Juni 2023, Inflasi Jatim Capai 0,10 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Jul 2023 15:41 WIB

Juni 2023, Inflasi Jatim Capai 0,10 Persen

i

BPS Jatim. Foto: Diskominfo Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) melaporkan bahwa provinsi Jatim pada Juni 2023 mengalami inflasi bulanan (mtm) sebesar 0,10 persen. Angka tersebut sedikit lebih rendah jika disbanding dengan inflasi nasional yang berada di angka 0,14 persen.

"Namun secara kumulatif kita terlihat sedikit lebih tinggi sebesar 1,24 persen dan secara year on year (YoY) juga terlihat lebih tinggi sebesar 3,52 persen hal ini pengaruhnya bisa terlihat dari gerakan-gerakan harga yang terjadi di tahun 2022," terang Kepala BPS Jatim Zulkipli di Kantor BPS Jatim, Senin.

Baca Juga: Pemkab Probolinggo Alokasikan Rp 2 M untuk Tekan Inflasi

Adapun dari gabungan delapan kota Indeks Harga konsumen (IHK), tujuh di antaranya mengalami inflasi bulanan. Ketujuh wilayah tersebut terdiri dari Probolinggo, Kediri, Jember, Surabaya, Banyuwangi, Madiun dan Malang.

Zulkipli merinci, dari delapan kota IHK tersebut Probolinggo naik sebesar 0,18 persen, Kediri 0,17 persen, Jember 0,14 persen, Surabaya 0,12 persen, Banyuwangi 0,09 persen, Madiun 0,08 persen dan Malang 0,07 persen. Sedangkan Sumenep mengalami deflasi mtm sebesar 0,42 persen.

"Dari delapan kota yang ada di Jawa Timur tujuh kota terlihat mengalami inflasi sedangkan satu kota itu mengalami deflasi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,18 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Malang di angka 0,07 persen.

Lebih lanjut, ia menambahkan, inflasi bulanan di Jatim pada Juni tahun 2023 mencapai 0,10 persen dengan kumulatif 1,45 persen.

Baca Juga: BPS: Impor Beras RI per Januari – Februari 2024 Tercatat 880,82 Ribu Ton

"Jika dipersempit lagi datanya, maka terlihat bahwa kelompok makanan minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,33 persen dengan sumbangan untuk inflasi 0,07 persen, kemudian yang cukup signifikan juga adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,38 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen," terangnya.

Namun sebaliknya, sektor transportasi mengalami deflasi sebesar minus 0,51 persen dengan tekanan terhadap harga sebesar 0,07 persen.

"Beberapa komponen-komponen tersebut sangat berpengaruh dengan kejadian-kejadian yang terjadi di bulan Juni 2023, seperti adanya Hari Raya Idul Fitri, libur sekolah dan Idul Adha, cuaca di wilayah Jawa Timur, masuknya musim tanam dan Gerakan Pangan Murah (GPM) oleh pemerintah," jelasnya.

Maka dari itu, pihaknya memprediksi komoditas-komunitas yang nantinya akan terlihat mengalami kenaikan selama bulan Juli dengan melihat perkembangan sampai dengan bulan Juni 2023 yakni dari kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Rumuskan Strategi Pengendalian Inflasi Agar Harga Pangan Terkendali

"Sementara kalau kita perhatikan sampai dengan bulan Juni 2023, kelompok transportasi yang biasanya mendorong perkembangan harga kita menjadi lebih tinggi, sampai sekarang mengalami deflasi 1,34 persen," ungkapnya.

Zulkipli pun mengimbau kepada para pemangku kepentingan di masing-masing sektor dan wilayah untuk dapat mengendalikan inflasi agar tidak naik hingga akhir tahun 2023.

"Di sisa enam bulan yang tersisa ini, penting bagi seluruh pihak terutama para pemangku kebijakan untuk menjaga bagaimana kelompok makanan, minuman dan tembakau ini tidak kembali mengalami kenaikan harga," pungkasnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU