Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Desak Pemkot Evaluasi Penyebab Over Supply Sampah di Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 26 Jul 2023 19:33 WIB

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony Desak Pemkot Evaluasi Penyebab Over Supply Sampah di Surabaya

i

Aktivitas pengelolaan sampah di Surabaya 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Permasalahan lingkungan khususnya pengolahan sampah menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya. Penumpukan sampah di lingkungan TPS-TPS masih belum juga teratasi,Lebih lebih menggunung melebihi kapasitas di TPA Benowo. 

Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony mendesak agar Pemkot Surabaya serius dalam pengelolaan sampah. Ia juga mendorong agar pengelolaan sampah di kota sekelas Surabaya harus terus memperhatikan lingkungan. 

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

"Diklaim bahwa sampah plastik menurun. Tapi disisi lain, sampah organik naik berlipat. Harus segera dilakukan langkah terukur dalam pengelolaan sampah ini," kata AH Thony, Selasa (25/7) kemarin. 

Menurut AH Thony, persoalan sampah yang seperti ini mestinya sudah selesai untuk ukuran Surabaya. Meskipun indeks  kualitas lingkungan hidup dalam Laporan Pertanggungjawaban wali kota 2022 kemarin dinyatakan baik. "Kenyataannya sampah masih menumpuk di TPA Benowo," katanya. 

Kenyataanya, setiap hari akan ada 1.600 ton sampah yang dikirim ke TPA Benowo. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengklaim bahwa ada penurunan sampah plastik hingga 2 ton per hari. Salah satunya karena diterapkannya aturan bebas kantong plastik di toko modern dan supermarket. 

Sementara dari total 1.600 ton sampah di TPA Benowo, 60 persennya adalah sampah organik dan sisa-sisa makanan. Melimpahnya sampah ini akan menjadi masalah serius jika sistem pengelolaannya manual, tidak maksimal dan tidak uptodate.  Jangan heran jika masih ada penumpukan sampah di lingkungan sekitar. 

Hingga siang, sampah di TPS tidak segera terangkut. Akibatnya, lingkungan dipertaruhkan karena kotor dan bau. Belum lagi masih ditemukan truk pengangkut sampah yang hanya ditutup terpal. Tidak kedap bau dan jorok melintas di sepanjang jalan hingga menuju TPA Benowo. 

AH. Thony mendesak agar Pemkot  segera mengkaji dengan serius pengelolaan sampah di Surabaya. Harus dilakukan evaluasi penyebab over supply sampah di kota Pahlawan. 

Menurutnya penumpukan sampah itu bukan fenomena biasa. Spirit mitigasi lingkungan harus dilakukan setiap saat. Tidak boleh hanya selesai pada tingkat seremoni publik.

Pimpinan DPRD ini mengingatkan bahwa Surabaya tidak boleh terjebak oleh zona nyaman dan merasa puas dengan  penghargaan-penghargaan pusat atas capaian lingkungan di kota ini. Pemkot harus meningkatkan ekspektasi dan target yang jauh lebih baik. 

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Tinjau Pencairan Marbot Musala dan Penjaga Rumah Ibadah

"Pemkot harus punya data yang konkrit akan pengelolaan sampah dan penumpukannya. Harus uptodate dan terpercaya berdasarkan hasil identifikasi yg faktual tentang sumber, jenis, volume sampah dengan detail," tandas Thony. 

Alumnus UGM ini mendorong agar data detail sampah bisa diketahui. Mulai sampah itu milik siapa, dimana, hingga petugas dan DLH melakukan apa. Bahkan  jenis sampah hingga jumlahnya berapa harus detail agar bisa diambil langkah untuk kemanfaatannya. 

Pria asal Bojonegoro ini menyinggung bahwa kerapkali kita sering melihat keberhasilan usaha seseorang itu hanya dari keuntungannya. Tidak memasukkan variabel biaya untuk penghancuran limbah dan sampahnya. "Kalau biaya penghancuran dan hasilnya tak sebanding harus dievaluasi," kata Thony yang mulai mengembangkan teknologi sederhana penghancur sampah. 

Misalnya Surabaya saat ini telah mengadopsi pengelolaan sampah mutakhir. Namun hasilnya tak signifikan harus ditinjau ulang. Dia juga ingin memastikan pengelolaan sampah dengan mengembangkan pemberdayaan 600 bank sampah yang tersebar di seluruh pelosok kampung harus optimal. 

Sejauh ini, keberadaan bank-bank sampah tersebut mampu secara berkelanjutan terus menopang pengelolaan sampah. Thony berharap bank-bank sampah ini makin berdaya dan tidak malah mandek. "Intinya kalau sistem yang dipilih antara hasil dan biaya penghancuran limbahnya tidak sebanding, ya perlu di evaluasi. 

Yang tercanggih adalah Pemkot Surabaya bersama pihak ketiga telah mengembangkan pengelolaan sampah di TPA Benowo untuk diolah menjadi listrik. Ribuan ton sampah itu diubah menjadi listrik. Inilah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) yang dikembangkan di Surabaya. 

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Pengelolaan sampah bersama pihak ketiga itu akan menghasilkan listrik dengan kapasitas besar. Hingga saat ini, Wakil Ketua DPRD ini menantikan nilai manfaat dari PLTS di Benowo ini. "Masyarakat tentu akan menantikan inovasi yang luar biasa ini," katanya. 

Namun AH Thony seperti mendapat fakta berkebalikan. Pengembangan PLTS di TPA Benowo terpengaruh dengan jumlah sampah Surabaya disebut defisit sampah. Tapi sekarang kenyataanya sampah menumpuk. Logikanya ada proses penghancuran yang belum maksimal. 

Khusus untuk penghancuran sampah ini, Pemkot telah melibatkan masyarakat untuk untuk membantu proses pengolahan dan penghancuran sampah. Masyarakat dilibatkan dalam pembuatan kompos. Semua harus bergerak menanggulangi sampah. 

Khusus TPA Benowo, Thony masih ingat penumpukan sampah di Benowo menjadi polemik karena menimbulkan bau. Bahkan tuan rumah piala dunia kelompok usia menjadi pertaruhan juga. Sebab bau itu disebut sampai Gelora Bung Tomo (GBT). Tidak perlu saling menyalahkan. Saat ini sudah  berhasil dilakukan langkah antisipatif. 

AH Thony terus mendesak agar Perda sampah benar benar diterapkan. Agar semua persoalan sampah menjadi jelas.  Hal terkait sampah mulai dimana, seberapa, oleh siapa sampah-sampah itu bisa dihancurkan dan dimanfaatkan. Semua terkait pengelolaan sampah ini harus terukur. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU