

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tujuh belas (17) partai politik (parpol), telah memenuhi syarat untuk lolos tahapan verifikasi faktual, sehingga berhak menjadi peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ke-17 parpol itu yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Gerindra, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Keadilan Sejahtera (PKS),

 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai NasDem, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). n erc/jk/cnn/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU